16

42 7 0
                                    

Mobil kami melaju dengan kecepatan seratus kilometer perjam, melalui jalan tol yang panjang, melewati pepohonan yang rindang.

Selama perjalanan Mark tidak banyak bicara, keheningan itu diisi oleh playlist milik Mark.

Mark mengurangi kecepatan, kami sudah tidak lagi berada di jalan tol, kami memasuki pedesaan di tengah hutan yang rindang.

Mobil kami terhenti di sebuah rumah tak berpenghuni yang kecil dan minimalis.

Aku melangkah perlahan mengikuti ke manapun Mark melangkah.

Mark berhenti di pinggir danau yang cukup luas. Airnya berwarna kehijauan di kelilingi pohon rindang.

Bersama langit sore dan sinar matahari yang tidak lagi menyengat menemani kami. Indah.

Aku menghela napas panjang, menikmati udara segar menyentuh paru-paru.

Kami terdiam beberapa menit, menikmati pemandangan indah dihadapan kami.

Aku menoleh ke arah Mark yang kini telah duduk di atas tanah. Aku mengikuti.

"Gua ngajak lo kesini mau bayar hutang" ucap Mark

Aku menatapnya dengan bingung.

"Pertanyaan Lo kemarin belum Gua jawab, kan?"

Ah tentang itu. Aku mengangguk.

Mark menghela napas panjang dan mulai menceritakan semuanya padaku.

Tentang Gadis itu yang kini telah ku ketahui namanya adalah Sherly. Sherly merupakan teman sekaligus mantan dari sahabat Mark. Mereka kenal sejak Sekolah Menengah Atas, kini hubungan mereka semakin dekat karena mereka kuliah di kampus yang sama.

Sampai suatu hari Sherly menghubungi Mark untuk membantunya agar dapat lepas dari kekasihnya. Hari itu, Sherly datang dengan mata sembab dan lebam di wajah dan tangannya. Mark mengiyakan permintaan Sherly karena tidak sanggup melihat keadaan Sherly saat itu.

Sherly memutuskan kekasihnya dan mulai berpura-pura menjalin hubungan dengan Mark selama dua bulan. Selama itupun Mark berurusan dengan mantan kekasihnya, dan selama itu pula Mark sering kali babak belur dibuatnya.

Mark berhenti dan menoleh ke arah ku.

"Sekarang Sherly akan menjalani hidup barunya di Hong Kong" ucap Mark tersenyum.

Mark tersenyum manis menampakkan giginya yang berbaris rapih.

Ya Tuhan. Selama menjadi partnernya baru kali ini Aku melihat Mark tersenyum.

Untuk kesekian kalinya Aku terpesona oleh visual seorang Mark Tuan.

Selain itu, senyum Mark menunjukkan ketenangan. Mungkin Mark sekarang bisa lebih tenang karena Sherly akan menjalani hidup baru, tanpa terusik oleh mantan kekasihnya yang ringan tangan.

Mark mengembalikan tatapannya ke arah danau di depan kami.

"Ada lagi?" ucap Mark kemudian.

Untuk beberapa saat Aku berpikir.

Aku merasa cukup dengan jawaban Mark dan Aku tidak bisa memikirkan pertanyaan lain.

"untuk sekarang ngga" Aku menjawab.

"kalo gitu sekarang giliran Gua" ucap Mark

"sejak kapan Lo mulai nyanyi?" lanjut Mark

Aku menghela napas dan mulai menjawab pertanyaan Mark.

Di mulai dari keluargaku yang sebagian besar suka musik, hingga karaoke menjadi salah satu kegiatan wajib keluarga selama akhir pekan. Bahkan bila kedua orang tuaku sibuk, Aku akan tetap pergi karaoke bersama Jinyoung. Bernyanyi merupakan hiburan tersendiri untukku dan keluarga.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang