33 - june & doyoung

608 72 12
                                    


***

"Jun, bangun."

"Hmm."

"Bangun duluu!! Dengerin aku!"

"Hmm aku dengerin Nan," Jawab June sambil mengeratkan selimutnya. Jinan hanya mendengus.

"Denger ya, aku mau nemenin Byounggon sama Jaehyuk. Kamu jangan kesiangan bangunnya, kasian nanti Doyoung gak sarapan. Denger gak?!"

"Iya Jinan iyaaaaa."

"Awas ya sampe aku dapet telfon dari Doyoung."

"Hmmm." Jinan hanya menghela nafas saja mendengar jawaban June lalu segera keluar kamar karena kedua anaknya sudah menunggu. June yang mendengar Jinan menutup pintu pun membuka matanya dan melirik jam yang ada di nakas dekat tempat tidur.

06.31 AM.

June mengeluh kesal, masih pagi tapi Jinan dan kedua anaknya sudah pergi. Tapi akhirnya June tidak peduli dan memilih untuk melanjutkan tidurnya.

"Appa! Appa! Banguunn!!"

Doyoung melompat ke kasur Appanya. Sedangkan June masih tidak mau membuka mata.

"Apa sih dek. Masih jam setengah tujuh," Ucap June dengan suara seraknya.

"Setengah tujuh apaan! Ini udah jam sepuluh Appa!"

"Hah?"

"Jam se-pu-luh."

June bangun dan melirik jam. Iya, benar. Sudah jam 10 pagi. Perasaan tadi masih jam setengah 7, pikir June.

"Tumben kamu udah bangun."

"Enak aja! Biasanya juga aku bangun lebih pagi dari sekarang!"

"Halah," June pun turun dari kasurnya menuju kamar mandi.

"Kamu ke bawah dulu. Nanti Appa nyusul."

"Iya. Awas loh kalo Appa tidur lagi!"

"Enggak adeekk."

Doyoung pun turun ke bawah untuk melihat dapur kira-kira ada makanan apa. Tapi nyatanya zonk, gak ada makanan sama sekali. Akhirnya Doyoung inisiatif membuatkan kopi untuk June dan susu untuk dirinya.

"Bikin apa dek?" Tanya June.

"Kopi buat Appa. Gak ada makanan."

"Sereal habis?"

"Eh iya. Gak tau, aku belum cek." June pun jalan menuju lemari dan melihat masih ada sereal disana.

"Sarapan ini dulu ya. Nanti siang baru pesen makan di luar."

"Okee!"

Mereka berdua pun duduk di meja makan dan memakan sarapan dengan tenang. Sesekali Doyoung bertanya kemana perginya sang Papa dan kedua abangnya. Karena kedua abangnya sudah sibuk, jadi terkadang mereka jarang ada di rumah dan bepergian terus.

"Dek, suit ayo. Yang kalah cuci piring seharian," Tantang June setelah menyesap kopinya.

"Ayo! Appa gak boleh curang."

"Sejak kapan Appa main curang?"

"Dari dulu." June hanya memutar bola mata malas.

Mereka memulai suit dan dimenangkan oleh Doyoung. June mengeluarkan kertas sedangkan Doyoung mengeluarkan gunting.

"YES! Appa cuci piring seharian~ Pasti Papa seneng nih," Ejek Doyoung.

"Diem kamu. Taruh mangkok sama gelasnya disana, nanti Appa cuci."

Family ; junhwan [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang