#Episode 19

23 28 0
                                    


Felly menautkan alisnya, bingung. Melihat Afkar dan teman temanya yang tiba tiba datang menghadang perjalanan mereka.

Lain halnya dengan Mona melihat Riza dengan penuh ketidaksukaan dan kebencian. Menatap nanar wajah Riza. Mona memutarkan bola matanya malas bertemu dengan orang yang sangat menyebalkan.

"Sekarang lo pulang bareng gue." Afkar menarik tangan Felly pergi tanpa menunggu persetujuan Felly. "Ehh Afkar." Membawa pergi tanpa menghiraukan gerutuan Felly.

"Dan lo, pulang bareng gue." Tunjuk Riza pada Mona, Mona mengernyitkan dahinya. Bingung. Gak ada angin gak ada hujan tiba tiba ngajak pulang bareng.

"Siapa lo nyuruh nyuruh gue?" Tanyanya ketus.

"Lo benci sama gue?" Tanya Riza. "Menurut lo?." Mona menyilangkan kedua tangan nya di atas dada, memasang wajah masamnya.

"Udah pulang bareng gue sekarang." Seperti halnya Afkar, Riza pun menarik tangan Mona dengan paksa. Membuat Mona meringis kesakitan.

"Sakit woy!" Mona teriak mencoba untuk melepaskan genggaman Riza yang sangat kuat. Namun gagal, genggaman Riza terlalu kuat untuk di lepas.

Airin menatap kepergian Mona dan Riza. Kalau mereka pergi semua lantas bagaimana dengan nasibnya. Pulang sendiri?. Sungguh nasib. Kenapa Airin selalu sendiri?. Kenapa Airin selalu di tinggal jika berurusan dengan cowok?.

Airin menatap ragu ke arah Erfan dan Ahzam, merasa tidak enak berada di antara mereka berdua secara Erfan terkenal dengan flayboy nya. Dia hanya takut jika di ganggu dan di goda oleh Erfan, secara Airin Tahu Erfan itu sering banget menggoda teman teman cewek nya. Ahzam dan Erfan saling tatap.

Ada tatapan antusias dari mata Erfan, tapi tidak dengan Ahzam. Dia sudah tahu apa yang akan di lakukan Erfan. Sudah bisa di tebak.

"Lo pulang sendiri kan?." Bukan nya menjawab Airin hanya menunduk tidak berani menatap mata Erfan.

"Gimana kalo lo pulang bareng gue aja, kan gak mungkin cewek secantik dan semanis lo pulang sendiri, kalo ada apa apa gimana?." Mulai. Rayuan Erfan keluar dari mulut manisnya. Ahzam hanya menggeleng, melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini.

"Lo mau pulang sama dia, trus gue gimana, mau lo tinggalin?" Erfan menatap Ahzam dengan cengengesan.

"Yaelah, lo kan bisa pulang sendiri."

"Kalau gitu kita pulang bertiga." Ucapnya santai. Wajah Erfan berubah di tekuk.

"Pulang bertiga? gimana? kita kan bawa motor, woy Ahzam, Zam." Teriakan Erfan tidak di dengar oleh Ahzam. Malahan dia di tinggal sendiri dengan Airin di sampingnya. Target Erfan kali ini gatot. Alias gagal total.
                               
                                 ****
Akhirnya motor Afkar sampai di depan rumah Felly. Afkar membuka helmetnya begitupun dengan Felly yang turun dari motor merah Afkar. Mereka menuju pintu utama rumah Felly, mengetuk pintu dengan sedikit keras agar terdengar oleh Tina. Terdengar seseorang membuka pintu dari dalam. Secara perlahan pintu terbuka. Dan_

"Widih, siapa tuh ganteng banget, pasti pacar lo kan? iya kan? gila lo debaks banget udah punya pacar ganteng, putih, hidung mancung, tinggi, pokok nya perfect deh." Mata Felly melotot, kaget melihat siapa yang telah membuka pintunya.

Dan, Ini mulut rasanya pengen banget di sumpel pake guel. Nyerocos mulu kayak kaset rusak. Eh Ralat, emang otaknya udah rusak.

"Debby? Kok lo ada di sini? Sejak kapan?" Refleks Felly tidak menghiraukan ocehan Debby. Dia lebih terfokus pada 'kenapa tiba tiba Debby bisa ada di sini?' Padahal kan tadi pagi dia nggak ada. Dan sekarang tiba tiba nongol kek tuyul dan nyerocos gak jelas.

"Kenapa lo kaget gitu, lo pasti kangen kan sama gue." Debby melilit-lilit kan rambut yang dia gerai. Menggoda Felly sudah menjadi hoby nya dari dulu.

"Sejak kapan lo ada disini? perasaan gue, tadi pagi lo gak ada deh?" Tanya Felly masih penasaran.

"Sejak tadi siang, emang nya kenapa? ohh gue tahu lo pasti malu yah kepergok bawa cowok ke rumah, iyakan? iyalah? iya dong? pastinya kan? Pasti lah? Pasti dong?." Sumpah rasanya pengen banget Felly menyumpal mulut Debby yang dari tadi gak henti nya nyerocos.

Debby adalah sepupu Felly yang tinggal di bandung bersama orang tuanya, dia pindah dan tinggal di jakarta karena dia ingin melanjutkan sekolah nya di jakarta. Tapi tidak satu sekolah dengan Felly. Dia sekolah di SMA impian nya di jakarta, yaitu SMA Tunas Bangsa.
Bisa di bilang sih, SMA Tunas Bangsa ini salah satu sekolah terfavorit dan terbaik di jakarta selain SMA Bakti Pratama. Kedua sekolah itu sangat terkenal di Jakarta. Tapi Debby lebih memilih di SMA Tunas Bangsa karena disana banyak teman temannya yang masuk ke sekolah itu. Teman teman SMP nya dulu.

Debby sosok cewek yang bawel, cempreng, suka nyerocos dan satu lagi bisa di bilang sepupu paling rempong yang pernah Felly punya. Dia selalu nyerocos tanpa memperhatikan di sekitarnya, terkadang Felly sering merasa terganggu kalau Debby nyerocos membicarakan sesuatu yang amat tidak penting sewaktu Debby dan orang tuanya dulu tinggal di rumah Felly selama tiga tahun. Dan setelah itu mereka memutuskan untuk pulang ke Bandung ketika Debby dan Felly masih SMP.

Dan sekarang, Felly gak akan bisa merasakan kenyamanan dan ketentraman di rumah selagi ada Debby. Anak ini selalu mengacaukan kehidupan Felly. Tanpa menghiraukan ucapan Debby yang menurut Felly gak ada manfaat dan faedahnya Felly nyelonong melewati Debby dan Afkar yang mengikutinya di belakang.

"Lo tunggu disini ya, gue mau ganti baju dulu." Afkar mengangguk, melepaskan tasnya, duduk dan menyandarkan punggungnya di kursi empuk rumah Felly.

Afkar memejamkan matanya, merileks kan tubuhnya yang teramat pegal. Sambil menunggu kedatangan Felly.

Terdengar suara langkah kaki yang sedang menuruni anak tangga, Afkar memutuskan untuk membuka matanya yang sedari tadi dia pejamkan. Tidak salah, itu adalah Felly yang sudah rapih dengan baju biru bertuliskan Anime dengan celana selutut yang terlihat sangat sederhana namun tetap rapih dan tiga buku yang Felly pegang.
                         

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang