XXXXX
*
*
*Episode 17
---
Anna terdiam di tempatnya. Dia baru saja selesai menidurkan Salman. Sekarang dia berdiri di ambang pintu depan, di mana suaminya tengah duduk termenung. Anna tahu jika sang suami memiliki beban pikiran. Dia ingin bertanya, tapi sesungguhnya dia juga takut mendengar jawabannya. Entah kenapa, dia selalu merasa bahwa sebenarnya Syarief masih memikirkan Daisy diam-diam...
Kemudian Syarief menoleh dan tersenyum ketika melihat Anna di sana, "kenapa cuma berdiri di situ? Ayo duduk sini," ajaknya, menepuk tempat kosong di sebelahnya.
Anna beranjak, duduk di sebelah Syarief. Memandang ke depan di mana kebanyakan anak-anak bermain satu sama lain. Mereka pindah keluar kota. Mereka pindah jauh dari tempat tinggal Anna. Tapi dia tidak keberatan. Selama ketenangan kembali menyapa keluarganya, dia akan lakukan apapun itu. Meskipun suaminya mengajaknya ke planet lain, dia akan ikut.
Tapi firasatnya tetap saja terus merasa gelisah...
"Apa yang kamu pikirkan?" Celetuk Syarief.
Anna mengerjap, "kenapa mas bertanya begitu?" Padahal menurutnya pertanyaan itu lebih cocok di tujukan pada suaminya alih-alih padanya.
Syarief menekan bagian di antara kedua mata Anna, "ini berkerut, artinya ada sesuatu yang kamu pikirkan."
Anna menggigit bibirnya, menyingkirkan tangan Syarief dari wajahnya.
"Tidak mau berbagi?" Seloroh Syarief.
Anna mendesah, "tidak ada, mas. Aku tidak memikirkan banyak hal. Aku cuma...yah, aku sedang berpikir bagaimana caranya membuat keluarga kita tidak kekurangan," elaknya.
Syarief tersenyum, tahu jika Anna tidak sepenuhnya jujur. Tapi dia memutuskan untuk diam.
"Tidak perlu begitu. Karena itu tanggungjawab mas."
"Tapi, mas..."
"Anna, kamu percaya Mas, kan?" Sela Syarief.
Anna mengangguk lemah.
"Oleh karena itu kamu tidak perlu risau. Selama mas masih bisa berdiri, mas akan selalu berusaha."
"Terima kasih, mas..."
"Asalkan kamu tetap percaya, itu sudah cukup buat mas, Anna."
---
Daisy pulang dengan wajah sendu. Ini sudah seminggu dia terus datang ke rumah Syarief. Tapi rumah itu kosong. Beberapa tetangga berkata keluarga itu pindah. Namun tidak ada yang tahu kemana. Daisy bahkan sudah ke sekolah tempat Syarief mengajar, tapi tidak ada yang tahu di mana pria itu.
Daisy sakit.
Daisy merebahkan diri di sofa panjang ruang tamu rumahnya. Menghela nafas panjang dan berpikir kemana lagi dia harus mencari. Dia sudah berganti nomor agar bisa menelpon Syarief. Tapi sial, nomor pria itu sudah tidak aktif.
Rasanya Daisy semakin sekarat saja.
"Sedang apa kamu?" Tanya sebuah suara dengan nada dingin.
Daisy buru-buru duduk, menatap mata kakeknya yang balas menatapnya dingin. Sikap kakeknya berubah sejak kedoknya di ketahui. Daisy tahu dia yang bersalah. Dia merasa dejavu, kakeknya pernah bersikap seperti ini ketika dia kecil...
"Aku baru pulang. Kakek butuh sesuatu?" Tanya Daisy, berusaha bersikap biasa.
"Tidak." Michael beranjak pergi. Mengabaikan cucu kesayangannya, paling tidak sebelum dia tahu jika cucunya mencintai suami orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomansaSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...