XXXXX
*
*
*Episode 28
---
Daisy menatap hampa pintu rumah yang ada di depannya. Di ambang pintu itu sekarang tertulis 'Di Kontrakan'. Dia tidak tahu kemana perginya Syarief. Dia dengan susah payah bisa kabur dari kejaran orang-orang bayaran kakeknya. Yeah, berkat bantuan Joshua. Bahkan cowok itu yang mengantar Daisy ke sini. Sekarang Joshua tengah bersandar pada tiang rumah, memperhatikan Daisy dengan kening berkerut. Berniat mengajukan kritik, namun dia juga ragu. Daisy terlihat sangat sedih dan putus asa, seolah gadis itu tahu kapan malaikat maut menjemputnya.
"Mas Syarief pindah kemana..." Lirih Daisy dengan mata berkaca-kaca. Tidak tahu harus mencari kemana lagi. Padahal, cuma pria itu yang bisa memberinya semangat hidup. "Hiks..." Daisy menangis.
Joshua mendesah, tidak tega juga melihat gadis itu menangis. Dia mendekat, menepuk-nepuk bahu Daisy, "memangnya begitu berarti ya cowok itu buat kamu?"
Daisy tidak menjawab. Terus menangis. Terus menutupi wajahnya. Dia merasa seseorang baru saja membuat lubang hitam di hatinya, pergi dan membiarkan lubang itu tetap utuh.
"Kamu masih mau menangis terus? Ayolah, cowok itu udah pergi karena dia gak suka sama kamu," ujar joshua frontal, dia memang tidak pernah suka melihat orang cengeng, sekalipun orang itu seorang perempuan. Baginya, pantang untuk siapapun menangis.
Menangis itu suatu aib.
Daisy menarik nafas panjang. Berusaha menghentikan tangisannya, menggigit bibir, dia celingukan, berharap menemukan orang yang bisa dia tanyai.
Tidak ada orang. Ini memang sudah larut malam. Salahnya juga...
Daisy menunduk, memandang sandal rumah sakit yang masih melekat di kakinya. Dia juga masih memakai pakaian rumah sakit. Tidak ada waktu untuk berganti baju. Lagipula Daisy kabur dengan tidak membawa apa-apa, termasuk uang. Untungnya dia bertemu Joshua, meskipun menyebalkan, paling tidak cowok itu mau membantu.
"Aku yakin mas Syarief akan kembali..." Kata Daisy, parau.
Joshua mendesah, memutar matanya, "yang benar saja. Dia pergi. Apa kamu tidak sadar juga? Come on, Daisy! Wake up!" Seru cowok itu berapi-api.
Daisy memelototinya.
"Hei, don't be stupid, okay? Kamu cantik, mudah saja mendapatkan cowok manapun," kata Joshua lagi.
Daisy menggeleng, "aku cuma mau dia, Josh."
Joshua mengacak-acak rambutnya, memandang Daisy dengan frustasi. Dia tidak mengerti, kenapa di zaman sekarang masih ada manusia seperti Daisy yang anehnya minta ampun. Untuk apa mengejar laki-laki yang jelas sudah menjadi milik orang lain dan yang pasti menolak kita? Oh.. Joshua pusing.
"Jangan buang-buang waktu," kritik Joshua.
Daisy menggeleng, dia tidak merasa membuang-buang waktu. Syarief memang layak untuk di perjuangkan. Dia hanya membutuhkan waktu yang ternyata tidak sebentar. Dia yakin, cepat atau lambat Syarief akan menerimanya...
Daisy yakin.
"Jadi sekarang kamu mau pulang? Kita tidak mungkin tetap tinggal disini kan? Nanti warga pikir kita maling," sinis Joshua.
"Kalau aku pulang, Kakek akan membunuhku. Kamu tahu sendiri gimana orang-orang itu memaksaku pulang," ujar Daisy.
"Mau pulang ke rumahku?" Tawar Joshua begitu saja, dia bahkan kaget dengan ucapannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomanceSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...