Mataku menyerngit berusaha mengenali sosok di depanku. Wajahnya tidak asing.
Mark.
Aku menghela napas.
"Ternyata bener lo"
"M..Mark"
Suaraku bergetar.
Mark merangkulku, menuntunku ke suatu tempat.
Napas ku mulai teratur. Aku berjalan menyesuaikan langkah Mark.
Aku menyerahkan seluruh tubuhku bergerak mengikuti ke arah mana lengannya membawaku.
Sesekali kami melewati keramaian Mark membawaku mendekat ke arahnya.
Sepertinya dia bisa merasakan tubuhku bergetar akibat ketakutan.
Kami berhenti di lorong sepi. Suara musik yang keras mulai terdengar samar.
Mark berdiri dihadapanku mengamatiku lamat-lamat dari ujung kaki hingga kepala, kemudian melepas hoodie hitam yang sejak tadi melekat di tubuhnya.
Mark mengikat hoodie tersebut di sekeliling pinggangku.
Hoodie itu terjatuh menutupi sebagian kakiku yang sejak tadi terekpose.
"Lo ngapain disini?"
Ucap Mark selagi memastikan bahwa ikatannya cukup kencang.Kini hanya kaos hitam yang melekat di tubuhnya.
"Mau jemput temen"
Aku menjawab seadanya."Sendirian?"
Aku mengangguk.
Entah apa yang Mark pikirkan. Kini dia menggenggam erat tanganku menuntunku ke suatu tempat.
Beberapa langkah kemudian Aku sadar ke arah mana kami menuju.
Aku berhenti melangkah di tengah-tengah keramaian.
Mark menoleh.
Aku menggeleng.
"Gua harus ketemu temen gua, kak"
Mark mendekat.
"I know"
Hanya dua kata. Kemudian Mark menarikku kembali.
Kami sampai di parkiran.
"Dimana mobil lo?"
Aku menunjuk ke arah mobilku terparkir.
Mark membawaku mendekat ke arah mobil, meminta kunci, membuka pintu kursi penumpang, memastikan Aku telah duduk di kursi penumpang, kemudian duduk di kursi pengemudi.
"Siapa nama temen lo?"
Aku menoleh.
"Jackson"
"Ada fotonya?"
Aku membuka ponselku dan memperlihatkan foto Jackson kepada Mark. Mark meraih ponselku.
"Tunggu disini"
Aku mengangguk.
Sepuluh menit.
Tiga belas menit.
Lima belas menit.
Waktu berjalan begitu lambat.
Kemungkinan-kemungkinan buruk mulai menghantui pikiranku.
Bisakah Mark menemukan Jackson? Bagaimana keadaan Jackson? Apakah terjadi sesuatu dengan Mark?
Dua laki-laki baru saja keluar dari pintu utama. Laki-laki tersebut menopang laki-laki lainnya yang tidak lagi memiliki kesadaran.
Aku melihat lamat-lamat dalam gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanfictionAsya seorang gadis yang baru saja kembali dari libur pergantian semester. Ia kembali ke kota Pearson bersama Jinyoung untuk menyelesaikan studinya. Namun, di semester ini banyak sekali hal-hal yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Masa lalu atau...