Entah mengapa sepertinya pagi ini suasana hati Afkar sedang baik. Menuruni anak tangga dengan berlari kecil dan tas yang dikaitkan di bahu kanan nya. Afkar menuju meja makan yang sudah dinantinya. Disana sudah ada Bi Minah yang sedang menyiapkan sarapan dan_... dan Bagas serta Meli yang sudah stand by.
Tidak biasanya Bagas dan Meli sarapan pagi biasanya kalau sudah jam segini mereka sudah berangkat kerja. Afkar tidak hentinya menampakkan senyuman di tambah pagi ini dia bisa sarapan bareng orang tuanya. Hari yang langka.
"Mamah sama Papah tumben belum berangkat." Ucapnya sambil mengambil nasi goreng yang sudah Bi Minah siapkan.
"Afkar, sebenarnya Papah sama mamah hari ini mau ke Singapura selama beberapa minggu, makannya kami menyempatkan waktu buat sarapan bareng kamu." Kebahagiaan dan senyuman yang sedari tadi Afkar bangun runtuh tidak tersisa.
Afkar terdiam sebentar. Nasi goreng yang tadinya mau dimakan di turunkan kembali. Terlihat jelas kesedihan di wajah Afkar. Untuk kesekian kalinya Afkar selalu di kecewakan.
"Jadi kamu baik baik ya di sini, kamu harus dengerin apa kata Bi Minah." Bagas memberikan saran pada Afkar yang tengah terdiam. Tidak ada kata yang Afkar keluarkan dia hanya bisa mengangguk sebagai pertanda meng 'iya' kan perkataan Papahnya.
****
Hari ini Felly sudah berjanji akan berangkat sekolah bersama dengan Mona dan Airin. Mereka sudah berjanji saling menunggu di halte dekat rumah Airin yang jarak antara rumah Mona dan Felly lebih seimbang.Menunggu angkot sudah biasa bagi mereka. Walau sebenarnya mereka mempunyai mobil pribadi tapi mereka lebih suka naik angkot atau jalan kaki. Dengan begitu dalam mencari ilmu lebih terasa perjuangannya. Apalagi bersama seorang sahabat yang selalu ada menemani kita.
"Angkotnya kemana sih lama banget." Mona menggerutu mulai gelisah.
"Iya yah kok tumben banget udah jam segini nggak ada angkot yang lewat satupun." Sahut Felly sama gelisahnya dengan Mona. "Kalo gini caranya kita bisa terlambat." Kata kata Airin barusan membuat semuanya semakin panik.
"Nggak, gue gak mau terlambat, yang ada gue di hukum lagi. Gak mau gue." Mona semakin menggerutu rasanya dia ingin sekali menyumpah serapahkan angkot yang belum juga datang.
"Satu satunya cara supaya kita gak telat kita harus jalan kaki, siapa tau di jalan kita ketemu angkot. Dari pada kita disini gak ada angkot lewat, udah pasti telat kan kita." Ide bagus. Mona dan Airin menatap Felly. Cemerlang. Kenapa dari tadi gak kepikiran. "Ide bagus tuh Fell, yaudah kita jalan kaki aja." Airin menyetujui ide Felly begitu pun dengan Mona.
Sudah setengah perjalanan mereka jalan kaki namun sialnya sampai sekarang angkot tidak kunjung datang. Tidak masalah jika angkot memang belum datang. Karena kebetulan sekarang masih pagi, masih lama dari jam masuk sekolah. Masalahnya trik matahari mempengaruhi mereka.
Capek dan rasa haus kini menyelimuti.
Dari kejauhan Felly seperti melihat beberapa orang yang sudah tidak asing lagi. Felly memicingkan matanya melihat lebih seksama. Mata Felly melotot seperti melihat seekor macan yang sedang menggeram."Astaga Mon, Rin, itu..itu orang orang yang waktu itu ngejar gue sama Afkar." Mata Mona dan Airin mengikuti arah tangan Felly.
Siapa lagi kalau bukan Alazar. Dan sialnya Alazar melihat keberadaan mereka yang kini tengah memperhatikan mereka. "Itu bukannya cewek yang waktu itu bareng sama Afkar." Tunggu. Ini sebuah pertanyaan atau pernyataan.
Melihat Alazar menunjuk ke arah mereka tanpa basa basi mereka pun lari menjauh dari Alazar. "Woyy jangan lari!!" Teriakan salah satu dari Alazar membuat Felly, Mona dan Airin semakin lari menjauh.
Tidak mau gagal lagi kali ini Alazar tidak akan membiarkan sasaran mereka lolos untuk yang kedua kalinya.
Felly, Mona dan Airin semakin dibuat panik melihat jarak mereka dengan Alazar hanya sekitar lima meter.
"Gimana nih mereka udah deket lagi." Airin mengatur nafasnya yang ngos ngosan. "Eh eh ada angkot, cepet cepet!" Nasib baik. Mereka terselamatkan oleh kedatangan angkot. Dengan terburu buru mereka langsung naik angkot yang baru berhenti.
"Sial..kita gagal lagi!" Umpat salah satu anggota Alazar. Kebetulan di dalam angkot hanya ada mereka bertiga, salah satu siswa laki laki yang kebetulan satu sekolah, seorang perempuan sekitar 30 tahun, dan supir angkot tentunya.
"Huuhh hampir aja." Felly mengelus ngeluskan dadanya yang masih berdegub kencang akibat lari tadi. "Fell, mereka itu sebenernya mau ngapain sih, kenapa kita sampe di kejar kejar?"
Setelah mereka di kejar kejar Alazar, Mona semakin bingung apa hubungannya mereka dengan Alazar. Bukan kah Felly waktu itu bilang kalau mereka hanya mencari Afkar tapi kenapa mereka di ikut sertakan juga.
"Gue juga gak tau Mon, kenapa mereka ngejar ngejar kita. Bingung gue." Felly menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Ada yang mengganjal dalam pikiran Felly. Apa hubungan mereka dengan Alazar? Ada masalah apa antara The Tougher dengan Alazar sampai mereka di ikut sertakan? Apa yang sebenarnya terjadi?.
Mata Felly menatap ke arah kaca belakang angkot. Syukurlah mereka sudah tidak mengejar lagi, Ini membuat hati Felly menjadi lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Novela JuvenilAfkar Reister, cowok tampan yang menjadi idaman para wanita di sekolahnya, sekaligus ketua geng The Tougher yang dia pimpin bersama ketiga sahabatnya. Awalnya Afkar hanya ingin melindungi seorang cewek yang selalu di ganggu oleh musuhnya. Seorang...