43 - weak

557 65 33
                                    


flashback!!!


***

"Papa?" Jinan membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan badannya terasa lemas. Jinan berusaha mendudukkan dirinya di kasur.

"Loh belum berangkat?" Tanya Jinan dengan suara seraknya. Byounggon— yang membangunkan Jinan, menggeleng. Lalu menggenggam tangan Jinan.

"Papa sakit?"

"Cuma pusing aja kok. Gon udah rapih ya? Udah sarapan belum?"

Byounggon mengangguk. "Adek juga udah rapih, udah sarapan juga."

Jinan tersenyum sambil mengelus kepala Byounggon. "Maaf ya Papa gak ikut sarapan sama kalian."

"Gapapa Papa. Kata Appa, Papa sakit. Jadi harus jagain Papa. Tapi, Gon sekolah," Ucap Byounggon sedih.

Jinan terkekeh pelan. "Iya, nanti kalo udah pulang, Gon bisa jagain Papa. Sekarang, Gon jagain adek di sekolah ya?" Byounggon mengangguk setuju.

"Abang, kok dibangunin Papanya?" Tegur June yang baru keluar kamar mandi dengan kaos putih dan celana pendek.

"Papa keringetan, Gon kan mau jagain Papa."

Ujung-ujungnya June gak bisa marahin anak sulungnya itu. Dia pun segera mengganti bajunya dengan setelan kantor. Setelah rapih, June menghampiri Byounggon dan meminta anak sulungnya untuk turun duluan ke bawah menyusul Jaehyuk.

"Kamu pucat banget Nan. Ke rumah sakit ya?" Ajak June sambil mengelap keringat di dahi Jinan. Sedangkan si empunya malah menggeleng dan tersenyum.

"Aku gapapa. Kamu berangkat sana, kasian nanti anak-anak telat."

"Aku minta tolong Kak Yejin kesini deh."

"Gak usah, Jun."

June menggeleng dan segera mendial nomor kakaknya. Setelah berbincang dan sang kakak setuju untuk menemani Jinan, June menaruh handphonenya di kantong celana dan mencium kening Jinan.

"Gak ada bantahan. Aku berangkat ya. Adek jangan bandel ya, jagain Papanya," Ucap June sambil mencium perut Jinan yang mengembul lucu.

"Maaf aku gak anterin sampe pintu."

"Gak usah minta maaf sayang. Kamu istirahat aja, ya?" Jinan mengangguk. June mengecup bibir Jinan lalu pamit untuk berangkat kerja.

Begitu terdengar suara mobil yang menjauh, rumah langsung terasa sepi. Jinan merapatkan selimutnya sambil sesekali mengelap keringat dingin yang terus mengalir didahinya. Badannya terasa dingin tapi tubuhnya terus-terusan mengeluarkan keringat.

Karena Kak Yejin janji akan datang jam sembilan, Jinan dengan tenaga yang tersisa mencoba untuk berjalan ke kamar mandi. Ia mau cuci muka dan sikat gigi, sekalian menghilangkan keringat ditubuhnya.

Kehamilan ketiganya bukan main. Jinan benar-benar di uji karena sejak awal kehamilan, ia sudah merasa mual dan pusing. Jinan kira itu hanya bawaan morning sickness. Tapi kenyataannya sampai sekarang sudah berumur 6 bulan, tubuhnya tidak bisa diajak berkompromi karena terus melemah setiap harinya.

"Jinan?"

"Di kamar mandi kak."

"Kamu ngapain?!" Yejin heboh begitu tau Jinan berada di dalam kamar mandi. Pintu kamar mandi terbuka, Yejin melihat wajah Jinan yang pucat pun langsung menuntunnya untuk kembali duduk di kasur.

"Aduh, kakak khawatir banget liat kamu pucat kayak gini. Ke rumah sakit ya?" Bujuk Yejin sambil mengusap kening Jinan.

"Aku gak papa kak. Kakak sama aja deh kayak June."

Family ; junhwan [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang