23. Kebenaran

2K 97 12
                                    

Vote & komen sebanyaknya, ILY
------------------------------------

Disinilah Alexa sekarang. Berada dalam rumah yang sekitar seminggu tidak pernah dia kunjungi.  Pakaiannnya masih lengkap, dengan tas yang masih menggantung pada punggungnya.

"Virgo sakit apa tante?" tanya Alexa. Dia duduk disofa ruang tamu rumah itu.

Wanita berumur dengan setelan santai ala ibu rumah tangga itu meminum pelan teh hangat yang dia buat. Tak lupa secangkir untuk Alexa.

"Cuma demam biasa, paling besok udah sembuh. Ini pasti gara-gara tante kemarin nyuruh dia keluar buat beliin minyak goreng, soalnya kemarin hujan jadi tante gabisa keluar," jelas Kintan.

Alexa mengangguk paham, agak lega hatinya kala mendengar penjelasan dari wanita yang berstatus sebagai ibu dari Virgo. Setidaknya sahabatnya baik-baik saja.

"Jenguk Virgo dikamarnya gih. Oh ya, tante minta tolong buat bawain dia bubur sama obatnya. Virgo tiap sakit suka lupa minum obat," kata Kintan. Dia memberikan semangkuk bubur hangat dan beberapa obat pada Alexa.

Alexa agak tersentak mendengar ucapan Kintan. Dia terdiam untuk beberapa saat. Akan tetapi mau tidak mau dia harus mau. Lagi pula dia juga ingin menjelaskan semuanya pada Virgo. Sudah cukup. Sekarang waktunya untuk Alexa meluruskan semuanya.

"Baik tante," ucapnya final. Lantas gadis itu pergi ke kamar Virgo dengan membawa obat dan semangkuk bubur.

Seharusnya tadi dia pulang saja dulu untuk menaruh tasnya. Benda dipunggungnya itu sedikit merepotkan.

Tangan Alexa sudah memegang kenop pintu kamar tersebut. Sebelum masuk dia menetralkan nafas dan juga debaran jantungnya. Perlahan namun pasti gadis itu mulai membuka pintu kamar.

Virgo ada disana. Sedang sibuk membaca komik. Lelaki itu bahkan tidak sadar akan kedatangan Alexa.

"Aaa mama, Virgo kan udah bilang gak kau minum o-bat," rengekan Virgo memelan diakhir kalimat.

Alexa mematung ditempat. Tatapan mereka bertemu. Semaksimal mungkin Alexa bersikap santai. Dia melangkah mendekati ranjang Virgo. Lalu dia menaruh obat dan semangkuk bubur itu diatas nakas.

"Gimana mau sembuh kalo minum obat aja gak mau," cibir Alexa.

Virgo masih diam tak berkutik. Namun kali ini dia menatap Alexa datar. Alexa tidak suka itu!

"Ngapain lo kesini?" tanya Virgo ketus.

Alexa jadi ingat, dia pernah melontarkan kalimat ketus itu beberapa waktu lalu. Dimana kerenggangan hubungan mereka dimulai.

"Gu-gue ya kesini mau jengukin lo," jawab Alexa getir.

"Gausah dan makasi!" Virgo kini memalingkan wajahnya.

Alexa meremat kuat ujung roknya. Dia duduk disebelah tubuh lelaki itu. Menarik nafas dalam-dalam. Dia memaklumi sikap Virgo saat ini. Pasti sahabatnya itu masih kecewa dengannya.

"Gue juga mau jelasin sesuatu. Itu pun kalo lo mau dengerin gue, tapi kalo lo gak mau gue bisa pulang sekarang," Alexa hendak beranjak dari kasur namun tangan Virgo mencekal pergelangan tangannya.

"Gue kangen sama lo," ucap Virgo.

Seperti dibentur ribuan beton. Hati Alexa sakit mendengarnya. Sakit sekaligus bahagia. Perasaannya tidak bisa dijelaskan. Yang jelas dia manangis sekarang.

