Aku melambaikan tangan dan mengucapkan terimakasih kepada Jaebeom.
Aku baru saja menoleh dan akan melangkahkan kaki menuju pintu, Jinyoung muncul setengah berlari menuju perkarangan rumah.
Langkah Jinyoung terhenti setelah dia menyadari keberadaanku.
Jinyoung berjalan perlahan ke arahku mengubah tujuannya.
Kini ia berdiri dihadapanku, napasnya tidak teratur dan rambutnya berantakan, sesekali menunduk berusaha mengatur napasnya, kemudian menatapku dengan wajah bingung.
Jinyoung terlihat lelah. Kantung matanya mulai menghitam, entah apa yang sedang ia hadapi di kampusnya.
Setelah napasnya mulai teratur, Jinyoung mengusap rambutnya kasar.
"Asya"
"Hmmm"
Setelah mendengar suaraku, tubuhnya terlihat lebih tenang.
Jinyoung berbalik, menuju pintu rumah tanpa mengucapkan apapun.
Aku baru sadar sejak tadi Jinyoung menggenggam kunci mobil.
Seperti tergesa-gesa akan pergi ke suatu tempat.
Aku mengikuti Jinyoung dalam diam.
Jinyoung berjalan menuju dapur, meneguk segelas air putih dan sebutir paracetamol.
Aku mengamati di ujung dapur, berharap Jinyoung akan mengatakan sesuatu.
"Tadi gua ketiduran"
Sudah ku duga.
Jinyoung seharusnya menjemputku di kampus atau bahkan dia sudah meneror menanyakan keberadaanku karena Aku belum pulang.
Dia tidur, lalu panik saat terbangun melihat kamarku masih kosong. Tidak sempat membuka ponselnya. Dia segera mengambil kunci mobil untuk pergi ke kampusku.
"Pulang sama siapa lo?"
Tanya Jinyoung"Sama Jaebeom"
Jinyoung terdiam, menunggu penjelasan."Besok gua ceritain. Mending sekarang lo tidur"
Melihat wajahnya yang kelelahan, mengantuk, sekaligus menahan rasa sakit di kepalanya Aku tidak sanggup.
Aku mendekat ke arah Jinyoung, menuntunnya ke kamar.
Kamarnya sudah tidak berbentuk. Beberapa lembar kertas berserakan. Buku dan pakaian kotor tergeletak dimana-mana.
Aku menghela napas panjang.
"Mulai besok, tugas gua nambah"
Merapihkan kamar Jinyoung.*******
Aku tengah sibuk berkutat dengan laptop dan tumpukan buku-buku dihadapanku, ketika suara ponsel berdering nyaring.
Dering ponsel yang sudah lama ku kenal. Jinyoung.
Aku segera beranjak dari tempat dudukku menuju kamar Jinyoung dan meraih ponselnya.
Nama Jackson Wang tertera dilayar.
"Bro, he's ---- —— —-"
Suara seseorang di seberang sana sedikit berteriak di tengah-tengah alunan musik yang menggema. Aku tidak bisa mendengar suaranya dengan jelas, tapi Aku dapat memastikan ini bukan suara Jackson.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanfictionAsya seorang gadis yang baru saja kembali dari libur pergantian semester. Ia kembali ke kota Pearson bersama Jinyoung untuk menyelesaikan studinya. Namun, di semester ini banyak sekali hal-hal yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Masa lalu atau...