32

40 7 0
                                    

Aku terbangun merasakan kakiku menyentuh sesuatu yang keras.

Jinyoung telah duduk di ujung kasur, menatapku bingung.

Ternyata kakiku menyentuh lengannya.

"Yugyeom kesini?"

"kenapa ngga bilang?"

ucap Jinyoung

Aku bangkit dari tidurku begitu Jinyoung menyebut namanya.

"hah?" ucapku selagi berusaha sadar sepenuhnya

"Yugyeom di bawah, nyariin kamu"

Aku membuka mataku lebar-lebar dan memfokuskan pendengaran.

"Loh, bukannya udah balik?" ucapku

"Jawab dulu. Lima hari Yugyeom disini, kenapa ngga bilang?"

Jinyoung melipat kedua tangannya di depan dada.

"Mau bilang hari ini. Tapi, malah udah tau duluan"

"jadi?"

Aku menghela napas panjang sebelum akhirnya menceritakan semuanya.

"Gua tadi bingung, kok dia berani banget ke rumah" ucap Jinyoung

"Hampir Gua cincang tadi. tapi berakhir dengan Gua interogasi sejam" lanjut Jinyoung

"Dia bilang mau ngapain?"

"Temuin aja sana, biar dia yang ngomong langsung" jawab Jinyoung

"Boleh?"

Jinyoung mengangguk dan menghilang di balik pintu.

Aku membersihkan diri dengan cepat, kemudian bergegas menemui Yugyeom.

Jinyoung disana duduk di sofa panjang bermain playstations tanpa menghiraukan Yugyeom di sampingnya.

Sementara keberadaan Jackson tidak lagi terlihat.

Aku menghampiri Yugyeom.

"ada apa?" ucapku begitu sampai tepat dihadapannya.

Yugyeom mengarahkan matanya ke pintu. Aku memahami isyaratnya.

Kami melangkah keluar, kemudian Yugyeom berkata

"Sya, would you go on a date with me? For the last time"

Aku terkejut.

Aku menatap matanya lamat-lamat, berusaha menangkap maksud lain dari apa yang Ia katakan.

Namun, nihil. Matanya lagi-lagi hanya menunjukkan kesungguhan. Ia memohon dengan sungguh-sungguh.

Setidaknya itu yang ku tangkap.

Kami berdiri cukup lama.

Sepertinya Aku mampu melakukan itu, kini perasaanku terasa lebih ringan dan dadaku tidak lagi sesak.

Lagi pula, Ia bilang untuk yang terakhir kali.

Anggap saja sebagai ucapan perpisahan, terima kasih atau bahkan sebagai tanda mulainya pertemanan kita.

Aku mengangguk.

Yugyeom tersenyum.

"sekarang?" ucapku

"iyaaa"

Aku bergegas mengganti pakaian ku dan mengambil tas berisi dompet dan ponsel.

"inget jam 10" jawab Jinyoung

"siap" ucap Yugyeom

"eh kita naik apa?" ucap ku bertanya-tanya

Yugyeom mengangkat kunci yang ternyata sejak tadi sudah ia genggam.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang