Bab 06 - Senandung dan Penderitaannya

1K 113 56
                                    

Bab 06

(Has been edited, by Radrael. Saturday, July 13, 2019)


Suara gulungan ombak yang tenang terdengar beradu dengan hembusan angin laut. Cahaya bulan yang sebelumnya menerangi malam, kini kembali tertelan gelapnya awan.

Menjelang dini hari udara sudah sedingin es, bahkan hampir mencapai titik beku. Terbukti, tubuhku yang hanya terbalut kaos hitam, mulai menggigil karna salju yang turun mendarat di kulit begitu banyak.

"Lakukan, Fate."

Dengan gemetar, kudekatkan bilah pisau yang tipis ke leher Ruka. Lebih tepatnya, tepat di tengah tenggorokannya.

Napasku yang sedaritadi tak stabil, mulai memberat ketika menatap mata kanan Ruka yang sama sekali tak menujukan keraguan. Malahan, warna mata-nya kian pekat menatap ke arahku.

Ekspresi mukanya sudah tak mampu aku baca, seperti boneka. Entah dia saat ini merasa kedinginan, takut, sedih, atau senang. Namun yang pasti, aku mampu melihat rasa putus asa dibalik tatapannya saat ini.

Perasaan ini, sungguh tidak karuan ....

Mengetahui, sulitnya diriku untuk mengatasi semua ini.

"Kau tidak mau melakukannya?"

Napasku langsung tertahan dan membelalakan mata dengan pundak yang tersentak.

"Kenapa?"

"... Karena aku, tidak bisa melakukannya."

Semenjak datang ke dunia ini, di antara semua situasi yang telah terjadi, ini adalah situasi yang paling sulit aku lalui.

"Ruka ...."

"Apa?"

Kutarik menjauh tanganku yang menggenggam pisau dari lehernya.

"Bisa kita hentikan semua ini?"

"Kenapa?"

"... Mungkin, ini hanya pendapatku saja. Bagiku, melakukan semua ini sama saja kau mengkhianati dirimu sendiri."

"Apa maksudmu, Fate?"

"Maaf, aku tak bisa menjelaskannya dengan baik. Tapi, saat kau mendengar ini mungkin saja kau bisa menemukan jawabannya."

"...."

Ruka hanya menatapku datar seperti biasa. Dia seolah mengetahui diriku yang kini tengah mencari pembenaran agar bisa lolos dari situasi saat ini.

"Ruka, dengarkan aku," ucapku seraya meletakan pisau sedikit jauh dari jangkauannya. "... selama ini, apa ada sesuatu yang kau inginkan?"

"...."

Butuh beberapa jeda waktu bagi Ruka untuk menemukan jawabannya. Daripada disebut demikian, aku kira dia sedang mencoba mengingat-ingatnya. Jika memang seperti itu, syukurlah.

Itu berarti, dia masih memiliki suatu alasan tersisa agar dirinya bisa terus menjalani hidup. Walaupun dia sendiri sudah melupakannya, akan tetapi aku sangat yakin jika Ruka tidak akan pernah bisa berhenti untuk mengaharapkannya.

"Yang aku inginkan, ya ...."

"Umm, benar."

Sepertinya, ini berhasil ....

Pikiran dan niat Ruka mulai teralihkan.

"... Aku, ingin melupakan semuanya dan pulang." Ucapnya.

"Begitukah."

Apa yang Ruka inginkan, sejujurnya aku sama sekali tidak mengetahuinya. Pasalnya, aku sendiri tak tahu pasti mengenai kehidupan Ruka selama ini. Semisal tanah kelahirannya, jalan hidupnya, dan siapa dirinya yang sesungguhnya.

Living in the World Where I Can See a Stars (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang