Bab 20 - Langit di Bawah Tanah

396 38 2
                                    

Bab 20

Dungeon [The Underground Sky] merupakan sebuah Dungeon yang telah ditaklukan oleh Tim Ekspedisi sekitar 5 tahun yang lalu.

Dengan total 50 lantai yang terdiri dari berbagai macam medan, tak heran jika membutuhkan waktu 5 bulan 3 minggu untuk bisa menaklukan Dungeon tersebut.

Kemudian, dari keseluruhan 52 peserta Ekspedisi, yang mampu pulang hidup-hidup sebanyak 46 orang. Walau demikian, tak jarang ada yang pulang dengan keadaan tubuh tak utuh, seperti patah kaki ataupun kehilangan anggota tubuh lainnya.

Menurut kabar, Ekspedisi tersebut termasuk sebuah pencapaian yang cukup sukses. Karna, selain mampu menaklukan seluruh lantai dan Last Boss, jumlah korban yang gugur pun tak terlalu banyak.

Setidaknya, itulah yang mampu aku tahu setelah menggali informasi lebih dalam tentang Dungeon tersebut.

Lima tahun pasca ditaklukan, Dungeon tersebut sudah banyak dimasuki oleh para Petualang. Mengingat, memasuki Dungeon yang telah ditaklukan merupakan sebuah kesempatan untuk mengawali mimpi mereka agar bisa ikut serta dalam sebuah Ekspedisi.

Selain itu, mencari item dan material yang hanya mampu diperoleh di dalam Dungeon juga bisa menjadi alternative yang bagus untuk para Petualang mendapatkan uang.

Dengan kata lain, Dungeon mampu meningkatkan produktivitas para Petualang sekaligus sebagai tambang emas.

Walau begitu, tak sembarang orang (Petualang) bersedia untuk menginjakan kaki-nya ke dalam Dungeon.

Membutuhkan banyak persiapan supaya bisa masuk ke dalam Dungeon. Mulai dari perlengkapan bertarung, anggota Party yang cukup, perencanaan, dan yang terpenting adalah ... keberanian.

Sudah menjadi rahasia umum, jika di dalam Dungeon merupakan tempat di mana hidup dan mati berada di jarak yang sangat dekat. Hanya sejengkal saja, mungkin.

Di mana pun itu berada, selama masih berada dalam Dungeon, kita tak boleh lengah. Karna, para penghuni Dungeon sedang mengintai kita sebagai tamu yang tak diundang.

Setidaknya, senantiasa ingat satu hal jika sudah berada di dalam Dungeon. Yaitu, kita bisa mati kapanpun.

Mengesampingkan hal itu, saat ini kami dalam perjalanan menuju lokasi Dungeon [The Underground Sky] berada.

Menurut penuturan Erika, membutuhkan waktu 2 jam perjalanan untuk sampai menggunakan Wagon.

Wagon sendiri merupakan gerobak kuda yang memiliki penampilan lebih bagus, karna dilengkapi atap yang terbuat dari kain berserat tebal. Terlebih, ruang angkutnya lebih luas dan nyaman meskipun harus duduk lesehan. Walau tak bisa dipungkiri jika harganya memang sedikit lebih mahal darpada naik gerobak kuda biasa, sih.

Dungeon [The Underground Sky] berlokasi di dalam Hutan yang berada di wilayah Perbatasan antara Kota Centoaria dan Kota Londel. Hutan tersebut bernama Hutan Oak. Sebuah hutan yang subur dengan banyak satwa liar yang menghuninya.

Kebetulan wilayah itu berupa dataran rendah yang disuburi oleh hutan. Jadi, tak heran jika Dungeon tersebut berlokasi di sana. Ditambah, wilayah itu sulit dijamah oleh manusia. Oleh karna itu, wagon yang kami naiki pun hanya mampu mengantarkan kami sampai di tepi hutan.

"Fate."

"Ada apa, Erika?" tanyaku.

"A—Anu, emm ... ba—bagaimana menurutmu?" balas Erika sambil wajahnya sedikit merah.

"Hmm? Apanya yang menurutku?"

"Pe—Penampilanku ..."

"Ahh, umm. Itu sangat cocok, kok." Balasku. "Jujur, aku sempat pangling tadi."

Living in the World Where I Can See a Stars (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang