26

3.6K 204 22
                                    

XXXXX

*
*
*

Episode 26

---

Syarief baru saja pulang dari madrasah. Menenteng kresek hitam. Di tengah jalan tadi, dia menemukan penjual bakso dan kepikiran ingin membelikan makanan itu untuk istri dan anaknya. Sudah cukup lama juga dia tidak membeli sesuatu untuk Anna. Segala masalah yang mereka hadapi, nyaris membuat fokus Syarief hilang.

Langkah pria itu terhenti ketika dia melihat Anna tengah berbicara dengan seorang pria berusia limapuluhan di teras rumah. Anna terlihat kalut. Syarief tidak kenal pria itu. Dari penampilannya saja, dia bisa menduga bahwa pria itu adalah seorang konglomerat atau pengusaha kaya.

"Assalamualaikum..." Sapa Syarief.

Anna memandangnya dengan cemas, "walaikumsalam," cicit wanita itu, mencium tangan sang suami.

"Ini mas beli bakso buat kamu sama Salman," Syarief memberikan kresek hitam itu. Kini matanya memandang pada pria yang sejak tadi balas memandangnya.

Pria itu bahkan tidak tersenyum, memiliki wajah tampan dan kharismatik, "Syarief?"

Syarief mengangguk ragu, memandang Anna yang menolak memandangnya.

"Maaf, bapak siapa ya?"

"Aku masuk dulu, Mas." Kata Anna, tanpa menunggu jawaban Syarief, dia sudah masuk rumah. Meninggalkan kedua pria.

"Nama saya Michael Panji."

Syarief mengernyit.

Michael tersenyum datar, "saya Kakek Daisy."

Daisy?

"Ehn...kalau boleh tahu, ada perlu apa anda datang?"

"Tidak mau mengajak masuk dulu?" Michael balas bertanya.

Syarief tersenyum minta maaf, "astaghfirullah, maaf. Kalau begitu, mari masuk Pak... Maaf saya tidak sopan." Mereka masuk, "silahkan duduk, sebentar, saya ambil minum dulu."

Michael mengangguk. Pria itu memandang sekeliling ruangan. Sederhana. Sangat. Mendadak dia teringat rumah almarhumah istrinya dulu. Mirip seperti ini, tidak terlalu banyak barang.

Beberapa saat kemudian, Syarief datang, membawa satu gelas teh hangat, "di minum pak, maaf adanya cuma teh."

"Tidak masalah. Ayo sini, saya mau bicara sebentar denganmu," ajak Michael.

Syarief duduk, memandang ragu pada tamunya. Dia tidak menyangka saat ini Kakek Daisy datang. Dia bertanya-tanya dalam hati, kenapa sampai pria ini turun tangan...seolah seorang ibu tidak cukup saja bagi Daisy.

Michael meminum tehnya, "rumah yang sejuk," cetusnya.

Syarief tersenyum, "semua istri saya yang mengatur, Anna."

Michael mengangguk, memandang Syarief dengan sorot yang jelas sekali menilai. Dia masih tidak menemukan alasan Daisy tergila-gila pada pria itu. Kecuali wajah yang tampan? Tapi, selama ini, Michael yakin, Daisy sudah bertemu banyak pria tampan.

"Saya datang tidak ada maksud apa-apa. Cuma ingin bertemu denganmu. Setelah semua hal yang saya dengar dari Daisy juga putriku, Rena."

Syarief diam saja. Masih menunggu pria yang di depannya ini selesai.

"Saya awalnya senang karena cucu saya menyukai seseorang yang katanya sangat baik..." Alis Michael terangkat ketika memandang Syarief, "...kemudian saya di beritahu kalau pria itu sudah berkeluarga, saya kaget, jelas. Tidak pernah sedikitpun menyangka Daisy akan menyukai pria semacam itu."

3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang