Afkar menghampiri kembali teman temannya yang masih setia berada di tempat semula, tidak terkecuali Felly, Mona dan Airin mereka juga masih setia. Semua menatap ke arah Afkar. Riza, Ahzam dan Erfan menatap heran ke arahnya. Ada yang berbeda dari Afkar, Mereka bertiga saling tatap memberikan kode satu sama lain, mengerti dengan wajah Afkar yang terlihat berbeda.
Walaupun Afkar sudah mencoba menutupi semuanya tapi tidak dengan sahabat sahabatnya.
Satu yang paling utama dari The Tougher mereka bisa mebedakan mana ketika di antara mereka yang bersedih dan yang bahagia, mereka selalu terbuka walaupun itu menyangkut privasi mereka. Karena mereka tahu sahabat adalah satu satunya tempat untuk mencurahkan semua masalah dan tempat dimana ketika hitam menjadi putih.Tidak ada kehidupan yang abu-abu. Dalam sebuah kehidupan yang ada hanyalah hitam dan putih, titik gelap dan terang.
Mereka semua tahu masalah masing masing dari mereka. Karena itulah The Tougher di ciptakan. Menciptakan pria yang tangguh dalam menghadapi semua masalah seberat apapun. Mengisi kekurangan dan menyemangati adalah suatu kewajiban bagi mereka. Tidak ada kata kata sunnah dalam sebuah persahabatan.
"Af, kenapa? Mamah lo ngomong apa tadi?" Tanpa basa basi Riza langsung bertanya, tanpa melihat situasi dan kondisi di sekitar. Paham dengan keberadaan Felly, Mona dan Airin. Ahzam mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia tahu, dalam kondisi seperti ini tidak ada yang boleh tahu masalah Afkar, terutama tentang keluarganya.
"Eh, btw kita ke kelas dulu ya bentar lagi kan mau masuk." Kata Ahzam berpamitan pada Felly, Mona dan Airin yang tengah mematung.
Felly dan teman temannya hanya mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya Felly merasa ada yang aneh dari mereka seperti ada seseuatu yang mereka sembunyikan. Tapi entah apa itu.
Afkar duduk di kursinya menghempaskan tas ke meja sedikit keras. Merasa moodnya sudah benar benar hancur. Dia tahu apa yang ada di pikiran mereka. Apa coba tujuan mereka yang tiba tiba pamit pada Felly dengan terburu buru, padahalkan sebenarnya jam masuk masih 15 menit lagi.
"Ada masalah apa sih, kenapa muka lo berubah setelah telponan sama Mamah lo?." Ahzam memulai pembicaraan dengan pertanyaan yang sedari tadi dia gantung di kepalanya.
"Lo tahu aja kalau gue lagi ada masalah." Sahutnya.
"Lo pikir gue kenal lo baru sehari dua hari." Ujarnya sambil menepuk pundak Afkar sedikit keras. Ingat hanya sedikit.
"Mendingan lo cerita deh sama kita ada masalah apa sebenarnya?" Kali ini Erfan pun benar benar penasaran. Jangan heran, bukan hanya Ahzam yang kepo nya akut, tapi Riza dan Erfan pun bisa kepo seperti Ahzam jika menyangkut masalah Afkar atau yang lainnya.
"Gue cuma bingung aja, Mamah gue bilang dia pergi ke Singapura hanya beberapa minggu, tapi nyatanya dia pergi sampai bulan depan, bukan hanya Mamah gue aja tapi juga Papah gue." Jelasnya panjang lebar, dan itu membuat suasana di antara mereka hening sejenak sampai akhirnya Riza pun bersuara.
"Lo tenang aja gak usah sedih karena, kan masih ada kita yang selalu setia nemenin lo." Riza merangkul Afkar mencoba untuk menenangkan Afkar.
Tapi benar apa kata Riza, mereka akan selalu menemani Afkar sampai dia bisa melupakan masalahnya, dan itu terbukti dari mereka masih SD sampai sekarang mereka masih tetap setia menemani Afkar dalam menghadapi masalahnya.
****
Pelajaran pertama adalah pelajaran olahraga, Afkar dan teman sekelasnya sudah stand by di lapangan. Tapi yang anehnya sampai sekarang Pak Beni belum juga memulainya. Padahal biasanya kalau semuanya sudah kumpul di lapangan Pak Beni tidak pernah membuang buang waktu untuk tidak segera melakukan peregangan dan pemanasan terlebih dulu, tapi sekarang malahan mereka di anggurin.Cuaca hari ini lumayan panas, tapi tidak terlalu panas juga. Ya, sedang lah bagi mereka yang tidak terlalu suka panas saat olahraga. Apalagai kebetulan pelajaran olahraga mereka di jam pertama jadi tidak terlalu panas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Teen FictionAfkar Reister, cowok tampan yang menjadi idaman para wanita di sekolahnya, sekaligus ketua geng The Tougher yang dia pimpin bersama ketiga sahabatnya. Awalnya Afkar hanya ingin melindungi seorang cewek yang selalu di ganggu oleh musuhnya. Seorang...