37

5.3K 212 22
                                    

XXXXX

*
*
*

Episode 37

---

Joshua menoleh ke arah Daisy yang berdiri gugup di sampingnya. Wajahnya masih pucat. Namun gadis itu ngotot untuk segera keluar dari rumah sakit dan menyeret Joshua ke tempat antah berantah ini. Mengenakan topi rajut warna jingga sebagai penutup kepala, Daisy mengangguk pada cowok di sebelahnya, memberi semangat. Padahal Daisy yang sebenarnya membutuhkan itu.

"Kita ketuk?" Bisik Daisy mulai gugup lagi, "ini sudah malam..."

Joshua memutar matanya, "lalu kamu mau pulang setelah jauh-jauh aku mengemudi?" Desisnya jengkel.

Daisy menggigit bibir.

"Okay, kalau kamu tidak siap. Kita bisa pulang atau mencari penginapan di sekitar sini," ujar Joshua sejurus kemudian.

"Tidak usah, Josh. Aku pikir, makin cepat makin baik, bukan begitu?"

Joshua menatap lekat gadis itu. Entahlah, dia merasa ucapan Daisy mengandung makna ganda yang tidak dia pahami. Seolah gadis itu tahu kapan waktunya dia mati. Oke, Daisy sakit. Tapi dengan metode pengobatan zaman sekarang, bukankah sembuh itu bukan hal mustahil? Meskipun sampai saat ini Joshua tidak tahu apa penyakit yang di derita Daisy.

"Biar aku saja yang ketuk. Ini belum jam sebelas malam lagipula," cetus Joshua.

Tok tok tok.

"Spada...permisi...!!" Seru Joshua.

"Assalamualaikum," bisik Daisy memberi saran. Joshua mendelik padanya.

"Salamlikum...!!" Seru Joshua kemudian.

Daisy mendesah.

"Walaikumsalam," sahut suara seorang wanita, dan pintu terbuka. Anna, wanita itu menatap Daisy dengan raut datar.

"Mbak..." Sapa Daisy.

Anna menatap Joshua, cowok itu menggaruk rambutnya. Merasa gugup dengan tatapan tajam Anna.

"Err...boleh aku ketemu mas Syarief?"

"Ada apa? Kamu datang malam-malam begini dan mencari suamiku?" Desis Anna.

Daisy menggeleng, "sebenarnya aku juga ingin bicara dengan mbak. Kalian berdua, aku mohon?"

Anna bergeming.

"Kami sudah jauh-jauh datang kemari, tolonglah temanku ini, mbak," ujar Joshua.

Anna menghembuskan nafas panjang, "baiklah. Silahkan masuk kalau begitu."

Daisy dan Joshua masuk, memandang sekeliling ruangan dengan gugup. Well, cuma Daisy yang gugup. Joshua lebih ke tidak peduli lagi.

"Duduk, aku akan panggil mas Syarief."

Daisy mengangguk, menarik tangan Joshua hingga cowok itu juga duduk di sampingnya. Daisy mengabaikan delikan tajam Joshua.

Beberapa saat kemudian, Syarief dan Anna datang. Syarief tidak terlihat terkejut melihat kunjungan Daisy. Jelas saja, Anna yang memberitahunya.

Syarief tersenyum dan duduk di kursi berseberangan dengan Joshua, sementara Anna duduk di sampingnya. Enggan untuk mengatakan apapun. Dalam hati dia sangat marah. Tapi dia tidak mungkin marah-marah di saat seperti ini.

"Kamu sudah keluar dari rumah sakit, Daisy?" Tanya Syarief.

Daisy tersenyum, "sudah Mas. Aku baik-baik saja, jadi tidak ada gunanya aku tetap menginap di sana. Tidak betah," ujarnya.

3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang