#Episode 08

59 50 0
                                    

Mungkin kemarin menjadi hari sial bagi Felly. Tapi sekarang sepertinya akan menjadi hari sial bagi Mona. Mengejar waktu bukan lah hal yang mudah bagi Mona apalagi waktu sudah menunjukan pukul 07.05 WIB. Sedangkan bel masuk lima menit yang lalu.

"Astaga gue bener bener telat nih." Mona lari sekenceng mungkin membuat topi yang dia pakai terjatuh. Mona berdecak sebal lalu mengambil topinya dan kembali lari.

Felly dan Airin terheran kenapa sampai jam sekarang Mona belum datang. Padahal kalau dia izin atau sakit selalu kasih kabar.

"Rin, Mona kok belum datang sih."

"Gue juga gak tahu nih, mana dia gak ngasih kabar lagi." Airin dan Felly mulai khawatir biasanya Mona datang paling tampil di antara kedua sahabatnya.

Benar benar sial, gerbang sekolah sudah di tutup. Mona semakin menggerutu kenapa dia pake kesiangan bangun tidur sih. Mona melihat situasi sekeliling sekolah. Tidak ada siapa siapa. Satpam pun tidak ada sepertinya sedang ada urusan. Kesempatan emas. Bukan Mona namanya kalau dia tidak nekad, memanjat pagar adalah jalan keluar satu satunya. Itu sih menurutnya.

Setelah loncat dari pagar Mona lari terbirit birit menuju kelasnya. "Kamu, ngapain lari lari!" Sial, dia malah bertemu Guru BK.
Secara perlahan Mona membalikan badannya. "Eh Bapak."  Ucapnya cengengesan. "Kamu bukannya kelas 11 Ipa 2 ya? Siapa nama kamu?" Pak Jodi. Guru Bk yang paling Killer dan ditakuti siswa di sekolah ini. "Nama saya Mona pak."

"Ini sudah jam berapa kamu baru datang! Karna kamu telat Bapak akan menghukum kamu." Tegas nya. Alis Mona menaut.

Sudah dia duga akan jadi seperti ini nasibnya. Mona hanya pasrah menerima hukuman dari Pak Jodi.
Cuaca yang panas membuat Mona semakin capek dan haus. Dia harus lari 10 putaran mengelilingi lapangan. Guru yang kejam.

Mona menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya. Dia masih harus lari 5 putaran lagi. Sial.

"Ehem.." Deheman seseorang membuat Mona menengok ke arah sumber suara.
"Lo, ngapain lo di sini?" Terheran kenapa Mona harus ketemu cowok nyebelin ini.

"Lo ngapain di sini?" Tanya balik Riza membuat mood Mona semakin hancur.
"Lo gak liat gue lagi di hukum pake nanya lagi."

"Sama gue juga." Jawabnya santai.
Kini posisi Mona dan Riza saling beriringan.

Walaupun dalam hatinya dia bener bener muak melihat muka Riza. Mengingat waktu dia menumpahkan minumannya ke seragam sekolahnya. Mona tidak memperdulikan keberadaan Riza yang sedari tadi mengganggunya. Yang dia pikirkan adalah meyelesaikan hukuman secepatnya agar cepet cepet pergi dari cowok aneh ini.
                             *****
Felly dan Airin mencoba menghubungi Mona namun telpon nya selalu tidak di angkat. Mereka mulai cemas karena Mona tidak masuk sampai pelajaran kedua selesai. Mereka memutuskan untuk mencari Mona di sekitar sekolah siapa tahu Mona ketemu

"Mona kemana sih kok ga ada." Felly hampir pasrah mencari keberadaan sahabatnya.

"Gue capek nih Fell, si Mona lagi kenapa dia gak ngasih kabar ke kita." sama hal nya dengan Felly. Airin pun mulai pasrah mencari Mona.

"Lo ngapain sih ngikutin gue terus!" Mona semakin di buat sebal. Sedari tadi Riza selalu mengikutinya.

"Siapa yang ngikutin lo."

"kalo lo nggak ngikutin gue, trus ngapain dari tadi lo ngintilin gue!" Mona menggertakkan kakinya ke lantai.

