Look, I know you've been up at night
Tryna sleep with one eye open
Cryin' out enough tears, you could fill up the Atlantic Ocean
No fun bein' home alone-
Hollow - Tori Kelly ft Big Sean menggema di seluruh ruangan, Aku duduk di pinggir ranjang melihat ke arah koper merah muda yang setengahnya sudah terisi penuh.
"Sya, masih lama ga? keburu malem nih"
Suara Jinyoung setengah berteriak berusaha mengimbangi Tori Kelly dan Big Sean di bait terakhirnya. Ia berdiri di daun pintu melihat kearahku menunggu jawaban.
"Bentar kak, kayaknya ada yang kurang deh tapi ngga tau apaan"
"Kebiasaan deh, kita balik malem terus. Kan gua udah bilang kalo malem gua nyetirnya ngantuk"
Oh God, dia terdengar cukup kesal. Daun pintu kamarku terbuka semakin lebar, Mama berdiri di samping Jinyoung dan menepuk punggungnya, Aku segera mengecilkan volume speaker.
"Sini deh mama bantuin biar cepat, kamu tunggu di bawah aja sana"
Mama mengarahkan matanya ke arah Jinyoung di akhir kalimatnya selagi bergerak mendekat ke arah koperku.
"Apa yang kurang Sya? Ayo buruan kasian kakak mu udah nungguin dari tadi"
Aku melihat ke arah jam yang telah menunjukkan pukul 8:30 malam. Aku menghela napas panjang sedikit merasa bersalah karena mengulur waktu. Selalu seperti ini, Aku masih ingin di rumah. Aku belum siap disibukkan dengan tugas-tugas kuliah dan menginggalkan rumah penuh hangat ini berbulan-bulan. Tinggal berdua dengan Jinyoung sangat membosankan. Setiap hari Jinyoung akan sibuk dengan kuliahnya, begitupun Aku bahkan dihari libur. Namun, libur pergantian semester ini sudah berakhir. Aku harus kembali menyelesaikan apa yang sudah ku mulai. Aku beranjak dari ranjang memeluk Mama dengan erat.
"Ngga ada, Asya masih pengen dirumah"
Mama menggengam tanganku erat.
"Nanti kalo ada libur kan bisa pulang lagi, Sya"
Aku mengangguk menyerah, segera mengambil alih koperku dan menutupnya.
Sampai di lantai bawah, Jinyoung sedang berbincang dengan Papa di perkarangan rumah tepatnya di samping mobil sedan yang telah menyala dengan bagasi terbuka. Mereka menyadari keberadaan kami. Jinyoung menghampiri, mengambil alih koper dari tanganku dan memasukkannya ke dalam bagasi. Kami berpamitan. Jinyoung mulai menekan pedal di bawah kakinya selagi kedua orang tuaku mengucapkan hati-hati dan melambaikan tangan.
Aku melihat ke arah Jinyoung, raut wajahnya tegas memperhatikan jalanan gelap di depannya.
"Marah?" Aku membuka pembicaraan
"hmm" wajahnya tidak berpaling sedikitpun
"Yaudah, maaf"
"hmm"
"Kalo ngantuk, gantian aja nyetirnya"
"Ngga usah"
"Tuh kan"
"Beliin tiket konser the Script aja" kini ujung bibirnya sedikit terangkat
"Anjir lo Kak, ngga kira kira"
"Kerjain tugas-tugas gua selama seminggu"
"Ngerti aja ngga, ya Tuhan"
"Yaudah, cuci mobil selama sebulan. Deal"
"Astaga kejam banget punya kakak. Ok, DEAL"
Aku menghela napas lega.
"Eh sekarang giliran pake playlist gua kan, Ka?"
"Ngga"
"Lah, kemaren kan uda playlist lo"
"Bodoamat, nyalain dong"
Aku menunjukkan wajah masam yang tentu saja akan sia-sia.
"Lagu apa?"
"The man who can't be moved"
"Yailah, gimana lo bisa move on lagu lo ginian terus"
"Berisik, tidur aja sana"
Aku menyandarkan punggung ku dan menurunkan sandaran kursi berusaha mencari posisi paling nyaman, perjalanan ini memakan waktu enam jam. Untuk sesaat aku memperhatikan jalanan gelap yang semakin malam semakin lenggang. Setelah ini, Aku akan kembali ke rutinitas kampus yang membosankan. Selamat tinggal liburanku, sampai jumpa lagi lain waktu. Ku harap kita bisa bertemu lagi. Secepatnya.
Maybe I'll get famous as the man who can't be moved
Maybe you won't mean to but you'll see me on the news
And you'll come running to the corner
'Cause you'll know it's just for youKantuk menyerang tubuhku hingga akhirnya Aku terlelap.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanfictionAsya seorang gadis yang baru saja kembali dari libur pergantian semester. Ia kembali ke kota Pearson bersama Jinyoung untuk menyelesaikan studinya. Namun, di semester ini banyak sekali hal-hal yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Masa lalu atau...