Vote & komen sebanyaknya, ILY ❤
------------------------------------Sejak kejadian dua hari yang lalu. Sampai saat ini Virgo belum berbicara dengan Alexa. Dia pikir Alexa masih kecewa padanya. Hingga bel istirahat berbunyi mereka masih berdiam diri ditempat duduk masing-masing.
Diam-diam mereka saling melirik satu sama lain. Alexa ingin bicara duluan namun agaknya rasa gengsi yang dimiliki gadis itu terlalu besar.
"Alexa."
Terdengarlah suara itu. Virgo yang memanggil namanya dengan intonasi suara yang rendah. Untuk beberapa detik Alexa terpaku kemudian menatap lelaki disampingnya.
"Kamu masih marah?" tanya Virgo to the point.
"Virgo, denger. Gue sama sekali nggak marah sama lo. Gue cuma kecewa sama sikap lo yang makin hari bikin gue gak nyaman. Lo tau kan kalo gue paling gak suka sama orang yang bertingkah kek bocah. Lo udah dewasa, seharusnya lo bisa bersikap lebih bijak," kata Alexa panjang lebar. Mengeluarkan segala unek-unek yang dia pendam.
Virgo membeku. Bukan karena ucapan Alexa. Namun karena gaya bicara Alexa yang berubah.
"Kamu kok ngomongnya-"
Alexa dengan cepat menyela. "Gini, maaf banget kalo gue harus bilang ini. Tapi, kayaknya gue pikir kita emang lebih cocok jadi sahabat. Lo ngerti kan maksud gue?"
Gadis itu menghela nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya. "Kita udahan aja, ya?"
Bagai disengat listrik berjuta volt. Virgo langsung menahan nafasnya, lebih tepatnya tercekat. Dia tidak tau harus bereaksi bagaimana. Bibirnya seakan kaku untuk berbicara. Rasanya seperti, hampa.
Alexa dalam hati mengutuk dirinya sendiri karena dia harus mmengucapkan kalimat tadi. Akan tetapi ini untuk kebaikan keduanya. Walau dia pikir yang menjadi pihak paling tersakiti adalah Virgo. Dia tau, lekaki itu pasti cukup terkejut hingga sampai detik ini belum melontarkan kalimat apapun.
Tatapan Virgo kosong. Kemudian menatap Alexa dengan sendu. Berusaha menepis rasa sakitnya, Virgo mencoba tersenyum. Dan entah kenapa Alexa merasa sedih melihat senyuman itu. Senyuman yang ditampilkan untuk menyembunyikan kesedihan.
Akan terlihat egois jika Virgo masih ingin memaksakan keinginannya untuk tetap berhubungan dengan Alexa. Jauh dilubuk hatinya, sebenarnya Virgo juga merasa bahwa diantara mereka seharusnya tidak ada yang namanya hubungan lebih dari kata sahabat.
"Yaudah kalo itu mau lo. Gue ngerti tapi, thanks," kata Virgo.
Alexa menggenggam erat tangan Virgo dengan kedua tangannya. Jujur saja keputusan ini juga membuat dia sedih. Gadis itu menggeleng pelan.
"Kita masih bisa sahabatan kayak dulu. Kita mulai lagi dari awal, oke?" kata Alexa.
Cukup lama Alexa menanti jawaban dari Virgo. Tetapi lelaki tersebut terus saja diam.
"Lo masih sedih, ya?"
Virgo menampilkan senyum lebarnya yang dimana senyuman itu mampu membuat hati Alexa menghangat.
"Untuk sekarang mungkin iya. Tapi mudah-mudahah gue terbiasa. Lagian liat lo bahagia aja udah bikin gue seneng," kata Virgo.
Alexa tersenyum simpul. "Makasi udah tulus sama gue," ucap Alexa.
"Dan makasi juga udah mau jalanin hari-hari bareng cowok nyebelin kayak gue," balas Virgo.
"Lo kan emang nyebelin!" bantah Alexa.
Dengan senyuman yang tak kunjung pudar. Virgo mengelus rambut Alexa dari pucuk kepala hingga tangan itu berakhir mengelus pipi Alexa.
Dan terakhir, tangan Virgo beralih pada hidung mancung Alexa. Mencubit hidung mungil itu yang menghasilkan dengusan tak suka dari gadis itu.
"Virgo ih! Sakit tau!" pekik Alexa sambil menjauhkan tangan besar Virgo dari hidungnya.
Virgo tertawa keras melihat reaksi Alexa. Untuk sekejap rasa hampa yang tadi menghampirinya seakan menghilang. Mungkin mulai saat ini dia harus mulai terbiasa, seperti yang sudah dia katakan beberapa menit yang lalu.
"Dulu pipi gue yang lo cubit. Sekarang hidung gue, lo maunya apa, sih?" dengus Alexa.
"Siapa suruh punya muka gemesin? Kan bikin gue pingin cubit terus."
"Gue kan juga gatau kalo muka gue gemesin. Kalo bisa gue minta aja sama tuhan buat ganti muka gue biar gak gemesin," kata Alexa.
"Lah kenapa?"
"Biar lo nggak seenaknya nyubit-nyubit gue!"
Seakan tak puas melihat gadis itu kesal. Virgo alih-alih berkata, "Kayaknya gue bakalan tetep nyubit pipi lo deh walaupun nggak gemesin."
"Ih Virgo!" pekik gadis itu memukul lengan Virgo bertubi-tubi.
Virgo bangkit dari duduknya, meminta agar Alexa berhenti. Tapi pukulan Alexa malah tambah keras sampai mau tak mau dia harus berlari menjauhi gadis itu. Alexa pun tak mau menyerah, dia mengejar lelaki itu karena demi tuhan dia sangat kesal.
Alexa pikir setelah hubungan mereka berakhir. Yang akan ada hanya kecanggungan dan kesedihan. Tapi ternyata tidak. Justru hal ini membuat mereka bisa lebih mengetahui karakter masing-masing.
"Virgo nyebelin!" teriak Alexa.
Alexa berdiri di depan pintu kelas. Tatapannya tertuju pada Virgo yang menjulurkan lidah padanya, seakan mengejek. Wajah Virgo terlihat sangat menyebalkan. Alexa menghentak-hentakkan kakinya geram lantas lanjut mengejar lelaki itu.
"Awas ya lo!" ancam Alexa.
Namun belum berapa lama dia berlari, gadis itu sudah ngos-ngosan. Ditatapnya Virgo yang semakin menertawainya yang payah dalam hal berlari. Alexa bersumpah jika dia berhasil menangkap Virgo. Dia tidak akan segan-segan untuk memukul Virgo sampai babak belur.
TBC
Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!
Bunga untukmu 💐
Denpasar © librafairy
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Relation✔
Teen Fiction[T A M A T] Sedikit cerita tentang mereka. Terikat dengan tali persahabatan yang telah terjalin sejak kecil. Hanya karena sebuah perasaan,memberikan lika-liku pada hubungan mereka. Namun pada akhirnya semua kembali ke awal, berjalan sesuai takdir ya...