#Episode 09

45 39 0
                                    

Kenzo dan Felly berhenti di salah satu koridor kelas yang cukup jauh dari jangkauan teman temannya terutama The Tougher.

"Kita sebenarnya mau ngapain sih?" Terlihat jelas raut wajah Felly bingung dengan Kenzo yang tiba tiba saja membawanya pergi.

"Gue mau kasih lo sesuatu." Kenzo mengambil sesuatu di saku celananya membuat alis Felly menaut semakin dibuat bingung. Perlahan matanya menatap ke arah tangan Kenzo yang memegang sesuatu. Gebuah gelang.

"Gue mau kasih lo gelang ini." Kenzo memperlihatkan gelang yang dia ambil di saku celananya. Bukan hanya satu tapi ada dua gelang yang dia pegang. Berwarna hitam pekat dengan tulisan KF berwarna putih yang tertera di gelang. Secara perlahan Felly mengambil gelang yang Kenzo berikan. Dia masih bingung dengan semuanya. Kenapa tiba tiba Kenzo memberinya gelang? Apa maksud Kenzo memberinya gelang? Bahkan coulpe.

"KF? Ini maksudnya apa ? Kenapa lo tiba tiba bawa gue kesini dan kasih gelang yang sama? " Ada yang mengganjal dipikiran Felly tapi nggak tau apa itu.

"KF itu singkatan dari nama gue sama lo, dan gue kasih lo gelang yang sama itu sebagai tanda persahabatan kita. Gue mau lo jadi sahabat gue. " Kepala Felly manggut manggut sepertinya dia sudah faham maksud dari semuanya.

"Gue kira lo mau ngapain. Tapi gelangnya bagus juga gue suka." Felly menatap gelang yang dia pegang lalu memakainya tanpa di suruh.

"Jadi gimana lo mau kan jadi sahabat gue?"
"Gue gak punya alasan buat nolak lo." jawabnya santai sambil menepuk nepuk pundak Kenzo.
****
Afkar dan teman temannya seperti biasa setiap jam istirahat selalu pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah demo seperti perang dunia ke III. Oke Lebay!.

Sayangnya mereka hanya mempunyai kesempatan di jam istirahat kedua Karena jam istirahat pertama di sibukkan mencari Riza. Bukan The Tougher namanya kalau mereka tidak berjalan beriringan. Selalu. Kemana pun mereka pergi selalu beriringan. Bahkan siswa lain pun tidak kebagian stok jalan untuk lewat. Kebangetan.
Sampai akhirnya mereka bertemu dengan Bu Desi sekaligus Wali kelas mereka.

"Afkar, Riza, Ahzam dan Erfan Ibu mau bicara sama kalian." Tatapan Bu Desi sangat tajam. Membuat mereka ngeri begidik melihatnya.

"Ada apa ya bu?" Afkar bertanya penasaran. "Ibu tahu kalian sangat menguasai pelajaran sejarah." Erfan senyum cengengesan mendengar ungkapan Bu Desi yang belum selesai.

"Ya jelas lah bu, kita kan siswa yang pintar dan rajin pula, iya gak broo." Ahzam menepuk pundak Afkar. Terlalu ngalem dewek. Sungguh percaya diri yang terlalu obsesi.

"Ya kalian pintar dalam pelajaran sejarah, tapi kalian hancur dalam pelajaran matematika." Spontan ucapan Bu Desi barusan membuat percaya diri Ahzam yang dia bangun tinggi tinggi runtuh seketika.

"Tapi kan bu Fesion kita itu bukan di matematika." Afkar menyaut.

"Ibu gak mau tahu nilai matematika kalian harus bagus, dan kalian harus bisa memperbaiki nilai matematika kalian. Bagaimanapun caranya dan kalau bisa kalian belajar sama anak Ipa." Keputusan Bu Desi tidak bisa di ganggu gugat. "Tapi kan bu_ " belum selesai Riza bicara di potong oleh kepergian Bu Desi yang tiba tiba. "Ibu permisi."

"Sial, udah tau gue paling belet sama pelajaran matematika, buat otak gue ini hampir keluar." Oke mungkin terlalu lebay. "Lebay lo dugong." Ejek Erfan membuat Ahzam bedecak sebal.
****
Malam hari ini Felly sedang Fokus mengerjakan PR Kimia yang harus di kumpulkannya besok pagi. Mungkin malam ini dia harus begadang mengerjakan soal yang mampu menguras seluruh isi otak. Ponselnya bedering ada pesan chat dari Whatsapp. Dilihat nya nomor yang tidak dia kenal "Nomor siapa nih gak gue kenal?" Batinnya bertanya pada diri sendiri.

0857369*** :
Woy?

Felly :
Siapa?

0857369*** :
Gue Afkar

Mata Felly melotot. Afkar? Darimana dia mendapatkan nomor ponselnya. Perasaan dia gak pernah kasih nomornya ke Afkar. Bahkan meminjamkan ponselnya aja gak pernah.

Felly :
Dari mana lo dapet nomor gue?

Afkar :
Gak penting dari mana gue dapet nomor lo

Felly :
Mau ngapain si lo, ganggu tau gak!

Afkar :
Gue mau minta tolong sama lo

Felly semakin bingung gak biasanya Afkar nge chat dan meminta tolong padanya.

Felly :
Minta tolong apa?

Afkar :
Gue mau lo ngajarin gue matematika

Felly :
Gak mau, gue sibuk.

Afkar :
Gue gak menerima penolakan.

Felly semakin di buat geram. Apa coba maksudnya dia tidak meneriam penolakkan. Jelas jelas di sudah menolaknya.

Felly :
Kok lo maksa

Afkar :
Gak perduli!

Afkar:
Besok, pulang sekolah gue kerumah lo.

Kali ini mata Felly benar benar hampir keluar ketika membaca chat dari Afkar. Afkar mau kerumahnya? Gak salah? Oke itu pasti cuma bercanda. Gak mungkin Afkar datang kerumahnya. Dia pasti hanya bergurau agar Felly mau membantunya.

#happy reading...

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang