#Episode 21

24 25 0
                                    

Satu yang pasti, Felly merasakan itu semua. Dia sadar akan hal itu, semua orang sedang menatap ke arahnya dan Afkar. Mereka menjadi pusat perhatian. Tapi, karena Felly orangnya cuek dan gak perduli dengan omongan orang lain, santai dan itu semua tidak mengurangi rasa percaya dirinya.

Di antara siswa siwa yang sedang memperhatikan Afkar dan Felly, ada satu sorotan mata tidak suka dari seorang cewek, di dampingi oleh kedua teman nya yang selalu mengekorinya. Siapa lagi kalau bukan Terry. Satu satunya cewek yang gak suka melihat gebetannya didekati oleh orang lain.

"Lo suka sama Afkar?" Terdengar suara seseorang datang dari belakangnya. Terry membalikan badan begitu pun dengan Mey dan Vivi. Di lihatnya seorang cowok dengan badan tegap, putih, tinggi dan yang jelas dia seperti pernah melihat cowok itu, tapi entah di mana karena Terry tidak pernah perduli dengan sekitar.

Di tatapnya cowok itu. Seperti tidak asing lagi bagi Terry. "Siapa lo?" Tanya Terry penasaran. "Gue Kenzo." Jawabnya dengan santai tanpa memperdulikan tatapan Terry yang penasaran dengannya.

Wajar kalau Terry penasaran, karena selama ini gak ada yang berani bicara langsung pada mereka. Kecuali Felly dkk, dan Afkar dkk. Hanya mereka yang berani berbicara blak blakan. Karena itu juga kenapa Terry sangat membenci Felly dan teman temannya. Karena hanya mereka yang begitu sangat berani melawan dan tidak pernah mendengar ancaman Terry and the geng.

Kalau siswa lain mendapatkan ancaman langsung dari mulut Terry, gak ada satu orang pun yang bisa membantahnya. Bahkan mereka hanya bisa mematung dan menunduk pasrah dengan semua hinaan dan perlakukan yang gak baik yang mereka dapatkan.
Mereka memang kebangetan, hanya karena mereka merasa orang kaya dan merasa menjadi penguasa bisa memanfaatkan posisi mereka. Untung saja Felly, Mona dan Airin gak pernah mendengar perkataan Terry, mereka selalu menganggap ancaman dan perkataan tajam Terry hanya angin lewat yang gak akan pernah masuk kedalam kuping mereka.

Felly, Mona dan Airin selalu menganggap derajat mereka sama, lagi pula tujuan mereka itu kan sekolah bukan mencari ketenaran atau kekuasaan seperti ibu ibu rempong kayak Terry and the geng.
  
                                 ****
Afkar dan Felly menuju kelas bersama karena kebetulan arah kelas mereka sama. Entah ini kebetulan atau apa yang jelas saat ini di depan mereka ada Riza, Ahzam dan Erfan yang sedang duduk di salah satu kursi sekolah. Di lihatnya mereka bertiga sedang tertawa, bercanda dan membicarakan sesuatu. Seperti tidak ada beban.

"Widiih!! sekarang ada yang lagi pdkt nih." Celetuk Riza yang di sambut dengan teriakan Ahzam dan Erfan ketika Felly dan Afkar tiba di posisi mereka ber-tiga.

"Kayaknya bentar lagi kita bakalan dapet PJ nih, traktiran coyy." Erfan semakin menggoda Afkar dan Felly yang mungkin kini wajah mereka sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Kalian apaan sih! pagi pagi pikirannya udah ngaco." Kali ini Felly tidak hanya diam dia mencoba membuat teman teman Afkar tidak terus memojokinya dan Afkar.

Afkar mengelus tengkuknya, heran dengan teman temannya saat ini kenapa mereka memojokinya padahalkan dia hanya berangkat bareng dan gak terlihat tuh sesuatu yang membuat mereka seperti sedang pdkt.

"Sekarang kayaknya Afkar gak bakalan galau galau lagi nih, kan sekarang udah ada moodboster nya." Kening Afkar mengernyit ketika mendengar perkataan Ahzam yang membuatnya tidak bisa berkata apa apa. Bagaimana mungkin mereka tahu kalau akhir akhir ini Afkar sering galau.

"Lo semua pada ngomongin apa sih, pada ngaco semua." Ujar Afkar mencoba untuk menghentikan ledekan mereka.

"Yaelah Af, gak usah muna lo, gue tahu lo sekarang lagi seneng seneng nya kan." Tepat. Tebakan Riza sangat tepat. Memang untuk saat ini hatinya sedang senang, sesaat dia bisa melupakan kesedihan nya tentang orang tuanya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang