25

3.9K 177 9
                                    

XXXXX

*
*
*

Episode 25

---

Syarief memijit pelipisnya. Dia merasakan sakit kepala hebat jika berkaitan dengan gadis yang duduk di depannya saat ini. Daisy. Gadis itu tersenyum ceria sambil menatapnya, seolah Syarief adalah segalanya bagi gadis itu.

"Kamu masih tidak menyerah juga?" Tanya Syarief dengan nada super lelah.

Daisy menggeleng, "aku gak mungkin nyerah gitu aja. Aku bukan seperti itu, mas."

Syarief mendesah, dia mengerling ke arah pintu rumah yang di biarkan terbuka. Anna marah padanya, Syarief tahu. Syarief menyesal. Dia sungguh tidak bermaksud membuat Anna salah paham dan marah seperti sekarang. Daisy membuatnya...

"Aku akan terus berjuang selama apa yang aku inginkan belum aku dapatkan. Itu adalah aku," kata Daisy lagi.

Syarief memijit pelipisnya lagi, memandang Daisy, tercabik antara takjub juga kesal. Kenapa sih masih ada gadis seperti itu di dunia ini?

"Daisy, mas tekankan, sekali lagi, dan mas harap ini yang terakhir. Sudahi semuanya. Mas capek dengan kelakuan kamu. Mas mau hidup tenang dan bahagia dengan keluarga mas," ujar Syarief.

Daisy menggigit bibirnya, "apa mas serius?" Dia bertanya lirih.

"Mas tidak pernah seserius ini," sahut Syarief.

Daisy diam.

"Dengar, kamu masih muda dan cantik. Mas yakin, kamu akan segera bertemu dengan orang yang tepat, yang akan menerima kamu apa adanya. Mas tidak bisa memberikan apa yang kamu inginkan, Daisy. Mas sudah menemukan kehidupan mas. Kamu juga harusnya mencari kehidupan kamu sendiri. Jangan...jangan mengacau di kehidupan mas. Maaf Daisy."

Daisy masih diam, merenungi setiap suku kata yang Syarief lontarkan padanya. Jangan salah, bukannya selama ini Daisy tidak memikirkan semua itu. Dia selalu memikirkan hal itu sejak dia mencintai Syarief. Dia tahu pria itu sudah berkeluarga. Tapi dia terbiasa berjuang guna mendapatkan apa yang dia maui. Termasuk Syarief.

Apakah salah?

Syarief berdiri, "mas harap, ini adalah yang terakhir. Mas tidak yakin masih akan bersikap ramah seperti ini jika kamu masih juga datang."

Daisy mendongak, menatap pria yang dia cintai sejak pertama bertemu itu. Syarief terlihat dan terdengar sangat serius dengan ucapannya. Membuat Daisy takut. Tapi dia lebih takut kehilangan Syarief. Dia lebih takut dengan kekalahan.

Tidak tidak. Daisy tidak bisa mundur.

Daisy menggeleng, "Mas...apakah aku benar-benar tidak memiliki kesempatan?"

Syarief mendesah, "kamu tentu tahu jawaban mas, bukan begitu?"

Daisy diam.

"Selamat tinggal, Daisy."

Syarief akan masuk ke dalam rumah. Tapi dengan cepat Daisy menahan lengan pria itu. Syarief menoleh dan melihat air mata Daisy berjatuhan.

"Tolong jangan begini...aku mencintai kamu, mas. Kalau mas begini, bagaimana aku melanjutkan hidupku?"

Syarief memandang tangan Daisy yang masih menahan lengannya.

"Hiks...aku tahu kalau aku salah karena sudah jatuh cinta sama mas, sudah menyakiti hati mbak Anna. Tapi aku bisa apa? Kalau bisa, aku juga tidak mau memiliki perasaan ini..."

3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang