***Setelah semalam bertengkar hebat dengan June, Doyoung tidak keluar dari kamarnya sama sekali. Dia malu karena sudah membentak Appanya, apalagi setelah melihat Jinan menangis di tangga.
Doyoung tidak berani menampakkan wajahnya didepan kedua orang tuanya.
Jinan sangat khawatir karena tadi Doyoung menolak untuk sarapan bersama, sampai akhirnya Jaehyuk yang mengantarkan sarapannya ke kamar Doyoung. Tapi, Doyoung tetap menolak untuk turun.
Sesekali Jinan melirik pintu kamar Doyoung, ingin mengetuk tapi ragu. Pada akhirnya Jinan pun memberanikan diri untuk menghampiri Doyoung. "Doyoung, buka pintunya sayang. Papa mau ngomong."
"Maaf Pa. Entar ya, aku belum mandi."
"Gapapa, buka dulu aja pintunya." Setelahnya tidak ada jawaban lagi. Jelas Jinan sangat sedih karena Doyoung seperti menghindarinya.
Padahal di dalam kamar sana, Doyoung meringis karena berbicara begitu dingin pada Papanya. Dia hanya benar-benar malu karena semalam melihat Papanya menangis yang jelas-jelas karena pertengkaran hebat semalam.
Untung di dalam kamarnya ada kamar mandi, jadi Doyoung bisa ke bolak-balik kamar mandi tanpa harus keluar kamar.
Bahkan saat makan siang pun Jinan mengetuk pintu kamarnya untuk mengantarkan makan siang, tapi Doyoung hanya mengiyakan tanpa tahu maksud Jinan yang berniat ingin mengajak ngobrol.
Sampai sore, Doyoung akhirnya keluar dari kamar. Di rumah mereka, di lantai atas ada satu ruangan dimana isinya rak buku jadi disana bisa baca sambil duduk di sofa dengan suasana yang nyaman. Doyoung melihat Jinan tertidur disana, rasanya dia ingin menangis melihat Papanya menunggu dirinya disana.
"Papa," Panggil Doyoung sambil duduk di depan Jinan yang tertidur di sofa.
"Hm? Doyoung? Kenapa sayang?" Jinan langsung terbangun dan duduk menatap Doyoung yang duduk di lantai.
"Kok Papa tidur disini?" Doyoung meringis karena pertanyaan bodohnya.
"Gapapa. Papa khawatir kamu kenapa-napa."
Mendengar jawaban Jinan, Doyoung tidak bisa menahan tangisnya. Jinan terkejut dan mengajak Doyoung untuk duduk bersamanya lalu memeluknya. "Heii, kenapa nangis?"
"Huhu Papa maafin aku ya. Aku cuekin Papa daritadi— hiks, aku gak bermaksud Pa," Ucap Doyoung akhirnya.
"Gapapa sayang. Papa cuma khawatir kamu kenapa-napa kalo di dalem kamar sendirian kayak gitu," Jawab Jinan sambil mengelus kepala Doyoung.
Setelah puas menangis, perasaan Doyoung jadi lebih lega. Tapi, tidak dengan Jinan karena setelahnya Doyoung tidak membicarakan tentang adiknya sama sekali.
Jinan pun ingin bertanya juga ragu. Karena Doyoung sudah bersikap seperti biasanya tapi tidak memberi tanda kalau dia sudah menerima adiknya.
Sehingga itu menjadi beban pikiran Jinan selama ini. June paham tapi dia tidak mau mengobrol dengan Doyoung kalau sedang emosi.
"Jangan nangis dong, Nan. Aku yakin dia lagi mencoba untuk menerima adiknya."
"Kalo kayak gitu seharusnya dia ada omongan sekali atau dua kali gitu. Ini gak ada sama sekali."
June hanya diam sambil mengelus kepala Jinan yang berada di pelukannya. Perasaan Jinan saat sedang hamil bisa jadi lebih sensitif. Jadi disela-sela tangisnya, dia teringat dengan June yang selalu menenangkan tangisnya setiap malam tanpa mengeluh. Jinan jadi takut kalau June akan lelah menghadapi sikapnya.
"Jun."
"Ya?"
"Kamu gak marah kan? Gak capek kan?" Tanya Jinan pelan. Takut June tersinggung dengan pertanyaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/167459491-288-k881355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Family ; junhwan [✔️]
Short Storyit's all about June's Family! [ Sequel of line;junhwan ] JUNE X JINHWAN BXB YAOI AREA! DON'T COPAS PLEASE! originally published : 20-01-2019