To: Tante Kim
Oke Tante, nanti kabarin Asya saja kalau sudah sampai
Aku menghela napas panjang.
Semua akan baik-baik saja.
Aku akan baik-baik saja.
Aku menatap langit cerah pagi ini, ditemani segelas milkshake strawberry. Selagi menunggu jam kuliah, Aku memutuskan untuk pergi ke Classic Born menjernihkan pikiran.
Tak lama hingga Aku harus pergi ke kampus.
Aku berusaha menjalani hari di kampus seperti biasa.
Setidaknya kehadiran Bambam dan Jimin sangat membantu.
"Sya, Lo langsung pergi latihan?" tanya Jimin setelah merapihkan peralatannya
"heemm" Aku menjawab singkat
"lusa Gua nginep di rumah Lo deh, malem ini Gua pergi sama Jerry dulu ya" ucap Jimin
"oke" jawabku lagi-lagi singkat
"see ya babe, muach" ucap Jimin kemudian menghilang di balik pintu.
Aku menghela napas panjang, entah untuk yang keberapa kali di hari ini.
"Hei" suara dari arah pintu membuyarkan lamunanku.
Mark.
"Hai" Aku tersenyum kemudian menghampiri Mark.
"hari ini Aku ngga bisa latihan full" ucapku
Mark terdiam menunggu penjelasan selanjutnya.
"Aku harus jemput tante ku di bandara" Aku menjelaskan sesingkat mungkin
Mark mengangguk mengerti.
Beruntung Mark tidak bertanya lebih jauh.
Latihan berjalan seperti biasa.
Aku pergi pukul lima sore. Tepat setelah Aku menerima pesan bahwa Tante Kim telah sampai.
Butuh setidaknya tiga puluh menit untuk sampai di stasiun.
Langkahku terhenti tepat di depan sebuah cafe tempat tante Kim menungguku.
Aku menghela napas panjang, kemudian melangkah masuk.
Mataku menelusuri seluruh ruang, mencari sosok wanita paruh baya.
Entah sudah berapa lama Aku berdiri hingga diperhatikan orang-orang sekitar.
Ah, Aku bahkan tidak ingat dengan jelas wajahnya. Jadi, bagaimana bisa Aku menemukan tante Kim.
"Asya"
Seseorang menepuk pundakku pelan, Aku menoleh.
Kim Yugyeom.
Tepat di saat itu harapan dan ekspektasiku hancur. Tante Kim tidak sendiri.
Kini Aku tidak dapat merasakan apapun, kosong.
Hanya pedih yang tiba-tiba muncul, kemudian disambut oleh rasa sedih.
Rasa sakit sedalam apa yang mampu membuat matamu berkaca-kaca hanya dengan melihat wajahnya.
Sayangnya, memang sedalam itu.
Yugyeom berdiri di sampingku.
Sepertinya menyadari sesuatu yang salah, yaitu kehadirannya yang sama sekali tidak kuharapkan.
Aku mengalihkan pandanganku, tidak ingin meliat wajahnya lebih lama.
Aku menyakinkan sekaligus menguatkan diri. Cukup lama, hingga akhirnya Aku dapat sedikit tersenyum dan menjawab Yugyeom dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanfictionAsya seorang gadis yang baru saja kembali dari libur pergantian semester. Ia kembali ke kota Pearson bersama Jinyoung untuk menyelesaikan studinya. Namun, di semester ini banyak sekali hal-hal yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Masa lalu atau...