22. Sakit

2.1K 96 3
                                    

Vote & komen sebanyaknya, ILY
------------------------------------

Setelah gadis itu berpamitan dengan ayahnya. Alexa langsung memasuki halaman sekolah, dia harus cepat-cepat menuju kelas Tamara sebelum bel masuk berbunyi.

Namun, tiba-tiba seseorang memanggilnya dari belakang. Sontak dia menoleh. Tio, lelaki itu sedang berjalan ke arahnya. Alexa jadi ingat bahwa dia harus mengembalikan topi milik ketua kelasnya itu.

"Buru-buru banget, mau kemana?" tanya Tio.

Alexa tidak menghiraukan pertanyaan Tio, dia membuka tasnya lalu mengambil topi hitam milik lelaki itu. Sudah dia keringkan kemarin selepas dari taman. Saat sudah berada di dalam rumah dia baru sadar kalau topi Tio masih dia pegang.

"Nih topi lo, kemarin gue kelupaan," kata Alexa.

"Oh thanks, gue juga lupa." Tio cengengesan.

Tio mengambil benda tersebut dari tangan Alexa. Kemudian memasukannya ke dalam ransel miliknya.

"Udah hampir jam masuk, ke kelas yuk," ajak Tio. Dia melihat jam yang melingkar ditangannya.

Alexa pun mengangguk, tujuannya untuk pergi ke kelas Tamara jadi tertunda gara-gara lelaki ini. Padahal dia harus segera memberi tau temannya itu soal orang misterius yang ternyata adalah Tio. Tapi yasudahlah, Alexa bisa menceritakannya saat jam istirahat.

Mereka berdua pun berjalan menuju kelas. Sampainya di ruangan tersebut, kedua insan itu pergi ke bangku masing-masing. Tetapi ada yang aneh, bangku Virgo masih kosong. Alexa pikir, mungkin Virgo belum datang. Tapi tidak biasanya jam segini Virgo belum berangkat sekolah.

"Lo pasti heran kan kenapa bangku Virgo kosong," kata Neon tiba-tiba.

Alexa menatap teman yang akrab dengan sahabatnya itu dengan pandangan bertanya.

"Dia sakit."

"HAH?!" pekik Alexa. Dia sampai menggebrak bangku karena saking  kagetnya.

"Kenapa lo kaget? Bukannya hubungan kalian lagi gak baik?" tanya Neon.

Tio yang juga ada disana mulai menyimak pembicaraan dua remaja tersebut.

Alexa kembali menetralkan keterkejutannya. Ternyata Virgo juga menceritakan hal ini pada Neon. Tidak heran, Neon adalah teman yang paling dipercaya Virgo. Jadi sudah pasti kedua lelaki itu saling berbagi masalah masing-masing. Sama seperti dirinya dengan Tamara.

"Dari kapan dia sakit?" tanya Alexa. Terlihat jelas gadis itu khawatir.

"Tadi pagi, katanya tiba-tiba badannya demam," jelas Neon. Alexa mengangguk lesu.

Neon mendekati Alexa, memegang kedua bahu gadis itu. "Gue cuma mau ngasih tau sesuatu sama lo. Sejak Lo jauhin si Virgo, dia nggak baik-baik aja."

Ucapan Neon secara otomatis terngiang-ngiang dikepala Alexa. Apa dia bisa beranggapan bahwa Neon sedang berbohong? Buktinya, dia melihat dengan jelas Virgo selalu bahagia. Dengan Paris.

•••

"Jadi gimana? Ceritain cepet!" pinta Tamara tidak sabaran. Dia sampai menunda makannya untuk mendengarkan cerita Alexa.

Dia sudah menunggu kabar dari temannya itu sejak pulang sekolah kemarin. Tapi hingga malam tiba  Alexa tak kunjung memberinya kabar. Alasannya adalah Alexa kemarin lelah sekaligus lupa.

"Sabar kek," ujar Alexa.

"Ya makanya ceritain buru! Siapa orangnya?" tanya Tamara, dia menunggu jawaban dari Alexa dengan antusias.

"Ya gitu. Ternyata orang dibalik semua surat-surat itu, si Tio," jelas Alexa santai.

Tamara, ekspresi gadis itu sudah tidak bisa dijelaskan. Dia cukup tau sedikit tentang lelaki yang dikatakan Alexa. Dan ini sulit untuk dipercaya.

"Anyink beneran? Demi apa? Tio si ketua kelas, kan?" tanya Tamara tambah heboh.

"Hish, santai aja kali. Iya, jadi dia tuh katanya tertarik sama gue," lanjutnya.

Tamara mendengus, "Pantesan, gue kadang nyiduk dia yang lagi liatin lo."

"Seriusan?" Alexa agak tersentak dengan pengakuan temannya.

Tamara mengedikkan bahu. "Ya gitu deh. Gue rasa, Tio suka sama lo," kata Tamara.

Alexa mendelik, lalu mencubit lengan temannya itu. Tamara sampai meringis sambil mengusap-usap lengannya yang menjadi sasaran cubitan Alexa.

"Sakit tau!" dengus Tamara tak suka.

"Abisnya lo ngaco sih," kata Alexa.

Tamara memutar bola matanya, "Siapa yang ngaco? Emang nyatanya gitu. Elonya aja yang kurang peka!" sargah Tamara.

"Kok malah nyalahin gue, sih?" balas Alexa tak terima.

"Gue gak nyalahin, emang kenyataan kok si Vir-"

"Bacot klean!" suara Neon membuat perdebatan kecil kedua gadis itu terhenti. Alexa dan Tamara menatap Neon dengan malas.

"Tumben gak bareng Virgo lo," ujar Tamara.

Neon duduk dikursi yang ada di depan Tamara. "Doi sakit," kata Neon.

Alexa kembali murung mendengar hal itu. Dia ingin sekali menjenguk sahabatnya tapi, apa yang akan dia katakan disana nanti? Neon dan Tamara yang melihat perubahan pada raut wajah Alexa langsung saling tatap.

Tamara mengusap punggung Alexa pelan. Seolah mengerti apa yang tengah dirasakan temannya itu.

"Jenguk si Virgo," kata Tamara.

Alexa menatap Tamara dengan sendu, "Tapi Ra, gue bilang apa nanti sama dia?"

"Hal pertama yang harus lo lakuin itu, datengin dia. Ajak dia ngomong baik-baik. Gue yang jadi penonton aja gak kuat liat kalian makin jauh kayak gini. Udah saatnya lo perbaiki semuanya," kata Tamara.

Alexa mengulum bibir. Kemudian menatap kedua temannya itu bergantian.

"Emh ya, gue bakal coba."

TBC

Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!

Padahal cuma 700 kata tapi kok panjang ya 😅

Bunga untukmu 💐

Denpasar © librafairy

Sweet Relation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang