13 - worse

796 107 18
                                    


***

Sikap Doyoung tidak juga berubah. Memang dia tidak bersikap menyebalkan seperti cuek atau membantah. Tapi, Doyoung tidak akan mau membahas tentang adik sehingga setiap yang lain berkumpul, Doyoung selalu memisahkan diri ke kamar. Karena dia tahu kalau keluarganya akan membahas adiknya yang masih di dalam perut sang Papa.

Jinan jelas tidak nyaman dengan sikap Doyoung. Yang biasanya setiap hari ngegelendotin Jinan, ini malah jaga jarak walaupun tetap tersenyum pada Jinan.

June juga sebisa mungkin berbicara pada Doyoung dan disisi lain dia harus terus menghibur Jinan supaya tidak down.

"Doyoung mau kemana?" Tanya Jinan begitu melihat Doyoung turun dengan pakaian rapih.

"Mau main ke mall sama temen," Jawab Doyoung.

"Papa anter?"

"Gak usah, nanti aku naik taksi aja. Dadah!" Doyoung langsung melipir keluar rumah tanpa pelukan yang biasa dia lakukan pada Jinan.

Jinan merasa dia sangat jauh dengan Doyoung. Jinan bingung dia harus seperti apa lagi dengan anaknya yang satu itu, dia sudah berusaha bicara sebaik mungkin tapi Doyoung selalu menghindar.

"Papa kenapa?"

"Gapapa. Adek kamu main tuh, nanti kalo bisa dijemput aja ya?" Byounggon mengangguk. Dia menuntun Papanya untuk duduk di sofa.

Terkadang Jinan sangat bersyukur dengan sikap Byounggon yang sangat perhatian padanya dan juga adik-adiknya. Byounggon persis seperti June.

Jadi, terkadang kalau June sedang keluar kota atau keluar negeri, Jinan suka tidak merasa rindu dengan June. Karena ada copy-annya di rumah.

Kadang-kadang ya.

Kalo June tau bisa hancur dunia persilatan.

"Papa udah makan? Mau apa? Mau sesuatu gak?"

Jinan tertawa. "Kamu bawel banget sih. Papa gak pengen apa-apa."

"Yeee, biasanya Papa minta apa-apa disaat yang gak tepat. Makanya aku nanya sekarang."

"Oh jadi kamu gak ikhlas?"

"Ih bukan gitu-"

"Tau ah Papa bete sama kamu. Sana jauh-jauh!" Ucap Jinan sambil mendorong Byounggon menjauh. Byounggon menatap memelas pada Jinan tapi yang ditatap malah asik nonton drama.

"Papa, jahat."

"Jahatan mana sama yang gak mau jemput Papa waktu itu?"

"Astagaaa itu kan udah dua minggu yang lalu, Papa maahhh."

"Tau ah. Papa marah."

Ibu negara sudah bersabda, Byounggon tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Akhirnya dia pergi ke kamarnya, palingan juga sebentar lagi Papa nya teriak manggil-manggil dia.

"BYOUNGGON!"

Kan bener. Byounggon cuma cekikikan aja terus begitu nyamperin Jinan dia pasang muka datarnya. "Kenapa Pa?"

"Kamu jangan gitu dong mukanya. Sini dong."

"Mau apa?"

"Sini! Nurut aja napa sih!" Byounggon pun menurut saja lalu duduk disamping Jinan. Ternyata Jinan hanya ingin memeluk Byounggon sambil mengelus kepalanya.

Kebiasaan Jinan saat hamil dari jaman Jaehyuk sampe Doyoung selalu maunya peluk Byounggon. Efek Byounggon mirip June, jadi kalo gak ada June ya si Byounggon yang kena.

Malah pernah June dicuekin seharian dan Jinan maunya sama Byounggon. Byounggon waktu itu kewalahan karena harus kuliah tapi kalo Papanya ditinggal nangis dan ngambek bahkan ngancem gak mau makan.

Family ; junhwan [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang