Bel sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Suasana sekolah sudah lumayan sepi hanya beberapa siswa saja yang lewat itupun hendak pulang. Felly belum pulang karena hari ini waktunya dia piket. Sedangkan Mona dan Airin setia menunggu Felly selesai piket. Hanya ada 3 orang yang piket.
Diky ketua kelas yang sedang mengangkat kursi sedangkan Felly dan Agni bertugas untuk menyapu lantai.
Jangan tanya kenapa yang piket hanya 3 orang yang lain nya sudah pulang sejak bel pulang berbunyi. Anak yang tidak disiplin. Selang 10 menit akhirnya Felly,Diky dan Agni telah menyelesaikan piket nya dengan bersih dan rapih."Fell, gue pulang dualuan ya." Pamit Diky sambil melambaikan tangan nya pada Felly.
"Gue juga duluan Fell." sahut Agni yang terlihat buru buru.
"Iyah,,hati hati." Felly mengambil tas nya lalu pergi mengampiri Mona dan Airin yang sudah sedari tadi setia menunggunya.
"Yuk pulang." Ajaknya tiba tiba Mona dan Airin menoleh ketika Felly datang bersamaan.
"Udah selesai?" kata Airin.
"Udah..ayo kita pulang" katanya sekali lagi mereka bertiga memutuskan langsung pulang. Memang seharusnya begitu.
Suasana sekolah sudah sangat sepi, tidak ada tanda tanda kehidupan lagi hanya suara sepatu mereka yang terdengar tapi suasana seperti ini sudah biasa bagi mereka karna seringnya mereka pulang sedikit terlambat.
Wajah Felly, Mona dan Airin tiba tiba berubah menekuk yang tadinya ceria sekarang wajah mereka seperti melihat nenek lampir di depan yang kapan saja bisa mengganggu ketertiban mereka. ketertiban? Lalu lintas kali.
Terlihat di depan mereka datang segerombolan yang mirip dengan nenek lampir itu sih menurut pendapat Mona.Kedatangan mereka tidak menghentikan langkah Felly,Mona dan Airin. Dengan rasa tidak perduli mereka memutuskan untuk pura pura tidak melihat Terry and the geng.
"Well, wel ada geng geng cupu nih." ejek Terry dengan memandang Felly, Mona dan Airin dengan tatapan ilfil. Felly dan yang yang lainnya tidak menanggapi perkataan Terry.
Bagi mereka itu udah biasa mereka dengar bahkan udah kebal di telinga. Felly, Mona dan Airin memutuskan untuk pergi namun lagi lagi langkah mereka di hadang oleh Terry and the geng.
"Eitss mau kemana?" Tukas Mey yang menghadang langkah Mona."Minggir!." ketus mona tidak menanggapi Mey.
"Lo berani sama kita?" Ancam Mey dengan tatapan sadis.
"Iya lo emang berani sama kita?" Akhirnya Vivi pun berkata sejak dari tdi hanya diam.
"kenapa nggak." jawab Felly dengan yakin.
"Wah wah wah sekarang lo berani sama gue. Fine." Terry menyilangkan kedua tangan nya di atas dada. Seperti menerima tantangan Felly.
"Kalian kenapa sih selalu ganggu kita, padahal kita itu gak pernah ganggu kalian." Airin pun yang sedari tadi bungkam kini membuka mulutnya.
"Eh nenek lampir yang sok kecantikan,mending kalian pulang bobo cantik dan gak usah ganggu kita lagi." Darah Mona seakan mendidih sedari tadi dia sudah menahan emosinya tapi gatot.
Tingkah dan kelakuan Terry dan teman nya membuat Mona ingin muntah. Jijik. Wajah Terry menekuk dan memerah dia tidak terima di hina dan di ejek oleh Mona yang menurut nya lebih nggak banget.
"Dassar lo cewek tomboy, cewek jadi jadian berani banget lo ngomong kayak gitu di depa gue." Amarah Terry memuncak dia paling tidak suka yang menurutnya dia cantik, manis, cetar membahana sempurna pariwara dan tidak ada bandingannya di hina dan apa tadi katanya nenek lampir oh my god gak banget.
Hampir saja tangan Terry menjambak rambut Mona yang di ikat rapi kalau tidak ada tangan seseorang yang menahan tanga Terry.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Teen FictionAfkar Reister, cowok tampan yang menjadi idaman para wanita di sekolahnya, sekaligus ketua geng The Tougher yang dia pimpin bersama ketiga sahabatnya. Awalnya Afkar hanya ingin melindungi seorang cewek yang selalu di ganggu oleh musuhnya. Seorang...