Felly membuka kamarnya dengan perlahan, hari ini adalah hari yang tidak akan pernah Felly lupakan. Karena di hari ini dia dan Afkar bisa pergi jalan jalan berdua. Yaps, hanya berdua. Bukan hanya itu, hari ini juga Afkar menceritakan semua masalahnya, masalah keluarga yang menurutnya adalah sebuah privasi.
Felly meletakan tasnya di atas kasur dan merebahkan tubuhnya secara perlahan, senyum di bibirnya tertarik mengingat kebersamaan mereka berdua seharian ini. Tapi, senyumnya secara perlahan pudar mengingat ketika Afkar menceritakan semua masalahnya. Dia beranjak dengan posisinya yang kini telah duduk di atas kasur empuknya.
"Jadi, Hitam Putih yang selama ini menjadi teka teki buat gue adalah kehidupan Afkar yang Hitam putih." Monolog Felly.
"Hitam adalah tentang kehidupannya yang pilu karena kurangnya kasih sayang dari orangtuanya. Sedangkan Putih, kehidupan Afkar yang berwarna. Iya benar, seorang sahabat yang selalu menjadi pendengar keluh kesah Afkar selama ini, dan mungkin juga gue, yang telah memberi warna baru untuk Afkar." Alis Felly menaut memecahkan sisa teka teki yang belum terjawab.
"Gue gak nyangka, Afkar yang selama ini terlihat kuat ternyata rapuh, kuat hanya untuk menutupi kerapuhan dan kesedihanya." Batin Felly bergumam.
"Pantes, waktu itu yang datang ke sekolah untuk rapat orangtua bukan orangtua Afkar tapi Bi Minah, ya ampun kasian banget Afkar, gue gak nyangka kehidupan Afkar benar benar kelam." Ujar Felly menyayangkan hidup Afkar. Apa jadinya jika kehidupan Afkar yang sekarang ada di posisinya, Felly benar benar tidak bisa membayangkan.
Felly termenung rasanya masalah Afkar saat ini seperti masalahnya sendiri. Bukan apa, hanya saja Felly tidak bisa melihat Afkar bersedih.
Tiba tiba lamunannya buyar ketika seseorang di luar sana membuka pintu kamar Felly tanpa mengetuk terlebih dahulu. Spontan Felly terlonjak kaget. Seseorang yang sangat familiar memasuki kamar Felly secara perlahan, dengan senyum tulus yang selama ini dia berikan.
"Mamah.." Ujar Felly ketika melihat Mamahnya memasuki kamar.
"Kamu kok, belum tidur udah malem lho, besok kan harus sekolah." Tina berucap sambil mengelus lembut rambut Felly yang terurai indah.
"Iya Mah, bentar lagi Felly tidur."
"Yaudah kamu tidur gih udah malem, Mamah keluar dulu." Sebelum Tina keluar, dia mencium rambut Felly pelan lalu beranjak keluar. Felly menatap kepergian Tina, lalu menghembuskan napas kasarnya. Mencoba untuk merilekskan semua pikiran yang ada di benaknya.
****
Di tempat ini, tempat yang paling sakral yang sangat jarang malahan tidak pernah, tidak ada satu orang pun yang berani melewati tempat ini. Tempat yang selalu menjadi prioritas mereka berkumpul, tempat dimana mereka bisa duduk santai, ngopi, merokok, atau tempat mereka merebahkan diri untuk tidur.Yaps, benar Basecamp Alazar. Disinilah Kenzo bersama gengnya sedang berkumpul. Ada yang sedang duduk santai sambil merokok, ada yang sedang ngopi bareng dan ada pula yang sedang makan snack yang sudah mereka siapkan sebagai cadangan di saat lapar.
Kenzo sedang duduk di salah satu kursi berwarna cokelat bersama teman temannya. Tangannya gesit mengupas satu persatu kacang goreng yang sudah tersedia di meja depannya.
"Ken, kapan nih kita kasih pelajaran sama The Tougher, udah lama banget kita gak cari masalah sama mereka." Sahut Yoga di tengah tengah Kenzo sedang menikmati kacang gorengnya.
Kenzo menoleh, di tersenyum sinis."Lo tenang aja bentar lagi kita bakalan melakukan sesuatu yang akan menggemparkan dunia." Kening Yoga mengkerut mendengar jawaban Kenzo.
Sepertinya kali ini Kenzo mempunyai rencana yang sangat menarik, dan tentunya sudah di rencanakan secara matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Teen FictionAfkar Reister, cowok tampan yang menjadi idaman para wanita di sekolahnya, sekaligus ketua geng The Tougher yang dia pimpin bersama ketiga sahabatnya. Awalnya Afkar hanya ingin melindungi seorang cewek yang selalu di ganggu oleh musuhnya. Seorang...