18

3.1K 175 25
                                    

XXXXX

*
*
*

Episode 18

---

Syarief mondar-mandir di luar kamarnya sendiri. Cemas dan bingung. Tidak tahu harus berbuat apa. Mendapati Daisy di depan pintu kontrakannya saja dia sudah sangat kaget. Di tambah dengan pingsannya gadis itu. Syarief nyaris berteriak histeris.

Seorang bidan di panggil ke rumah oleh pak Amin, pemilik rumah kontrakan yang kebetulan sore tadi sedang lewat. Daisy di bawa masuk ke kamar. Ada Anna dan bidan di sana. Mau masuk, Syarief merasa tidak enak hati. Dia bingung. Dia juga harus memikirkan perkataan jenis apa yang akan dia katakan pada Anna sebagai penjelasan atas kunjungan Daisy yang tidak dia ketahui ini.

Darimana gadis itu memperoleh alamatnya yang baru?! Syarief tidak tahu.

Ujung kaos Syarief di tarik. Pria itu menunduk dan melihat putranya tengah berdiri bingung. Syarief memaksakan sebuah senyum, "kenapa? Salman butuh sesuatu?" Tanyanya sembari berjongkok.

Salman menggeleng, "apa tante itu mati?"

Syarief terperanjat, "tidak segawat itu, kok. Kamu tenang aja ya..." Katanya.

Setelah itu bidan keluar, di ikuti Anna yang tidak berekspresi. Membuat Syarief justru khawatir.

"Bagaimana keadaannya, Bu?" Tanya Syarief, dia pikir, nanti saja bicara dengan Anna. Dia mau tahu keadaan Daisy lebih dulu.

Wanita paruh baya itu tersenyum, "dia cuma kelelahan. Sepertinya dehidrasi juga, istirahat dan minum yang cukup juga sudah bakal sehat lagi."

"Alhamdulillah..." Lirih Syarief.

"Mari Bu saya antar," ajak Anna tidak sabar, dia tidak menatap suaminya dan mengantar Bu bidan sampai ke depan pintu. Salman mengekor di belakang.

Syarief berdiri di ambang pintu kamar. Daisy sudah sadar, dia duduk di ranjang, bersandar pada dinding. Tatapannya kosong dan terlihat lelah.

Syarief berdehem.

Daisy mendongak, tersenyum memandangnya, "mas..."

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Syarief yang masih berdiri di tempatnya.

Daisy mengangguk, tersenyum lemah, "aku memaksakan diri. Aku capek sih nyari-nyari mas di mana..." Keluhnya.

Syarief tidak menjawab.

"Kenapa mas pindah? Apa karena...aku?" Tanya Daisy.

Syarief baru akan membuka mulutnya untuk menjawab. Tapi Anna sudah kembali, dia berdehem keras sekali.

"Istirahat saja di sini dulu. Kalau sudah lebih baik, kamu boleh pulang," ujarnya ketus.

Daisy tersenyum, "makasih, mbak."

Anna mendengus, dia menatap Syarief, "kita butuh bicara, mas." Tegas.

Syarief mengangguk, "baiklah." Dia beralih memandang Daisy, "istirahat, Daisy." Katanya.

Daisy mengangguk riang, merebahkan diri dan mulai memejamkan mata.

"Ayo kita bicara, Anna."

Syarief dan Anna bicara di ruang makan, membiarkan Salman bermain kembali dengan ikan-ikannya.

"Aku tidak akan tanya kenapa dia sampai ke sini. Aku cuma mau tahu apa yang akan mas lakukan karena masalah ini? Dia keras kepala hingga nekat datang," ujar Anna.

3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang