XXXXX
*
*
*Episode 35
---
Syarief memandang Anna. Meminta wanita itu untuk mendekat ke arah ranjang. Anna menarik nafas panjang dan mulai mendekat, masih menggandeng tangan Salman. Bocah itu awalnya menolak dengan gelengan kepala yang kencang, dia takut. Tapi, setelah mendapat keyakinan bahwa tidak ada yang perlu di takuti, dia mau melangkah mendekat.
Daisy masih tidak sadar. Katanya masih dalam pengaruh obat bius yang di berikan dokter karena gadis itu mengalami kejang-kejang. Rena menggigit bibirnya, berusaha untuk tidak menangis.
"Mungkin sebentar lagi dia bangun..." Lirih wanita itu, matanya tidak lepas dari Daisy.
Anna diam. Tidak tahu harus bicara apa. Kemudian dia merasa tangannya di genggam kuat. Ketika dia mendongak, Syarief masih memandang ke arah Daisy. Namun genggaman itu tidak mengendur, seakan pria itu mau memberikan keyakinan.
Anna percaya, sungguh. Tapi kadang hatinya khawatir sehingga timbul pikiran yang menyesatkan.
"Apa...dia akan sembuh?" Bisik Syarief.
Rena mendesah, "dia harus sembuh." Penuh penekanan.
Anna bisa memahami perasaan wanita itu. Ibu mana yang tahan melihat kondisi anaknya seperti ini? Tapi dia juga masih tidak bisa melupakan rasa kesalnya pada wanita itu karena kunjungannya beberapa hari lalu. Rena adalah salah satu orang yang membuat Anna tidak bisa hidup damai.
"Semoga lekas sembuh," kata Syarief.
Salman merengek, mungkin ketakutannya sudah tidak tertahankan lagi.
"Abi...pulang..." Rengek bocah itu.
"Salman, tunggu sebentar lagi ya?" Bujuk Syarief.
Salman menggeleng kencang, siap menangis.
"Ummi temenin keluar yuk, nanti saja kita pulangnya, ya..." Sekarang gantian Anna yang membujuk.
Salman mengangguk, meskipun ekspresinya masih tampak kesal.
"Aku keluar dulu," kata Anna pada Syarief.
"Hati-hati," sahut Syarief.
Anna menuntun Salman keluar kamar. Sebenarnya dia merasa khawatir meninggalkan suaminya sendirian di kamar itu dengan dua wanita menyebalkan di sana. Tapi mau bagaimana lagi? Dia juga tidak bisa memaksa pulang...
Anna menemani Salman ke taman yang ada di bagian belakang rumah sakit.
Sementara di kamar...
"Maaf sudah merepotkan, membuat kalian datang jauh-jauh kemari," ujar Rena.
Syarief mengangguk, "sebenarnya saya penasaran, bagaimana ibu bisa tahu alamat rumah saya..."
Rena tersenyum minta maaf, "saya terpaksa. Di bantu Papa, sebenarnya itu mudah saja, sekali lagi, maafkan saya. Saya cuma mau..." Wanita itu menatap Daisy dan tidak melanjutkan ucapannya. Tapi entah bagaimana, Syarief paham.
"Agus menelpon. Tapi saya..."
"Saya mengerti, Syarief. Saya juga sangat paham kenapa kamu tidak datang. Ada perasaan yang harus kamu jaga..."
Syarief tersenyum lemah.
"...saya pernah berada di posisi seperti itu. Orang tua saya bercerai karena...Papa selingkuh. Hal itu baru saya ketahui setelah saya remaja. Padahal saya cukup akrab dengan wanita itu..mungkin saat kecil, saya masih tidak memahami masalah orang dewasa. Mama saya menderita, saya juga ingat dia banyak melamun dan menangis karena pengkhianatan yang di lakukan papa. Tapi kemudian Mama juga bahagia setelah menikah dengan Papa Michael," kenang Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomanceSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...