XXXXX
*
*
*Episode 05
-----
Syarief memandang wajah Anna yang tidur di sampingnya. Timbul perasaan semakin bersalah pada wanita itu. Dia ingin jujur, tapi sekali lagi, dia takut Anna akan menanggapi masalahnya dengan cara salah. Walaupun selama ini Anna sudah membuktikan diri sebagai istri yang baik dan pengertian. Tapi, prihal Daisy, Syarief tahu itu tidak mudah. Gadis muda itu sangat berani. Dia malah takut suatu hari Daisy akan nekat datang ke rumahnya, mengingat bagaimana keras kepalanya gadis itu.
"Ya Allah... hamba mohon kuatkan rumah tangga kami dan jauhkan hal-hal yang menimbulkan kehancuran untuk keluarga kami, aamiin."
Syarief memejamkan matanya, membaca do'a dan berusaha melupakan sejenak apa yang mengganggu pikiran dan hatinya. Dia butuh istirahat.
Keesokan harinya, selepas sholat subuh, Syarief membantu Anna membereskan rumah, selagi sang istri menyiapkan sarapan, Syarief mengambil tugas untuk menyirami tanaman di halaman rumah yang tidak terlalu luas.
"Abi...!!!"
Salman datang dan memeluk kaki Syarief.
"Anak abi sudah bangun rupanya," ujar Salman sambil membenahi rambut putranya yang masih berantakan, "sudah mandi?"
Salman mengangguk, "sudah, Abi. Sudah wangi juga," kata bocah itu.
Syarief tertawa, "sekarang masuk dan bantu Umi di dapur, ayo sana."
"Siap, Kapten!" Salman berlari memasuki rumah.
Syarief tersenyum geli dan menggeleng, "anak itu bertingkah berlebihan, aku yakin dulu tidak seperti itu," gumamnya, kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Setelah semua tanaman tersiram, Syarief masuk ke dalam rumah. Sarapan juga sudah siap. Anna sedang berusaha mengendalikan Salman yang melompat-lompat di samping meja, anak itu kelewat hiperaktif. Tanpa mengatakan apapun, Syarief membopong putranya dan duduk di sana.
Anna mendesah, mendelik galak pada Salman, "Umi tidak suka itu, Salman."
Salman diam.
"Dengerin kata-kata Umi," tambah Syarief.
Salman mengangguk, cemberut lalu menunduk.
Anna duduk di sebelah Syarief, "Abi mau makan sekarang?"
"Abi sudah lapar," kata Syarief, menyunggingkan senyum.
Anna terkekeh dan mulai mengambilkan nasi goreng juga telor untuk suaminya.
"Salman mau makan juga? Atau minum susu?" Tanya Anna lembut.
Salman masih menunduk, tidak berani mengangkat kepalanya karena takut di marahi oleh Abi dan uminya lagi.
Anna mendesah dan mengambil alih Salman dari Syarief, "Salman marah sama Umi?"
Salman menggeleng, masih menunduk.
"Kalau gak marah, kok diem aja?"
Salman mendongak menatap wajah Anna dengan takut-takut. Anna tersenyum dan mengusap kepala anaknya dengan lembut, "Umi sama Abi kan sayang Salman. Jadi, Salman jangan nakal ya..."
Salman mengangguk, mencebik.
"Kita makan?"
"Mau susu," bisik Salman.
Anna tersenyum dan memberikan susu untuk Salman.
-----
"Abi tidak ada seminar?" Celetuk Anna, dia duduk di sebelah Syarief yang sedang menonton berita di televisi, sementara Salman bermain mobil-mobilan di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomanceSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...