#Episode 14

37 29 0
                                    

                      
Di kerajaan The Tougher alias Basecamp kebangsaan mereka. Disini, Afkar tengah duduk di salah satu kursi,tempat santai bagi mereka. Dengan gitar kesayangan nya yang dia pangku. Jarinya gesit memetik snar gitar menjadi sebuah nada yang di iringi lagu yang Afkar nyanyikan. Afkar menyanyikan lagu yang sesuai dengan suasana hatinya saat ini. Lagu Once Aku mau.

Kau boleh acuhkan diriku
Dan anggap ku tak ada
Tapi takkan merubah perasaanku
Kepadamu

Kuyakin pasti suatu saat
Semua kan terjadi
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
      
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada

Kau boleh jauhi diriku
Namun kupercaya
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku

Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada

Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Aku yang rela terluka
Untukmu selalu

Entah mengapa malam ini suasana hati Afkar sunyi, sepi dan mellow. Bayangan Felly terus berputar di kepalanya. Bayangan disaat Kenzo memegang tangan Felly dengan lembutnya. Dan entah mengapa hati Afkar tidak bisa menerimanya. Bingung. Perasaan apa sebenarnya yang dia rasakan? Kenapa bayangan Felly terus menghantuinya.

Sedangkan Riza, Ahzam dan Erfan hanya memperhatikan Afkar yang tengah asik memainkan gitar dengan alunan lagu yang di nyanyikannya.

"Za, itu si Afkar kenapa? Kayaknya lagi galau tuh anak?" Tepat. Tebakan Ahzam sangat tepat. Ternyata penyakit keponya kadang ada benernya juga.

"Gue juga gak tahu." Riza memperhatikan seksama sahabat yang satu itu. Tidak biasanya Afkar galau seperti ini. Dia tahu dan bisa membedakan mana Afkar galau karena faktor orang tuanya dan Afkar galau bukan kerena faktor orang tuanya.

"Gue tahu, pasti dia galau karena cewek." Celetukan Erfan membuat Riza dan Ahzam menatap bingung ke arahnya. Bagaimana tidak, selama ini tidak ada cewek yang dekat dengan Afkar. Walaupun banyak cewek yang ngejar ngejarnya, tapi selama ini Afkar selalu cuek dan acuh. Lalu Afkar galau karena siapa?.
                               ****

Felly tengah berdiri di jendela kamar yang sengaja dia buka. Angin semilir membuat anak rambut Felly menari sesukanya. Sesekali Felly membenarkan anak rambut yang menghalangi pandangan mata. Kini tengah menatap bulan yang di temani ribuan bintang.

Bayangan Afkar terus menghantui pikirannya. Bayangan ketika Terry membersihkan sisa makanan yang menempel di ujung bibir Afkar.

Kenapa coba, hanya karena Terry membersihkan ujung bibir Afkar bayangan itu terus berputar. Padahal hanya membersihkan, kan? Nggak lebih dan nggak kurang. Felly menggerutu, sesekali dia memijit keningnya yang terasa sangat mumet. Kalau gini caranya bisa bisa dia menyumpah serapahkan dirinya sendiri.

"Gue kenapa sih jadi mikirin tuh cowok, aneh banget deh." Ucapnya dengan nada suara yang tidak dapat di artikan. "Iiihhh bodo ah, mending gue tidur." Felly mengacak acak rambutnya makin geram.

Felly meninggalkan jendela menuju tempat tidurnya. Tanpa menutup kembali gordennya. Sudah kebiasaannya.

Suara ketukan pintu kamar terdengar oleh Felly. Ya, siapa lagi kalau bukan Tina, mamahnya. Di tahun ini Felly hanya tinggal bedua dengan Mamahnya. Sedangkan papahnya sedang sibuk dengan pekerjaannya di luar kota. Tidak ada yang perlu Felly khawatirkan karena selama ini papahnya selalu memberi kabar lewat telpon, Wa atau Sms.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang