2

109 9 0
                                    

Aku menggeliat diatas permukaan yang lembut dan nyaman, perlahan-lahan membuka mata hingga akhirnya menyadari keberadaanku. Aku telah berada di kamarku, di rumah kedua kami yang teletak di kota Pearson. Mataku menyapu sekeliling ruang. Masih sama seperti saat ditinggalkan, hanya ada selapis atau dua lapis debu yang menghiasi tanpa izin.

Aku melihat koper merah muda di dekat pintu. Aku mendengus kesal. Mengapa Jinyoung tidak pernah membangunkan ku? Setidaknya dia tidak perlu menggendong Aku ke kamar dan mengeluarkan semua koper sendirian setelah menyetir selama enam jam.

Aku bangkit dari kasur membuka pintu kamarku, kemudian membuka pintu kamar di seberang kamarku. Aku membuka pintu perlahan-lahan, tidak ingin menggangu hanya ingin memastikan keberadaannya. Jinyoung di sana tertidur lelap, dia terlihat lelah. Aku menutup kembali pintu kamar Jinyoung dan berjalan menuruni tangga menuju dapur.

Apa yang ku harapkan, tentu saja tidak ada makanan apa-apa di dapur. Jam menunjukkan pukul 9 pagi Aku memutuskan untuk membersihkan rumah.

Pukul 11 Aku selesai membersihkan seluruh sudut ruangan kecuali kamar Kak Jinyoung tentu saja. Aku memesan makan siang melalui pesan antar, kemudian membersihkan diri.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai dan makan siang telah disajikan di meja makan. Aku kembali ke kamar untuk beristirahat.

*******

Voldemort baru saja mengucap "avadakadabra" ketika ponselku tiba-tiba berdering nyaring nama Jackson tertera di layar.

"Haloo"

"Asyaaaa, lo dimana? udah balik kan?"

"Yoi, napa kak?"

"Si Jinyoung pasti masih tidur ya?"

"Iyaa, cape banget kayaknya"

"Anjir! benerkan gua tungguin dari tadi"

"hmm"

"Lo sibuk ga Sya?"

"Ngga sih kak"

"Temenin gua nonton film barunya Marvel yok"

"Ayooooooo"

"I'll be there in fifteen minutes"

"Okayyy"

Aku segera berganti pakaian t-shirt hitam, skinny jeans hitam, dan jaket bomber merah maroon dengan sneakers Adidas berwarna putih. Ditambah dengan sedikit polesan, bedak, maskara dan lipstick . Hingga notifikasi pesan baru, muncul di layar ponsel.

"udah di depan beb"

Aku mendengus, huh dasar. Aku memasukkan dompet tipis berisi satu buah kartu dan beberapa lembar uang cash ke dalam kantong, mengenggam ponsel dan beranjak pergi.

Aku membuka pintu kamar ku.

"Mau kemana lo?"

Aku tersentak, di seberang sana Jinyoung sudah berdiri baru saja keluar dari kamarnya. Masih dengan rambut berantakan dan wajah bangun tidurnya.

"Nonton"

"sama siapa?"

Otak jahilku bekerja.

"sama pacar"

Jinyoung terdiam sesaat berusaha memastikan apa yang baru saja ku katakan.

"SEJAK KAPAN LO PUNYA-"

Bell rumah berbunyi. Tepat sekali. Thanks Jack.

Aku berlari hendak membuka pintu sekaligus berusaha menghindari pertanyaan yang akan di lontarkan. Jinyoung mengikuti di belakangku dengan kecepatan yang sama. Wajahnya bingung sekaligus memerah. Ups Aku tidak bisa menahan tawa lebih lama.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang