15_She

4.4K 549 168
                                        

Hati-hati diabetes! Terima kasih untuk komen part kemarin. Pendek saja ya, saya belum ada banyak waktu untuk mengetik. Komen kalian moodboaster saya.

((Play Mulmed))

..

"Kenapa senyum-senyum?" Suara Alisa membuyarkan sepinya malam.

Alisa dan Raka kini saling menatap, jam menunjukkan angka sebelas lewat sepuluh menit, tapi belum ada tanda-tanda keduanya memejamkan mata. Setelah Raka mencium Alisa sampai capek, akhirnya ia mengalah untuk memeluk Alisa di balik selimut.

"Pegang dadaku." Raka mengambil telapak tangan Alisa.

"Kenapa emang?"

"Dag dig dug."

"Ya bagus kan masih berdetak, normal."

Senyum Raka perlahan memudar, ia menyisipkan lengan di bawah kepala Alisa.

"Nanti bau ketekmu, Ka."

"Masak sih?"

Alisa menutup lubang hidung, padahal Raka sama sekali tidak bau. Wangi malah. Dia hanya sedang menghindar saja dari kuncian Raka. Takut kalau semakin meleleh dilihat sedalam itu.

"Enggak ya. Wangi gini, aku pake nivea for man."

Alisa menggerakkan tubuh, diputarnya sampai memunggungi Raka. Tapi posisinya masih sama, menjadikan lengan Raka sebagai bantal.

"Kalau malu bilang aja, jangan bohong."

"Penting ya diperjelas?" Alisa berusaha menutup kedua mata, nafas hangat Raka membuat bulu kuduknya meremang.

Tangan kanan Raka yang terbebas kini menyusup ke dalam selimut. Menarik pinggang Alisa untuk mundur semakin merapatkan tubuh keduanya. Disesapnya wangi surai hitam Alisa, perempuan itu tidak berontak.

"Doa dulu, Ta."

"Udah..," Alisa mengambil tangan Raka supaya mengeratkan pelukan. "Jangan mampir ke mimpiku."

Raka mengulum senyum, lalu membisikkan sesuatu ke telinga Alisa hingga membuat pipi perempuan itu memerah sekali lagi.

-------

Nyonya Mahendra membuka mata saat merasakan pergerakan di belakang tubuhnya. Mengubah posisi menjadi berbalik, ia melihat sang suami sudah duduk di sisi ranjang dengan dua kaki telah diturunkan. "Jam berapa?" Suaranya terdengar serak, efek bangun tidur.

"Jam lima kurang." Jawab Raka sembari mengucek wajah serta menyibakkan rambut yang menutupi keningnya.

"Mau subuhan?" Alisa menggeliat, mulutnya sibuk menguap.

"Iya, mandi sekalian."

"Kok pagi banget mandinya?" Alisa tengkurap, dipeluknya guling di sebelah tubuh Raka.

"Memang harus gitu."

"Nanti sakit lagi," Alisa berusaha untuk bangkit dari posisi tidur. "Tak panasin air dulu."

"Gak usah." Raka menahan lengan Alisa untuk tetap di tempatnya.

"Sini." Alisa melepaskan genggaman tangan Raka, gerakannya cepat langsung menempelkan telapak tangan pada kening sang suami. "Udah gak demam."

"Makanya mau mandi." Raka menurunkan telapak tangan Alisa.

"Lain kali pake kaos kalau tidur."

Celetukan Alisa membuat Raka menahan kaki untuk tidak beranjak dari tempat tidur. "Kan pake selimut." Alisa menggigit bibir bagian bawah. Ayolah! Ini masih terlalu pagi untuk Raka menciumi sang istri.

Cinta Untuk RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang