Cinta Untuk Raka

23_Laki-Laki Sejati

Update! Vote dan Komen minimal seperti part sebelumnya supaya bisa cepat selesai, rencana saya setidaknya posting book ini atau menamatkan Outrageous akhir minggu. Jangan bosen ya! Saya kasih yang manis-manis biar kalian makin diabetes. Abaikan typo karena ini sudah malam. Play mulmed Ost Petualangan Sherina.

..

Bug!

Bunyi tubuh tersungkur terdengar di tengah keramaian. Kepala Raka rasanya bagai dihantam batu keras saat bogem Firman mengenai pipinya. Alisa dan semua orang yang berada di sekitar mereka terlihat sangat kaget, Alisa spontan berteriak keras, sedangkan Dafa segera berlari menghampiri guna menyingkirkan tubuh Firman dan menarik kerah kaos mantan calon suaminya Alisa tersebut.

"Lo apain temen gue!"

"Gak ada urusannya sama elo!" Firman berusaha melepaskan cengkraman Dafa pada kerahnya.

Tubuh Alisa bergetar hebat akibat shock, dia langsung jongkok membantu Raka untuk kembali duduk dari posisi tersungkur, "Mas? Astagfirullah darah!"

Raka mengerang karena sakit di pipi, refleknya biasanya cukup bagus, namun siapa yang menyangka kalau laki-laki kurang ajar itu akan mendaratkan pukulan pada wajahnya. "Sialan!"

"Ya Allah gimana ini?" Alisa membuka tas, jemarinya bergerak tidak karuan mencari benda yang bisa menyingkirkan darah dari sudut bibir Raka. Dafa dan Firman terlibat aksi saling dorong, sementara orang-orang yang berada di sekitar mereka terlihat ingin melerai namun takut terkena pukulan.

"Mas Firman, malu! Jangan pukul lagi!" Lila –adik Firman berteriak meski dihiraukan, sementara itu keluarga mereka tidak juga segera datang menyusul, perempuan itu panik.

Raka menatap Lila maju mundur ingin melerai Dafa dan Firman, namun terlihat takut. Merasa kesadarannya sudah kembali, Raka segera beranjak berdiri memisahkan Dafa dan Firman yang saling berteriak mengeluarkan kata-kata kasar.

"Udah, Daf..," Raka menarik tubuh Dafa dengan memposisikan diri di tengah-tengah, namun punggungnya justru didorong oleh Firman. Berbalik, sorot mata Raka sudah tidak lagi sekalem sebelumnya. Amarah sangat terlihat, tidak ubahnya seperti harimau tidur yang diganggu. "Lo dorong sekali lagi, kita selesein di kantor polisi."

"Cuih, cemen banget maen lapor," Firman menampik kasar tubuh Raka. "Lo yang harusnya masuk penjara, enak aja ambil calon istri orang! Lo busuk, lo bajingan! Denger Alisa, laki-laki ini yang hancurin semua rencana pernikahan kita. Dia biang keroknya, lo pake jampi-jampi apaan ha?!"

"Lo gila, Man." Raka mundur, dia masih waras tidak meladeni sumpah serapah Firman, kalau mau membalas mungkin hal paling mudah yang bisa ia lakukan, namun kalau diladeni yang ada malu dilihat banyak orang.

"Lo yang gila!" Jari telunjuk Firman menunjuk wajah Raka. Di belakangnya ada Lila yang berusaha menenangkan.

"Gue gak mau ladenin manusia gila macam lo, jauhi istri gue kalau lo masih sayang sama hidup lo, ngerti?" Raka balas mengancam.

Firman tersenyum miring, dilihatnya Alisa terlihat ketakutan di belakang tubuh Raka. "Kamu liat, Al? Orang yang kamu anggep suami aja gak bisa lindungin kamu, gini aja gak bisa nglawan, gimana kalau ada yang mau nyakitin kamu?"

"Bacot aja lo bisanya, sini berantem sama gue!" Tubuh Dafa maju hendak memukul Firman namun ditahan oleh Raka. "Lo apaan sih, Ka? Lawan kek! Sini kalo gak berani, biar gue yang maju!"

"Temen lo emang cemen," Firman tersenyum mengejek.

Raka menghembuskan nafas kasar, menoleh ke belakang, ia menarik tangan Alisa untuk segera pergi dari kerumunan. Malu dilihat banyak orang, Raka masih punya harga diri, membalas bukan cara yang efektif memberi efek jera pada Firman.