"Gue mau ke kelas, kan kelas kita searah. Lo aja kali yang kegeeran." Seperti ledekan sebuah ledekan, Mona yang sedari tadi hanya memanyunkan bibirnya.

"Alesan!!" balasnya membuat Riza semakin gemas ingin membuat Mona semakin geram.

"Lo kali yang alesan. Gue tahu sebenarnya lo seneng kan ke kelas bareng sama gue." Senyum jahil Riza terlihat jelas membuat darah Mona mendidih 100 derajat celsius.

"Eh siapa juga yang seneng ke kelas bareng cowok super nyebelin maecm lo." amarahnya kini benar benar sudah meledak.

"Mona.." Panggil seseorang membuat Mona maupun Riza menoleh ke sumber suara. Suara yang tidak asing baginya.

"Lo ternyata disini, gue sama Airin dari tadi nyariin lo."

"Iya nih, lo kamana aja sih sampe gak masuk kelas." sahut Airin.

"Gue di hukum." Mona menunjukan muka melasnya. Namun apa yang dia dapat Felly dan Airin menertawakannya. Membuat Mona semakin sebal.

"Kenapa kalian ketawain gue?" tanyanya dengan tatapan dingin.

"Lo kenapa bisa di hukum? Telat?" Mona hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tumben lo telat, biasanya kan lo selalu datang tepat waktu. Terus kenapa lo nggak langsung masuk kelas?" Pertanyaan Felly seperti mengintrogasikan Mona sebagai tersangka.

"Nih semuanya gara gara dia, ngintilin gue terus dari tadi." Mona menunjuk ke arah Riza yang tepat berada di sampingnya. Felly dan Airin menautkan alisnya masih bingung.

"Gue gak ngintilin lo, gue kan udah bilang kalau gue mau ke kelas." Felly dan Airin hanya bisa menonton pertengkaran seperti TOM AND JERRY itu. Sampai akhirnya Afkar dan teman temannya datang menghampiri mereka.

"Ternyata lo disini Za." Memdengar suara Afkar pertengkaran mereka pun berhenti dan menoleh ke sumber suara.

"Za, Kita nyari lo dari tadi malah ada disini." Ahzam ikut menyaut.

"Emangnya lo abis dari mana sih sampe muka lo kayak tunggir ikan gitu." Candaan Erfan membuat Mona yang sedari tadi manyun pun tertawa jahat. Riza berdecak sebal pada Erfan."Sembarangan lo kalau ngomong."

Felly dan Airin hanya bisa mematung menjadi penonton setia mereka. Entah mengapa dia masih saja berdiri disana padahal seharusnya Felly membawa Mona dan Airin kembali ke kelas.

"Bi Minah?" sontak Afkar terkejut dengan kedatangan Bi Minah.
"Eh ada Bi Minah, Bibi ngapain ada disini?" Tanya Ahzam yang cengengesan.

"Bibi abis kumpul rapat Den, mewakili orang tua Den Afkar." Ahzam, Erfan dan Riza terdiam menatap dalam kearah Afkar prihatin.

"Bibi pulang sama siapa? Biar Afkar yang anter."

"Nggak usah Den, bibi dijemput sama Mang Ujang. Lagian Aden kan masih harus sekolah." kata kata Bi Minah barusan membuat Afkar menyunggingkan senyuman.

"Bibi hati hati ya." Ujarnya sambil mengelus pundak Bi Minah dengan lembut. "Iya Den Bibi permisi dulu ya." Semua tersenyum pada Bi Minah yang langsung pergi meninggalkan mereka.

"Felly, ikut gue yuk sekarang." Kenzo yang tiba tiba datang langsung menarik tangan Felly.

"Mau kemana?" Spontan Felly terkejut dan menahannya.
"Udah ikut aja nanti juga tau." Semua orang yang ada di sana tertuju pada Kenzo yang datang secara tiba tiba dan langsung membawa Felly pergi.

"Mereka mau kemana?" Batin Afkar benar benar penasaran." kenapa gue jadi kepo sih, pasti gue udah ketularan keponya Ahzam ." Afkar menggelengkan kepalanya setelah dia sadar apa yang dipikirkan barusan.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang