33. Would you?

1.9K 94 3
                                    

Vote & komen sebanyaknya, ILY ❤
------------------------------------

Membosankan, itulah suasana kelas itu saat mendapatkan jam pelajaran matematika. Dan ditengah-tengah kebosanan itu terlihat Virgo sedari tadi pandangannya tidak bisa lepas dari sosok Alexa. Entah kenapa dengan menatap Alexa tidak pernah membuatnya bosan, malah membuat ketagihan.

Dari sudut matanya Alexa bisa merasakan bahwa Virgo terus-terusan menatapnya, membuat dia agak risih. Tapi Alexa hanya pura-pura tidak tau.

"Lo udah sarapan?" tanya Virgo.

"Udah, kenapa?" tanya balik Alexa.

"Enggak, gapapa. Nanya aja," jawab Virgo sambil menggaruk belakang kepalanya.

Alexa berjengit sekaligus heran dengan sikap Virgo hari ini. Dari tadi ada saja hal yang ditanyakan oleh sahabatnya itu. Bukannya apa-apa, hanya saja tidak seperti biasanya.

Alexa pun kembali mencatat rumus-rumus di depan. Walaupun rasanya percuma saja karena dia tidak akan paham tapi yang terpenting ada sedikit ilmu yang bisa menempel di otaknya.

"Emh, Ca!" panggil Virgo.

Alexa menyahut tanpa menoleh lawan bicaranya, "Ya?"

Virgo menggigit bibirnya sendiri. "Eee, nggak jadi deh," kekeh Virgo ditambah cengirannya.

Alexa menutup bukunya. Lalu memposisikan badannya menghadap Virgo. Kebetulan juga guru yang mengajar sedang pergi keluar ruangan.

"Lo kenapa, sih?"

"A-anu," gagap Virgo.

"Lo aneh tau nggak hari ini," kata Alexa.

Virgo membatu. Dia juga heran dengan dirinya sendiri mengapa bisa segugup ini. Rasanya dia ingin menenggelamkan diri ke dasar lautan yang terdalam daripada diam disini bagaikan orang bodoh.

Virgo bangkit dari duduknya. Dia berjalan kemudian berdiam diri di depan kelas. Anak-anak sontak bingung dengan apa yang dilakukan oleh lelaki itu, tak terkecuali Alexa.

Puk!

Sebuah gumpalan kertas mengenai pelipis Virgo. Dia pun menoleh pada si pelaku.

"Lo ngapain disono? Ngehalangin aja, gue lagi nyatet juga!" tegur Neon.

"Diem lo, sat!" maki Virgo.

Lantas Virgo beralih menatap pada Alexa, gadis itu menaikkan dagu seolah bertanya dia akan melakukan apa di depan sana.

Virgo menghirup nafasnya dalam-dalam. Ini akan menjadi hal yang sangat mendebarkan seumur hidupnya. Suatu hal yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya.

"Jadi gini. Akhir-akhir ini gue sering dibuat deg-degan sama satu cewek-"

"Virgo! Ngapain sih?!" tegur Alexa namun Virgo tak mengindahkan ucapannya.

Virgo kembali melanjutkan ucapannya, anak-anak juga turut mendengarkan dengan seksama.

"Dia cantik, gemesin, pokoknya dia bisa bikin gue bahagia dengan caranya sendiri. Satu-satunya cewek yang pingin banget gue jaga senyumnya. Dan cewek itu adalah... Alexa, sahabat gue."

Senyap.

Semua penghuni ruangan itu dibuat tidak bisa berkutik karena pernyataan Virgo barusan.

Sedangkan Alexa langsung bungkam ditempat. Perlahan dia merasakan panas diarea pipinya. Dan demi apapun Alexa sangat sangat merasa malu dan ingin lenyap saat itu juga.

"Virgo-"

"Ca, gue gatau apa yang lo rasain tiap ada dideket gue. Tapi gue pingin lo tau kalo gue sayang banget sama lo. Sorry gue harus ngingkarin janji gue waktu kita kecil dulu. Karena sekarang, gue cinta sama lo."

Alexa sudah tidak berbentuk. Dia tercekat, dia bahagia, dan semua ini terlalu tiba-tiba.

"Dan dihadapan semua temen-temen disini gue mau denger jawaban dari lo. Ca, would you be my girlfriend?"

Deg!

"Kyaaa!"

"Terima!"

"Terima!"

Sorak teman-teman sekelasnya. Hal itu semakin membuat dia malu. Alexa ingin berteriak saja saking senangnya.

"Alexa?" Untuk pertama kalinya Virgo memanggilnya dengan sebutan itu. Terlihat sekali dari sorot matanya bahwa Virgo sangat mengharapkan jawaban dari Alexa.

"Nggak bisa kayak gini. Gue nggak mau," ucap Alexa datar.

Sontak semua yang ada disana sangat terkejut mendengar jawaban dari Alexa. Dan Virgo, bahu lekaki itu merosot. Apakah Alexa baru saja menolaknya?

Alexa maju kedepan. Dia menatap Virgo dengan tatapan datar.

"Bisa-bisanya ya lo. Bisa-bisanya lo bikin gue seneng kayak gini."

Kedua mata Virgo kembali berbinar. Dia menatap Alexa sembari berusaha menahan senyum serta gejolak yang tak tertahankan di dalam sana.

"Jadi, lo mau jadi pacar gue?" tanya Virgo meyakinkan.

Alexa mengangguk ribut. Senyumnya tak bisa dia tahan lagi. Langsung saja dia memeluk lelaki di depannya yang dibalas dengan pelukan tak kalah erat.

Riuh suara tepuk tangan pun memenuhi ruangan itu. Seolah ikut bahagia dengan hubungan mereka berdua.

"Selamat ya!"

"Ciee udah jadian."

"Pjnya jangan lupa!"

"Gue kira mereka udah pacaran dari dulu anjirr!"

Alexa dan Virgo tertawa kecil mendengar ucapan-ucapan yang ditujukan pada mereka. Virgo semakin mengeratkan pelukannya dengan tangan kanan mengelus lembut surai hitam Alexa.

"Kalian ngapain di depan?"

Suara berat itu membuat pelukan keduanya terlepas. Alexa kesal, mengapa disaat seperti ini ada saja yang mengganggu.

"Yaelah pak, pak. Yang santuy dong. Mentang-mentang ngajar matematika bapak jadi tegang terus," cibir Neon kesal yang langsung disambut oleh suara tawa teman-temannya.

"Neon, kamu gausah ikut pelajaran saya," omel pria itu.

"Yah pak, salah saya apa, pak?"

"Saya bilang keluar!"

"Ck iya, iya." Neon pun pasrah dan berjalan menuju pintu.

"Eh, kan mereka juga salah pak. Disuruh keluar juga dong biar adil," protes Neon.

"Alexa, Virgo. Keluar kalian!"

Tanpa protes lagi Virgo menarik Alexa keluar. Dan jadilah ketiga remaja itu tidak mengikuti pelajaran.

TBC

Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!

Bunga untukmu 💐

Denpasar © librafairy

Sweet Relation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang