#Episode 11

35 33 0
                                    

"Untung aja kita tadi gak ke tangkep." Ucap Mona sambil membenarkan topi yang dia pakai.

"Bener banget, lagian itu orang gak ada kerjaan apa pake ngejar ngejar kita segala." Airin menggerutu, melipatkan kedua tangannya dia atas dada.

"Gue juga heran orang orang yang waktu itu ngejar gue sama Afkar kayaknya punya ambisi banget buat tangkap kita." Felly menggigit kuku jempol nya.

Di balik pintu, tanpa mereka sadari sedari tadi ada yang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Fell, Rin, berarti mulai sekarang kita harus hati hati, siapa tahu mereka masih tetap mau tangkap kita." saran Mona sangat tepat.

Mereka memang harus waspada karena Alazar tidak akan pernah menyerah sampai keinginan mereka terpenuhi.

Orang yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka akhirnya pergi. Membawa informasi yang sangat sangat penting. Ahzam memasuki kelas dengan terburu buru. Membanting pintu dengan keras sehingga membuat teman sekelasnya terkejut termasuk Afkar, Riza dan Erfan.

"Gawat!!..gue punya informasi penting buat kalian." Ahzam menghampiri mereka yang tengah berkumpul.

"Informasi apa?" Semua mata memandang ke arah Ahzam yang kini tengah ngos ngosan mengatur napasnya.

"Gue tadi gak sengaja denger pembicaraan Felly, Mona Sama Airin di kelas mereka." Ahzam mengatur nafasnya yang kini mulai lebih teratur.

"Lo ngapain sih nguping pembicaraan orang." Riza menyaut.

"Ini ni resiko jadi orang Kepo." Erfan juga ikut menyaut.

"Lo abis denger apa sih kayaknya penting banget." Afkar mulai serius. Walaupun mereka tahu Ahzam sosok orang paling kepo tapi kali ini Afkar melihat keseriusan di mata Ahzam.

"Jadi gini, tadi gue gak sengaja denger pembicaraan mereka, mereka habis di kejar kejar Alazar." tidak ada suara semuanya tengah serius mendengarkan Ahzam.

"APA!!" Serentak Afkar, Erfan dan Riza terkejut mendengar penjelasan dari Ahzam.

Memang, ini sudah di luar batas. Alazar hanya punya dendam dengan The Tougher tapi kenapa Felly, Mona dan Airin yang menjadi sasaran.
Wajah Afkar memerah tidak habis fikir pada Alazar.

Rahang Afkar mengeras. Sedangkan kedua telapak tangannya mengepal menahan emosi. Kenapa mereka harus mengejar orang yang jelas jelas tidak ada hubungannya dengan mereka.

"Ini gak bisa di biarin."

"Bener Af apa kata lo, kita gak boleh tinggal diam." Riza menggebrakkan mejanya dengan perlahan.

"Mulai sekarang kita harus melindungi Felly sama teman temannya gue yakin banget ini semua ada sangkut pautnya sama kita." Wajah Afkar benar benar serius.

"kita bagi tugas, gue bakal jaga Felly, karena gue yakin target utamanya adalah Felly."

"Dan gue bakal jaga Mona." Ucap Riza dengan semangat. Semua mata memandang ke arah Riza.Tatapan Intens.

"Busett! semangat amat lo. " Erfan menatap tidak percaya pada Riza. Tidak biasanya dia begitu simpatik pada cewek. Apalagi cewek tomboy seperti Mona.

"Ada hubungan apa lo sama Mona?" Ahzam menatap Riza dengan tatapan jahilnya. Sedangkan Afkar di sampingnya mengangkat sebelah alisnya pertandakan 'APA'.

"Apaan sih lo semua, kan kita bagi tugas, Afkar jagain Felly, Gue jagain Mona, dan Lo berdua jagain Airin. Emangnya ada yang salah sama gue." Riza mengangkat bahunya merasa tidak ada yang aneh padanya.

"Alah dugong bilang aja kalo lo suka sama Mona." Tebakan Erfan membuat Riza salah tingkah.

"Lo tuh yang dugong, sembarangan lo kalau ngomong." Riza menjitak kepala Erfan. Membuat Erfan meringis kesakitan.

"Sakit monyet."

Afkar hanya menjadi penonton setia teman temannya yang sedang bertengkar tidak jelas. Sudah biasa Afkar melihat tingkah laku teman temannya yang menurutnya mampu membuat kepalanya pusing sepuluh keliling. Sepuluh keliling? Biasanya juga tujuh keliling.

Pelajaran pertama hingga kedua sudah selesai. Kini saatnya mereka menuju tempat prioritas. Tempat dimana bisa mengenyangkan perut yang keroncongan.

Seperti biasa, suasana kantin yang begitu ramai di padati oleh lautan siswa. Pandangan Afkar tertuju pada meja kantin sebelah kanan tepatnya di bagian pojok. Tempat biasa mereka duduki.

Afkar dan teman temannya menghampiri meja yang Felly dan teman temannya tempati. Berhenti tepat di depan Felly.

"Jangan lupa nanti sore." semua orang yang ada di meja mematung seketika. Mendengar perkataan Afkar yang penuh tanda tanya. Sedangkan Felly hanya menautkan alisnya menatap Afkar yang tersenyum.

Afkar dan teman temannya pergi dari meja yang Felly tempati. Duduk bersebrangan dengan meja Felly.

"Ciee,, ada apa lo sama Afkar?" Tanya Mona dengan senyum jahilnya. Bukan Mona namanya kalau tidak jahil.

"Gak ada apa apa." jawabnya singkat, padat, dan jelas. Dengan wajahnya yang masih datar.

"Jangan jangan lo sama Afkar_" Ucapan Airin menggantung.

"Cieee,, Felly." serentak Mona dan Airin menunjuk dan meledek ke arah Felly yang mukanya sudah memerah.

"Akhirnya Felly udah punya doi." Ejekan Mona semakin menjadi jadi.

"Apaan sih kalian gak jelas baget." Wajah Felly semakin merah seperti kepiting rebus. Sedangkan teman temannya hanya bisa cengengesan.

Melihat teman temannya yang terus menerus mengejeknya Felly lebih memilih fokus menghabisi makanannya. Dari pada dengerin omongan mereka yang gak ada faedahnya. Mending makan.

"Hay semuanya." Kenzo menyapa. Membuat ejekan Mona dan Airin terhenti.

"Hay.." sontak semuanya.

"Kalian kenapa serius banget?" Tanya Kenzo penasaran melihat wajah Felly yang sedari tadi di manyunkan.

"Tuh si Felly lagi cem ceman sama Afkar." Ucapan Mona barusan membuat Kenzo terdiam.

Di lihatnya meja di seberang sana. Afkar terlihat sedang asyik ngobrol dan makan bersama teman temannya.
Tanpa di sengaja tatapan mereka bertemu. Tatapan keduanya sama sama menunjukan tatapan mematikan. Pandangan Kenzo beralih pada Felly.

"Fell, nanti sore lo ada acara gak?"

"Emangnya kenapa?" Tanya Felly

"Gue mau ngajak lo jalan."

"Sorry nih Ken, gue udah ada janji." Felly mengusap tengkuk kepalanya. Merasa tidak enak hati pada Kenzo.

"janji sama siapa?" Kenzo menatap serius ke arah Felly.

"Sama Afkar." Mendengar nama Afkar sontak Kenzo mengeraskan rahangnya.

"Lagi lagi Afkar, kenapa gue selalu kecolongan " batinnya.

"Yaudah gak papa lain kali aja." Ada kekecewaan di wajah Kenzo. Nampak nya dia marah. Bukan. Bukan sama Felly melainkan sama Afkar yang selalu mendahuluinya setiap menginginkan sesuatu.

#Happy reading😄

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang