Prolog

12.1K 334 5
                                    

XXXXX

*
*
*

Sore itu hujan mengguyur pinggiran desa di salah satu provinsi yang terkenal akan produksi besi dan bajanya. Salah satu kecamatan yang terbelakang, nyaris tidak tersentuh oleh pemerintah setempat karena begitu banyak cerita mistis yang melingkupi daerah itu. Mereka enggan berurusan dengan kecamatan itu jika bisa menghindarinya.

Seorang pemuda berpakaian semi-formal berdiri di samping sebuah makam yang masih merah dan basah. Mengabaikan pakaiannya yang sudah basah kuyup dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pemuda itu menggeleng lemah. Tidak sampai hati memandang nama yang tercetak di nisan putih itu. Nama yang beberapa tahun ini membuatnya mendamba dan berharap, bahwa kelak mereka akan hidup bersama membentuk sebuah keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Tapi, niat itu kandas bahkan sebelum dia mengatakan pada sang gadis pujaan yang sekarang sudah terkubur dalam perut bumi. Dia ingin berteriak marah pada Tuhan, tapi itu tidak mungkin. Apa yang akan berubah? Walaupun dia berteriak hingga pita suaranya putus, walaupun dia menangis hingga air matanya kering, gadis itu tidak akan kembali. Bumi sudah merangkulnya dengan abadi. Tak bisa dia raih lagi.

"Istirahatlah dengan tenang, Yuli. Al-fatihah..."

Pemuda itu memanjatkan doa untuk sang gadis. Menahan agar air matanya tidak tumpah. Dia pernah mendengar, bahwa orang yang sudah meninggal akan merasakan kesusahan jika ada yang menangisinya di dunia. Maka pemuda itu tidak boleh menangis.

Setelah hari beranjak senja, pemuda itu meninggalkan pemakaman. Bukan karena dia terpengaruh dengan cerita masyarakat sekitar tentang bagaimana horornya daerah itu setelah waktu maghrib.

"Aku harus terus melangkah. Walaupun berat, aku tidak boleh putus asa. Lebih baik aku meninggalkan tempat ini dan mencari kehidupan yang baru. Semoga aku bisa..."

Si pemuda masuk ke sebuah mobil yang dia perkirkan jauh dari makam. Dia menghela nafas dan mematikan AC mobil. Dia sudah kedinginan karena bajunya yang basah.

"Selamat tinggal, Cikerai..."

Tbc

3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang