XXXXX
*
*
*Episode 32
---
"Robert, aku tidak mengerti. Kenapa kamu malah ikut campur masalah keluargaku? Aku cuma mau mengambil cucuku," desis Michael, menatap pria di depannya dengan nanar. Dia mendapat informasi jika Daisy di bawa pergi oleh Joshua, putra Robert sendiri. Tapi sejak tadi, pria sialan itu terus mengelak. Michael geram.
Robert mendengus, "apa kamu tuli? Anakku tidak pernah lagi berurusan dengan cucumu itu. Siapapun yang menyampaikan kabar itu padamu, ku pastikan orang itu mabuk."
Michael menatap nanar, jika bisa, dia sudah akan menggeledah rumah Robert untuk mencari cucunya yang merepotkan itu. Michael di buat marah jika berhadapan dengan si cucu.
"Apa aku perlu menggeledah rumah ini?" Bisik Michael.
Robert mengangkat bahunya tak acuh, "silahkan, aku tidak peduli. Tidak ada gunanya juga untukku menyembunyikan cucumu itu."
Michael mengertakan giginya, emosinya benar-benar sudah di ambang batas. "Hendra! Geledah rumah ini dan temukan Daisy!" Serunya.
Hendra yang sejak tadi menjadi penonton dari perdebatan kedua pria itu tergagap dan buru-buru melaksanakan perintah Michael. Dia sudah di buat lelah dengan masalah ini. Pertengkaran Kakek dan cucu itu membuat Hendra pusing sendiri dan berharap tidak memiliki cucu seperti nona mudanya yang suka kabur-kaburan itu.
Beberapa menit kemudian...
"Tidak ada nona Daisy di sini, Tuan..."
Michael melotot.
Robert menyeringai, "aku bilang juga apa? Tidak ada cucumu di rumah ini, Michael."
Michael mengepalkan kedua tangannya, "kita pergi, Hendra."
Michael meninggalkan rumah itu. Sepanjang perjalanan Michael sudah banyak mengutuk keras akan tingkah Daisy yang di luar kendali itu. Lagi, dia merasa menyesal karena anak itu hidup.
"Kita ke kantor atau pulang, Tuan?" Tanya Hendra cemas.
"Pulang saja, kepalaku sakit. Dan suruh orang-orangmu untuk terus mencari anak itu, Hendra. Aku mau secepatnya dia di temukan, kamu paham?"
"Baik, Tuan."
Michael bersumpah, jika nanti Daisy di temukan, dia akan membuat kerangkeng dari besi dan mengurung anak itu di dalamnya. Tidak mengijinkan siapapun membebaskannya. Lihat saja. Dia sudah cukup lelah dengan semua ini.
Sementara itu, di lain tempat, Daisy mengikuti langkah Joshua yang mengajaknya pulang ke rumah. Dia ragu. Takut kalau papa Joshua akan melaporkan keberadaannya pada sang Kakek. Meskipun Joshua sudah berkali-kali mengatakan itu tidak akan terjadi, tetap saja. Dia tidak mengerti, kenapa dia tidak di biarkan saja tinggal di rumah pribadi Joshua.
"Ayolah, apa yang kamu tunggu?" Tanya Joshua saat berbalik dan melihat Daisy menghentikan langkah.
Daisy menggeleng, terlihat sekali kecemasan di matanya, "tapi..."
Joshua mendesah, dia menarik tangan Daisy memasuki rumah, "tidak akan terjadi, aku janji. Memang kamu pikir tempo hari kakekmu datang karena laporan papa? Kamu salah, kakekmu memiliki banyak mata-mata, jadi sebaiknya kita tidak berada di luar ruangan."
Mereka masuk. Daisy bisa mendengar degup jantungnya sendiri saat ini. Berharap Tuan rumah tidak ada, dia melepaskan tangan Joshua.
"Kamu bisa menjamin? Karena jujur saja, Josh, aku lebih baik hidup menggembel daripada menuruti Kakek. Dia juga sudah mengusirku," ujar Daisy.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomanceSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...