🙏

3K 349 46
                                        

Hai 🙋

Saya lagi sibuk banget, kayaknya pendemi tidak lagi ngaruh sama kerjaan, doain saya sehat, selamat, pekerjaan damai lancar.

Masih sabar nunggu part akhir ga? InsyaAllah saya luangkan weekend ini buat ngetik, saya ga kasih syarat apa-apa sih, males kalau maksain kalian komen di part akhir toh apresiasi seharusnya tidak perlu dipaksakan, tinggal rela apa engga aja ninggal komentar yang baik dan sopan.

Nah karena saya agak baik pagi ini, tak kasih spoiler dikit. Semoga kalian kembali excited nunggu book ini selesai.

Bayangin aja video di Mulmed 👆 adalah suara Alisa.

_________

"Kayaknya masih kebawa Mitha nyanyi."

Jemari Alisa sudah berada di atas tuts setelah sedari tadi ia mencoba mengingat not-not lagu favoritnya semasa kecil saat Raka tiba-tiba muncul.

"Emang bisa nyanyi sambil main piano?"

"Duduk sini," Alisa menepuk sedikit ruang di sampingnya, "lagu ini tu aku banget."

Raka mengamati wajah sang istri, ketika tuts mulai dimainkan, entah kenapa kenangan masa kecil mulai menghampiri.

".. Dan kubisa menilai lebih bijaksana," Alisa menyanyikan dengan kedua mata terpejam. Ketika ia membuka lagi kedua mata, Raka mengamatinya dengan sebuah senyuman terindah yang pernah ia lihat.

"Mengapa bintang bersinar? Mengapa air mengalir? Mengapa dunia berputar? Lihat segalanya lebih dekat dan kau akan mengerti...."

Raka beranjak dari sisi samping menuju belakang Alisa, mengalungkan kedua lengan pada leher sang istri, ia mencium puncak kepala Alisa sembari menikmati sisa lagu yang dinyanyikan.

"Udah mendingan?"

"Iya," Alisa memindahkan ujung jemari dari tuts beralih mengelus lengan Raka yang memeluk kepalanya, "aku gak dendam, tapi memaafkan juga gak gampang."

"Aku tahu, yang penting kamu udah usaha, Ta."



Cinta Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang