XXXXX
*
*
*Episode 27
---
Daisy terus berlari dengan sekuat tenaga. Meskipun tubuhnya masih lemah, dia tidak boleh menghentikan langkah. Jika dia berhenti, maka dia akan benar-benar mati. Menghapus air matanya dengan serampangan, Daisy terus berlari. Masih memakai pakaian rumah sakit, beberapa orang melirik ke arahnya. Barangkali heran, ada pasien kabur. Tapi toh mereka tidak peduli dan membiarkan Daisy dengan pelariannya. Dia tidak tahu harus pergi kemana. Tidak mungkin pulang karena kakeknya pasti...pasti akan....
"Hiks...aku tidak mau pergi...aku tidak mau pergi..."
'bruk'
Tubuh Daisy langsung terjatuh di trotoar. Dia mendongak, memandang siapa yang sudah dia tabrak. Tatapan matanya yang kabur membuat Daisy tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi entah kenapa, dia mengenal cengiran menyebalkan itu.
"Astaga, kamu lagi?" Ucap orang itu, seolah bertemu dengan Daisy adalah sebuah kesialan.
Dengan susah payah Daisy berdiri, menyingkirkan debu dari belakang celananya, "apa yang kamu lakukan di sini?" Tanyanya pada orang yang sudah dia tabrak.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Lihat dirimu..." Orang itu menunjuk Daisy dari atas sampai bawah, "...kamu pasien rumah sakit yang kabur. Kenapa kabur? Tidak bisa membayar tagihan?"
Ingin sekali Daisy menampar mulut orang itu. Tapi dia tidak memiliki tenaga lebih.
"Aku tidak punya waktu debat denganmu, Joshua."
Daisy kembali melangkah. Kali ini dia tidak berlari, demi menghemat tenaga. Lagipula dia yakin sudah tidak ada yang mengikuti. Ah, salah. Masih ada yang mengikutinya, satu orang. Joshua.
"Apa yang terjadi padamu?" Tanya cowok itu, menyeimbangkan langkahnya dengan Daisy.
"Bukan urusanmu," sinis Daisy.
Joshua berdecak, "kamu memang orang judes ya?"
Daisy tidak repot-repot menjawab pertanyaan konyol itu.
"Sebenarnya kamu kabur dari siapa?" Tanya Joshua lagi, tak peduli dengan ketidakacuhan Daisy.
Daisy celingukan kesana-kemari, memastikan jika dirinya benar-benar tidak ada yang mengejar. Kali ini dia yakin dan berbalik menatap Joshua. Dia tersenyum lebar hingga membuat Joshua curiga.
"Ada apa dengan senyuman itu?" Tanyanya.
"Kamu punya uang?" Tanya Daisy.
Kening Joshua berkerut tidak mengerti, "tentu saja aku punya. Kenapa?"
Daisy mendesah lega. Setidaknya dia mempunyai ongkos, meskipun dia tidak memiliki tujuan. Dia tidak punya teman...tidak ada yang mau berteman dengannya karena masalalu Daisy.
"Boleh aku pinjam buat ongkos taksi? Aku mau ke--" mata Daisy membelalak ketika melihat empat pria bersetelan resmi yang sedang mencari sesuatu --seseorang--.
Tidak. Daisy kenal orang-orang itu. Suruhan kakeknya.
"Joshua, tidak ada waktu, tolong pinjami aku uang, demi keselamatanku..."
"Itu dia!" Daisy mendengar salah seorang dari pencarinya berseru.
Beberapa detik kemudian, Daisy sudah terkepung. Satu orang menahan kedua tangannya. Daisy berontak, "lepaskan aku!!!" Teriaknya. Orang-orang yang berlalu-lalang tidak berani mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomanceSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...