Rasanya gak bisa di ungkapkan dengan kata kata. Seneng, aneh, dan bingung menyelimuti perasaan Felly. "Mamah lo orang baik. Jangan pernah kecewain mamah lo. Jangan pernah membuat mamah lo meneteskan air mata karena lo. Gue pamit." Afkar menaiki motor merah kesayangan nya, memakai helmetnya dan langsung pergi.
Bayangan itu terus menghantui Felly, tidak henti hentinya Felly menggerutu memarahi dirinya sendiri yang tiba tiba memikirkan Afkar. "Gue kenapa sih, kenapa jadi mikirin dia?" Felly menggebrakan dirinya di atas kasur. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
****
Kenapa rasanya hari ini berbeda dari hari biasanya. Kenapa tiba tiba dia jadi semangat berangkat sekolah. Apalagi hari ini dia berangkat benar benar pagi. Bukan Felly namanya kalau berangkat pagi. Senyum di bibirnya terus menghias di setiap jalannya. Tidak perduli siswa lain melihatnya seperti orang gila. Cuek, acuh, percaya diri. Hanya itu yang dimiliki Felly."Hai Fell, tumben datang pagi?." Nah itu sebuah pertanyaan yang wajib di tanya.
"Gak tahu nih gue, hari ini lagi semangat banget." Ujar Felly masih dengan senyum yang di pampangnya.
"Gue tahu lo lagi jatuh cinta ya." Tebakan Kenzo membuat langkah Felly terhenti. Keningnya mengkerut bingung. Apa urusannya hari ini dia sedang semangat dengan jatuh cinta?. Kenzo ada ada aja.
"Sotoy lo kayak google." Candaan Felly membuat Kenzo tertawa.
"Ya abisnya lo senyum senyum gak jelas gitu. Kek orang lagi jatuh cinta." Timpalnya.
"Kan, gue udah bilang hari ini gue lagi semangat, tapi gak tahu kenapa."
"Pulang sekolah jalan yuk." Ajak Kenzo to the point.
"Kemana?" Tanya Felly.
"Ada deh nanti gue kasih tahu lo."
"Mulai deh rahasia rahasiaan." Felly memukul Lengan Kenzo sedikit keras.
"Sakit kali Fell." Ucap nya sambil memegang lengan yang Felly pukul.
"Yaelah segitu doang juga." Ujarnya.
****
Felly turun dari motor besar berwarna hitam pekat milik Kenzo. Matanya menatap kesekeliling. Sedangkan Kenzo membuka helmet yang terpasang di kepalanya."Kita ngapain kesini?" Tanya Felly yang masih menatap sekitar.
"Mau makan lah Fell, lo pikir kita kesini mau main basket." Kenzo langsung menarik tangan Felly masuk ke Cafe Star Dello.
Suasana Cafe Star Dello sangat ramai. Meskipun kebanyakan dari pengunjungnya pegawai kantor yang sedang makan di jam istirahatnya. Walaupun sudah sore tapi Cafe ini masih tetap ramai bahkan sampai larut malam.
Kenzo dan Felly duduk di dekat kaca yang menampakkan pemandangan dari luar. Suasana nya juga lebih adem, karena tempat yang mereka duduki tempat masuknya angin semilir dari luar. Felly mengambil daftar menu yang ada di meja. Memilih menu yang akan dia pilih.
"Mau pesen apa mas?" Tanya salah satu pelayan yang menghampiri mereka.
"Saya mau pesan kentang goreng sama vanila latte. Lo mau pesen apa Fell?" Kenzo menutup kembali daftar menu yang dia pegang.
"Gue sama aja deh kayak lo." Jawabnya. "Berarti kentang goreng sama vanila latte nya dua ya mbak." Pinta nya.
"Baik mas, tunggu sebentar." Ucap pelayan sambil menulis pesanan mereka.
Sambil menunggu pesanan datang Felly menyempatkan diri untuk memainkan ponselnya. Tidak ada notifikasi yang penting. Cuma ada notifikasi grup kelas yang nggak penting.
Hanya ocehan iseng teman teman kelasnya yang memenuhi notifikasi WhatsApp. Bahkan Felly gak pernah ikut menyapa atau hanya sekedar bertanya ada PR atau nggak. Dia lebih memilih tanya langsung pada sahabat sahabatnya dari pada grup kelas yang gak jelas.
Malas memainkan ponsel. Felly meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Tanpa di sengaja Felly melihat sosok cowok yang sangat dia kenal, bersama seorang cewek di sampingnya. Mereka masuk ke Cafe Star Dello. Duduk tepat didepan meja yang Felly duduki.
