Min Pov
"Hoi!! Kau masuk sini sebab apa?" soal salah seorang dari mereka sambil mencekak pinggang. Badannya 2 kali ganda besar dari tubuhku.
Soalannya aku hiraukan, mata lebih ralit melihat sekeliling sel. Lubang-lubang atau jalan yang boleh aku gunakan untuk melarikan diri.
"Kalau kau dapat keluar dari sel nipun belum tentu kau boleh keluar dari penjara ni.." ujar seorang lagi dengan senyuman sinis. Mungkin dapat membaca perbuatan aku.
Tidak aku endahkan juga, bagiku lebih baik berdiam diri dan bertenang, sibuk berperang mulut bukan jalan untuk aku dapat keluar dari sini.
"Aku tanya kau!" soal yang lain pula.
"Kau yang bunuh Park Ji Wong kan..." salah seorang bersuara. Aku melihat kearahnya yang menarik minatku.
"Salah satu calon presiden next election tu...."seorang lagi bermuka pura-pura terkejut.
"Hebat kau, lepasni bunuh presiden pulak ke?" salah seorang lagi bertepuk tangan girang.
Yang lain turut bertepuk tangan dengan kuat.
"Diamlah!" Aku menjerit kuat. Hinggakan semua mendiamkan diri.
"Bukan aku yang bunuh..." ujarku perlahan tapi aku yakin mereka dengar.
Mereka kembali duduk di tempat masing-masing sambil mata kerap melihat kearahku.
Aku jadi tak senang duduk.
.....skip.....
Jimin Pov
"Hyung Sik-ah...." Tubuh si kecil aku gerakkan dari tidurnya perlahan-lahan.
"Tuan, nanti dia menangis...."
"Uwaaaaa....uwaaaa..." Hyung Sik sudah melalak sebelum sempat babysitternya menghabiskan kata.
"Anak appa dah bangun..." Hyung Sik aku ambil dan dukung.
Punggungnya aku tepuk lembut seperti mendodoikannya.
Terus reda tangisan Park Hyung Sik.
"Cepatnya dia berhenti menangis..." Babysitter Hyung Sik tersenyum kearahku.
"Mestilah, appa dia..." ujarku bangga.
"Puan pun susah nak redakan tangisan Hyung Sik.." tambahnya.
Aku hanya tersenyum sambil mata merenung ke dalam anak mata bulat milik Hyung Sik.
'Sebab dia kenal appa dia, lebih dari eomma dia.' balasku di dalam hati.
"Hyung Sik dah mandi belum?" soalku pula.
"Belum, tengah sediakan pakaian dan lampin dia dulu...air panas dah sedia..." balasnya.
"Kalau macam tu biar saya mandikan, dah lama saya tak mandikan Hyung Sik." ujarku lagi.
Pakaian Hyung Sik aku tanggalkan semuanya, tinggal lampin pakai buang saja yang akan dibuang terus di dalam tong sampah di dalam bilik air.
Laju tubuh si kecil aku dukung ke dalam bilik air, besen besar khas untuk memandikan Hyung Sik sudah tersedia bersama air panas.
Suhu air aku periksa sebelum Hyung Sik dimasukkan ke dalam besen tersebut. Hyung Sik berbunyi nyaring tanda dia benci untuk mandi sekarang, baru bangun tidur dah kena mandi, siapa tak marah.
"Appa mianhae..." ucapku perlahan-lahan. Rasa hiba aku tahan sebaiknya.
"Sebut ap-pa..ap-pa......ap-pa" Sambil aku memandikan Hyung sambil panggilan tersebut aku ulang beberapa kali, aku mahu Hyung Sik boleh memanggil appa secepatnya, sekurang-kurangnya semasa aku masih berada di sampingnya.
YOU ARE READING
Dragon High
ActionAnnyeong haseyooo.... I'm back, ni sambungan Gangster High. Kenapa Dragon High, kenapa bukan Gangster High 2?! Jawabannya : continue reading, author ada letak sinopsis or appetizer orang panggil. N cerita ni lebih banyak fresh idea dan fresh cream...