Bab 14
Dua hari setelah perpisahan dengan Ruka di Kota SonSan, dalam kurun waktu itu pula sudah banyak hal yang telah terjadi.
Semisal, aku yang telah dilantik menjadi seorang Petualang resmi Kerajaan Aegis. Itu sejujurnya cukup mengejutkan, karna aku tidak menyangka jika pelantikan dilakukan di atas kapal yang kami naiki.
Sempat terpikir sebelumnya, jika aku akan diuji dahulu dengan bertarung untuk mengetahui seberapa pantas kelayakanku menjadi seorang Petualang.
Namun, tampaknya itu tak diperlukan. Kenyataannya, aku cukup duduk tenang untuk diwawancarai mengenai motivasiku menjadi seorang Petualang. Diakhiri pembentukan komitmen, oleh seorang Perwakilan Serikat Petualang Kerajaan Aegis.
Tak perlu terkejut sebenarnya, karna itu semua sudah direncanakan oleh Erika dan Michelle.
Mengingat, mereka seorang keturunan Bangsawan yang memiliki koneksi khusus di dalam Kerajaan ini. Jadi intinya, keberadan mereka sangat membantu untuk semua hal yang terjadi.
Selanjutnya, kami juga menerima sebuah imbalan berupa uang. Untuk jumlahnya aku tak tahu pasti, tapi sepertinya itu cukup banyak. Mengingat, masing-masing dari kami mendapatkan sekantung penuh koin emas.
Aku sangat tertolong untuk hal ini. Karna tentu saja, aku tiba di Yggdrallia tanpa membawa satu pun benda yang berharga dan bernilai.
Untuk Catastrophe, itu sebuah pengecualian. Aku sama sekali tidak berpikir untuk menukarnya dengan uang atau benda berharga lainnya.
Karna sudah jelas, bukan? Cathastrophe adalah sebuah Harta-Terkutuk yang memiliki kekuatan Mahadahsyat, meskipun itu ada harga yang harus dibayar supaya bisa mendapatkannya.
Di satu sisi aku merasa lega, karna Catastrophe ada padaku. Aku tidak bisa membayangkan, jika sarung pedang itu jatuh di tangan yang salah. Jika itu sampai terjadi, nasib dunia ini bisa berubah hanya dalam hitungan detik.
Lupakan hal mengerikan barusan. Intinya, untuk sekarang aku harus berterima kasih kepada kedua rekanku yang berharga. Berkat mereka, aku bisa sampai pada titik ini pada kehidupanku yang kini.
Tentu saja, itu sudah aku lakukan berulang kali, hingga mereka berdua memarahiku karna merasa risih.
Ya, aku bisa pahami hal itu. Tapi tetap saja, setidaknya aku ingin mereka tahu jika aku sungguh terbantu akan semua ini.
Mengesampingkan hal itu. Kini kami sudah hampir tiba di Kota Centoaria, Ibu Kota Kerajaan Aegis.
Perjalanan bisa semakin cepat karna kami menggunakan fasitlitas Kerajaan dalam bentuk transportasi. Mulai dari Kapal dan kereta kuda. Dalam kurun waktu dua hari, kami sudah menaiki keduanya.
Seperti yang diharapkan dari sebuah fasilitas Kerajaan, semuanya sangatlah berkelas dan sempurna. Pelayanannya contohnya. Aku bahkan hampir tidak melakukan aktivitas apapun yang berarti dan hanya perlu duduk manis jika membutuhkan sesuatu.
Para maid akan segera menghampiri dan menanyakan apa yang kubutuhkan, lalu segera mempersiapkannya dengan sangat baik.
Ya, untungnya itu hanya berlangsung sehari, sih. Karena pelayanan ala Kerajaan tersebut berlaku selama di kapal saja. Jadi, setibanya kami di daratan Utama dan berganti alat transportasi, semua hal itu usai.
"Hei, Fate. Bagaimana rasanya menjadi bangsawan sehari?" Tanya Erika.
Aku membenarkan posisi duduk. Bantalan kursi di dalam Kereta Kuda ini sangat empuk, itu sedikit membuatku tidak nyaman.
"Ya, tidak terlalu buruk."
"Itu saja?"
"Umm."
KAMU SEDANG MEMBACA
Living in the World Where I Can See a Stars (Hiatus)
FantasíaBlurb Sebuah insiden sadis telah merenggut nyawa seorang pemuda cacat bernama Fate. Di saat dia merasa lega karena sudah terlepas dari segala beban kehidupan di dunia, Fate didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan untuk memutuskan takdir baru di...