"Itukan Afkar sama Terry, mereka ngapain disini. Bukannya Afkar pernah bilang kalau dia gak suka sama Terry? Kenapa sekarang malah jalan bareng." Batin Felly sambil memandang Afkar dan Terry yang tengah memesan menu makanan.
Tanpa di duga, tatapan mereka saling bertemu. Afkar melihat ke arah Felly yang sedang menatap ke arahnya. Tatapan Afkar sedikit berubah ketika dia menyadari siapa yang ada di hadapan Felly.
"Kenzo? Sama Felly? Ngapain mereka ada di sini?" Batinnya.
"Hey Af, Lo lagi ngeliatin apa sih?" Lamunan Afkar buyar ketika Terry menjentikkan jarinya tepat di depan wajahnya.
"Hah, kenapa?" Spontan Afkar terkejut dengan pertanyaan Terry.
"Kamu yang kenapa dari tadi bengong." Kening Terry mengkerut menatap bingung ke arah Afkar.
"Kamu lagi liat apaan sih?" Tatapan Terry mengikuti kemana tatapan Afkar berlabuh.
Di lihat Felly dan Kenzo yang sedang makan berdua. Terry tersenyum penuh kemenangan.
"Ohh jadi dari tadi lo ngeliatin mereka yang sedang pacaran."
"Apa? Pacaran? Mereka udah pacaran?" Perkataan Terry barusan benar benar membuat jantung Afkar hampir copot. Terkejut.
"Mana aku tahu, tapi kalau di lihat lihat mereka serasi juga." Terry menaikkan bahunya acuh. Tapi dia mencoba untuk meyakinkan Afkar kalau mereka bukan sekedar teman biasa.
Afkar terdiam mendengar yang Terry katakan. Ada benarnya juga, gak mungkin kalau mereka hanya teman biasa, mereka sering jalan berdua, tanpa Mona dan Airin pula.
Felly tidak fokus pada makanan yang sudah tersaji sejak tadi. Matanya tidak bisa berhenti dari pandangan Afkar.Aneh, kenapa dia jadi penasaran apa yang mereka lakukan di Cafe ini. Cuma berdua pula. Kenzo menyadari sedari tadi Felly hanya melamun, mendiamkan makanannya yang hampir dingin.
"Fell, kenapa gak di makan?" Pertanyaan Kenzo membuat pandangan Felly beralih pada Kenzo yang menatapnya bingung.
"Oh i_iya ini juga mau di makan." Suaranya patah patah. Felly pun mengambil kentang goreng lalu memakannya. Sesekali tatapan Felly beralih pada Afkar yang tengah asyik makan bersama Terry.
"Udah Terr gak usah, gue bisa sendiri." Afkar mencoba untuk menahan tangan Terry yang ingin membersihkan sudut bibirnya yang kotor.
"Udah gak papa, biar aku bersihin." Terry kekeh ingin membersihkannya.
Felly melihat Terry yang sedang membersihkan makanan yang menempel di sudut bibir Afkar."Mereka kayaknya deket banget, apa mereka pacaran?" Batinya. Ada yang aneh dengan perasaan Felly saat ini. Kenapa dia harus perduli pada Afkar yang sedang makan berdua, bahkan saat Terry membersihkan sudut bibir Afkar.
Sedangkan Kenzo semakin di buat bingung dengan Felly yang sedari tadi tatapan nya selalu beralih darinya. Kenzo memegang tangan Felly yang di letakkan di atas meja.
"Fell lo kenapa?" Kenzo mengusap halus tangan Felly. "Gue gak papa, udah makan lagi aja."
Afkar yang melihatnya dari kejauhan menautkan alisnya. Memperlihatkan ketidak sukaannya pada Kenzo yang memegang tangan Felly. Tapi apa boleh buat dia bukan siapa siapa Felly.
Kalau pun dia harus menjaga Felly dari Alazar terutama Kenzo dia gak seharusnya bersikap seolah olah dia tidak suka.
Walaupun kenyataan nya memang Afkar tidak suka Felly dekat dekat dengan Kenzo. Apalagi masuknya Kenzo dalam kehidupan Felly masih menjadi tanda tanya besar buat Afkar.
#Happy reading

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Teen FictionAfkar Reister, cowok tampan yang menjadi idaman para wanita di sekolahnya, sekaligus ketua geng The Tougher yang dia pimpin bersama ketiga sahabatnya. Awalnya Afkar hanya ingin melindungi seorang cewek yang selalu di ganggu oleh musuhnya. Seorang...