Pendek, maklum kalau ada typo. Saya mau kembali ke laporan, sudah agak mendingan ngilangin jenuh posting ini. Yang masih mau baca, silahkan tinggalkan voment. Karena voment tidak perlu bayar, oke ya?
((Play mulmed))
..
"Senengnya."
Raka melirik sang istri yang sedari tadi bergumam sendiri. Sepanjang perjalanan mereka naik sepeda motor dari rumah ke daerah Dago, Alisa memang tidak pegang ponsel. Namun sesampainya mereka di rumah makan yang dimau Raka, Alisa kembali sibuk dengan ponselnya.
"Kapan ya aku ke sana?" Alisa mendesah ringan, lalu diletakkan ponsel di atas meja. Ketika mengangkat pandangan, ia mendapatkan hadiah tatapan tanya dari Raka.
"Quality time." Kata Raka.
Seakan mengerti, Alisa mengambil ponsel untuk dimasukkan ke dalam tas. "Iya, maaf." Padahal Alisa sedang mengagumi foto kiriman Sava yang sedang melaksanakan umrah bersama sang suami sebagai hadiah pernikahan.
Raka kembali menatap ke meja pengunjung lain, jari telunjuknya mengetuk-etuk meja mengikuti beat lagu yang diputar rumah makan yang mereka kunjungi saat ini.
"Ka."
"Hem?"
"Kamu gak nanya aku dari tadi ngapain liat hape?"
Raka menoleh, "ntar dibilang kepo."
Alisa berdecak -lagi, kebiasaan kalau bersama Raka yang kalau bicara kadang menyebalkan. "Ya gak apa-apa kepo sama istri sendiri."
Sudut bibir Raka sedikit tertarik ke atas, merasa geli dengan jawaban Alisa. "Kalau aku kepoin kamu, terus kamu juga mau lakuin hal yang sama?"
"Kok ngegas sih?" Alisa berkata dengan nada tenang.
"Emang aku ngomongnya ngegas?" Raka itu termasuk laki-laki setipe Barga yang kalau bicara tidak banyak kalau menurut dia tidak penting. Tidak heran kalau dua mantan Raka dulu cukup sabar menghadapi sikap cueknya Raka kalau mereka tidak ada obrolan yang penting. Sepertinya Alisa memiliki tantangan tersendiri menghadapi Raka.
"Ya tapi aku gak suka cara ngomong kamu barusan."
Raka menyingkirkan buku menu tatkala pesanan minuman datang. "Minum dulu," dia menyodorkan milkshake cokelat bertabur oreo ke arah Alisa. "Ngambek?"
"Enggak." Alisa mengambil sedotan, dimainkan berputar mengaduk milkshake. Tiba-tiba perutnya kenyang, Raka ngeselin sumpah.
"Kamu tau gak, Ta. Kenapa anak-anak sekarang banyak yang gak deket sama orang tuanya, kakaknya, adeknya, saudaranya?"
Oke, sepertinya sebentar lagi Alisa akan mendengar ceramah live dari Raka. "Tauk." Alisa sengaja mengedikkan bahu, dia peka kok sang suami mau bicara apa.
"Sama, aku juga."
Nah loh! Jawaban Raka kok gitu? Alisa kan jadi kecele, padahal habis ini niatnya mau membantah kalau dirinya masih oke, masih dekat dengan keluarga sekalipun ada ponsel di antara mereka. Jangan samakan dengan anak jaman milenial, ponsel mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Alisa tahu diri kapan pegang ponsel, kapan tidak.
"Kirain tau alesannya apa." Alisa menegakkan posisi duduk, diseruputnya milkshake.
"Jaman aku dulu, hape itu gunanya buat hubungin keluarga. Mama terutama, kalau aku gak pegang hape, udah kayak orang bingung." Raka mulai berbicara lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Raka
Fanfiction[Tamat] Mengapa bintang bersinar? Mengapa air mengalir? Mengapa dunia berputar? Lihat segalanya lebih dekat, dan kau akan mengerti.... __________ Jeon Jk Kim Yr Min Ygg Song Swn - Cinta Untuk Raka - Highest Ranked #3 jungri 14 feb 2021 #1 jungri 7 o...