Part 5 ✔

91K 3.9K 78
                                    

Gue yang melihat Bang Revan di tonjok hingga terkapar lemas, langsung membantu bang Revan berjalan ke tepi dengan emosi yang naik turun.

Gue melihat bang Revan yang menahan rasa sakit dia area wajah nya, membuat gue marah terhadap mereka semua! Gue beranjak dari tempat itu, dan pergi ke arah anak gengster itu.

Gue menatap semuanya tajam. Gue paling benci sama orang yg nyakitin keluarga gue! Apalagi kenangan dulu kini terlintas di otakku. Perlakuan para laki laki itu sama seperti perlakuan orang tua ku terhadap gue.

Sedangkan Ivan yang melihat itu langsung mencoba ikut campur.

"Ra gue bantu ya, " Izin Ivan dengan hati hati.

"Nggak, lu bantuin gue jaga mereka aja, " Kata gue dengan pandangan masih ke arah calon mayat yang lagi berada di depan gue.

Dengan pasrah ia mundur dan menjaga Revan dkk.

"Woe.. Bantuin itu temen lo, " Kata salah satu temen Revan dan Devan.

"Udah diem aja. Biar dia yang urus, " Kata Ivan lalu duduk duduk santai sambil menonton Naura di tepi.

"Tapi itu anak buah red rose, goblok!" Kata salah satu teman abang Revan dan Devan ngegass.

"Lo kira gue kudet apa njir? Udahlah jan banyak bacot. tinggal liat aja gak usaha banyak cocot! ," Ujar Ivan sambil tersenyum smirk yang masih dapat di dengar yang lain.

"Neng sini main sama abang, " Ucap salah satu lelaki pedo itu.

"Hmm ayok dehh.. " Ucap gue dengan senyum termanis gue. Gue gak bakalan lepasin rencana gue ini, jadi gue mencoba untuk tidak tersulut oleh emosi.

Yang lain melihat gue tersenyum langsung terkejut, mungkin mereka pikir gue itu bego. Sedangkan Ivan hanya bergedik ngeri.

"Ehh goblok, ceweknya mau mau ae, " Kata salah satu anggotanya yang di ikutin kekehan dari temennya.

Gue? Cuman senyum manis. Yang tau Arti senyum manis itu cuman anak gengster AOD dan sahabat sahabat gue. Karena senyum manis ini hanya gue perlihatkan kepada orang yang sebentar lagi akan mati.

Bisa dikatan ini adalah keindahan yang pernah mereka rasakan untuk terakhir kalinya.

Gue pun tersenyum sambil memanggil salah satu lelaki kekar itu dan bodohnya dia berjalan ke arah ku.

"Mau main apa neng? " Tanya lelaki itu sambil mencolek dagu gue.

"Hmm.. Kita bakalan main gimana cara bertarung yang benar, " Bisik gue ke anggota itu. Anggota itu bergedik ngeri. Tanpa aba aba gue langsung menerjangnya dengan sebuah pukulan dan tendangan.

Bruk..

Plak..

Stett..

Krekk..

Orang yang berani nyentuh dagu suci gue langsung terkapar lemas. Mati? Itu bagian akhir, karna itu adalah tugas dari sahabat sahabat gue, yaitu nyiksa mereka sampai mati.

Yang melihat kejadian itu langsung tampak kagum. Namun beda hal nya dengan para anggota gengster lainnya.

"1 hilang, tinggal 24. maju lo sini, anjing peliharaan gue. " Kata gue dengan ekspresi datar.

"Bangsat.... " Teriak salah satu anggota gengster.

Tiba tiba saja mereka semua mengeluarkan pisau yang terlihat ada ukiran Red Rose. Oh, ternyata bajingan ini dari Mafia yang cukup terkenal. Boleh juga.

Revan dkk ingin membantu namun di halang oleh Ivan yang sedari tadi di sampingnya.

"Awass gue mau bantu adik gue, " Tegas Devan dan Revan.

Fake Nerd Girls Is Ceo And Gengster?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang