XXXXX
*
*
*Epilog
---
Katanya cinta itu indah.
Katanya cinta itu anugerah.
Katanya dan banyak katanya lagi...
Ah aku tidak mengerti lagi...Anna mendengus, menutup buku yang dia temukan di kamar Salman. Buku itu terbuka di atas meja belajar. Sebagai seorang ibu, dia penasaran apa saja yang di kerjakan putranya.
"Astaghfirullah, ummi..." Keluh Salman, dia baru pulang sekolah, berniat masuk ke kamar untuk ganti baju. Tapi malah menemukan ibunya.
Anna mendelik pada remaja di hadapannya, "salamnya mana, Salman?"
Salman nyengir, menggaruk celana abu-abunya dengan gugup, "assalamualaikum..." Remaja itu meraih tangan Anna dan menciumnya.
Anna mendesah, "walaikumsalam."
"Apa yang ummi lakukan di kamarku?"
"Tidak ada," jawab Anna.
Salman memandang tak percaya, "ummi pasti nyari-nyari rahasiaku, iya kan?"
Anna mendengus, "jangan suudzon sama ummi."
Salman menggaruk rambutnya, "maaf."
"Yasudah, kamu ganti baju dulu, nanti makan, ummi masak sosis goreng kesukaan kamu."
"Ummi, itu makanan kesukaan waktu zaman bocah!" Seru Salman.
"Bagi ummi, kamu tetap bocah, Salman."
Salman menggerutu.
Anna menepuk lengan Salman sebelum keluar kamar.
Salman mendesah lega, "sepertinya ummi tidak menemukan bu--oh tidak!" Ketika dia melihat buku yang seharusnya tidak di temukan Anna malah tergeletak di kasur, "Ummi...!!!"
Anna yang sudah ada di dapur, cuma menggeleng mendengar raungan putus asa itu.
Syarief masuk, menenteng gelas tehnya yang sudah habis, "kenapa lagi dia?"
"Biasa, Mas. Aku gak sengaja nemuin--"
Salman datang, mendelik ganas, "Ummi jangan bongkar-bongkar bukuku, dong. Itu privasi!"
"Salman, jaga bicaramu," tegur Syarief.
"Tapi, Abi..."
"Salman," sela Syarief lebih tegas.
Salman mendesah, "iya iya maaf..."
"Sekarang duduk dan makan. Sudah, jangan merajuk seperti anak kecil begitu," ujar Syarief.
"Iya."
Anna tersenyum tertahan melihat hal itu.
---
"Mas mau pergi?" Tanya Anna.
Syarief mengangguk, "kita sudah bicarakan ini. Mas juga tidak melarang kalau kamu mau ikut, Anna."
Anna menggeleng, "aku tidak ikut, Mas. Aku di rumah saja."
Syarief mendesah, "baiklah. Mas jalan dulu, assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
Beberapa jam mengemudi, Syarief sudah sampai di tempat tujuan. Pemakaman. Memang tidak setiap tahun dia datang ke sini. Tapi...tahun ini, dia ingin datang. Dia sudah mengajak Anna, dia selalu mengajak Anna. Dan istrinya itu juga akan selalu menolak. Syarief tahu bahwa Anna masih belum bisa memaafkan, tapi...
![](https://img.wattpad.com/cover/184589238-288-k170179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomanceSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...