3 hari telah berlalu, semenjak Afkar pulang dari Rumah Sakit dia masih belum di perbolehkan untuk masuk sekolah, takutnya kondisi kesehatan Afkar belum stabil, dan setelah 3 hari ini barulah dia sekolah. Itupun dia sangat memaksa kehendak orang tuanya yang masih melarang Afkar untuk sekolah.
Namun, apa boleh buat, Afkar terus terusan memaksa seperti anak kecil yang ingin di belikan peremen. Dengan sangat terpaksa Meli dan Bagas pun mengizinkan Afkar sekolah.
"Pagi semua." Sapa Afkar pada Bagas dan Meli serta Bi Minah yang tengah menyiapkan sarapan pagi.
"Pagi.." Serentak Meli dan Bagas menjawab sapaan Afkar.
"Pagi banget kamu berangkatnya." Seru Bagas.
"Iya nih Pah, Afkar pengen cepet cepet kesekolah, ketemu Felly." Jawab Afkar sambil tersenyum cengengesan.
"Ohh, jadi dari semalem rengek pengen cepet cepet masuk sekolah karena pengen ketemu calon mantu." Celetuk Meli membuat Afkar membuka mulutnya tidak percaya.
"Mamah apaan sih. Ohh iya, Mamah sama Papah tumben jam segini belum berangkat kerja.?" Afkar bertanya, karena jam segini biasanya Meli dan Bagas sudah enyah dari rumah.
"Mulai sekarang Mamah sama Papah bakalan sarapan pagi setiap hari sama kamu." Mata Afkar melebar tidak berkedip. Apa tadi katanya? Ini sungguhan? Benar benar seperti sebuah mimpi yang selama ini Afkar idam- idamkan. Hatinya bergetar, ingin rasanya dia menumpahkan air matanya, tapi tetap dia tahan.
"Mamah serius?" Tanya Afkar memastikan.
"Serius sayang."
"Dan mulai sekarang kita berdua akan sering berada di rumah, kalau masalah kerjaan kami sudah mengurusnya, jadi kamu tidak akan kesepian lagi." Ucap Bagas.
"Nanti besok malam kamu ajak Felly makan malem di sini, Mamah pengen banget makan malem bareng sama Felly." Afkar tersenyum bahagia.
"Iyah Mah, nanti Afkar bakalan ajak Felly." Setelah itu semuanya sibuk dengan sarapan mereka masing masing. Lain halnya dengan Bi Minah, dia benar benar bahagia melihat Meli dan Bagas sudah mulai memperhatikan Afkar, ini adalah salah satu keinginannya yang baru terwujud.
*****
Suasana baru bagi Afkar, setelah beberapa minggu dia tidak sekolah akhirnya sekarang dia bisa menginjakan kakinya lagi di sekolah tercinta.Beda halnya dengan hari biasanya, sekarang Afkar terlihat lebih bahagia, sangat terlihat dari raut wajahnya. Semenjak dia kritis, dan semenjak itu pula orang tuanya lebih perduli dan perhatian padanya.
Pernah Afkar berfikir, kenapa tidak dari dulu saja dia kecelakaan lalu kritis, kalau itu yang membuat mereka sadar bahwa dia memang penting bagi mereka. Tapi segera mungkin dia menepis pikiran itu, kalau di pikir lagi mana ada sih orang yang mau kecelakaan apalagi sampai kritis.
Semua orang memandang ke arah Afkar, semuanya terlihat antusias melihat Afkar yang sudah kembali sekolah. Tidak terkecuali dengan teman temannya yang sudah sangat merindukannya di sekolah. Walaupun mereka sering bertemu, hampir setiap hari bermain di rumah Afkar. Mereka hanya rindu ketika kebersaman mereka di sekolah.
"Widihh,, sang jagoan udah balik sekolah rupanya." Ucap Riza yang tiba tiba datang dan langsung merangkul pundak Afkar. Afkar hanya tersenyum menanggapi.
"Gila lo, kayaknya hari ini seneng banget, ada apa sih?" Tanya Ahzam melihat ada yang berbeda pada raut wajah Afkar.
"Keppo banget sih lo."
"Yaelah keppo dikit boleh kali." Elaknya.
"Keppo lo itu udah kelewat penasaran, malahan keppo lo itu melebihi kepponya dora." Canda Erfan, membuat semuanya tertawa kecuali Ahzam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Teen FictionAfkar Reister, cowok tampan yang menjadi idaman para wanita di sekolahnya, sekaligus ketua geng The Tougher yang dia pimpin bersama ketiga sahabatnya. Awalnya Afkar hanya ingin melindungi seorang cewek yang selalu di ganggu oleh musuhnya. Seorang...