"Gue minta maaf. Gue hiks gue." Alexa tidak mampu berkata. Kerongkongannya terasa dijepit.

Virgo yang tidak tega malihat sahabatnya menangis pun membawa gadis itu kedalam pelukannya. Dapat Alexa rasakan suhu badan Virgo yang sangat panas. Efek demam.

"Gak perlu nangis. Gue bakal dengerin penjelasan lo. Asal lo tau, tiap hari gua nahan sakit karena lo terus jauhin gue," kata Virgo sembari mengelus surai Alexa.

Kemudian lelaki itu melepaskan dekapannya. Memberi waktu untuk Alexa menetralkan nafasnya.

"Sekarang lo bisa jelasin semuanya,  kan?" tanya Virgo.

Alexa mengusap air matanya. Dia mengangguk lemah. Ini yang tidak dia suka, hidungnya akan mampet jika dia manangis.

"Paris."

Virgo langsung membulatkan matanya setelah mendengar sebuah nama yang disebutkan Alexa.

•••

"Virgo lo gausah sampe kayak gini," pinta Alexa. Dia menahan lengan Virgo untuk berhenti namun tidak diubris oleh lelaki itu.

Virgo masuk seperti biasa. Padahal keadaannya baru saja membaik dan seharusnya istirahat saja dirumah. Tapi lelaki itu malah kekeuh ingin mencari Paris.

"Gue harus ngasi dia pelajaran, Ca," kata Virgo menuntut.

"Virgo please, gausah," pinta Alexa. Dia gemetar saat ini. Apa lagi mendapati Paris tengah tertawa bersama teman-teman satu gengnya disana.

"Gila sih Alexa bodoh banget," kata Viona sambil tertawa.

"Terus lo bisa deket-deket sama Virgo dong, ah gue jadi iri sama lo," timpal Friska.

"Ya jelas, gue udah makin deket sama Virgo. Gila gue seneng banget!" kata Paris bahagia.

"Paris!" bentak Virgo.

Mereka semua menoleh. Kelima gadis itu menatap Virgo dengan tatapan horor. Apa lagi Paris, gadis itu menelan kasar ludahnya. Satu diantara mereka tidak ada yang berani berkutik.

"Virgo lo-"

"Gue gak habis pikir ya sama jalan pikiran cewek kayak lo. LO UDAH GILA TAU NGGAK!" bentak Virgo, urat leher lekaki itu mencuat.

Alexa sedikit meringsut jauh. Beginilah Virgo ketika marah, sangat menakutkan. Seperti ada setan yang merasuki tubuhnya.

"Lo pikir karena akhir-akhir ini gue sering sama lo itu berarti gue tertarik sama lo, gitu?!" rutuk Virgo semakin menjadi-jadi.

"Virgo gue bisa jelasin, ini nggak seperti yang lo liat," kata Paris memegang tangan Virgo namun langsung ditepis kasar lelaki itu.

"Otak lo tuh keabisan akal atau gimana? Bisa-bisanya lo bikin persahabatan orang lain rusak karena ulah lo!" sungut Virgo. Kata-kata yang terlontar dari bibir lelaki itu sangat menyakitkan.

"Virgo udah," pinta Alexa berusaha menahan lengan Virgo.

"Gak bisa, Ca! Dia harus sadar apa yang udah dia lakuin," kata Virgo. Dia menatap nyalang pada Paris.

Sedangkan Paris. Gadis itu menunduk takut. Dan juga teman-temannya.

"Maaf," lirih Paris pelan.

"Lo minta maaf ke siapa, hah?" Nada bicara Virgo masih tak berubah. Begitu pun rasa gemetar Alexa yang tak berkurang sedikit pun.

"Virgo, gue minta maaf," ucap Paris.

Virgo berdecih, ingin rasanya dia menampar gadis ini jika saja dia tidak berusaha untuk menahannya.

"Kalo lo mau minta maaf, jangan ke gue! Minta maaf sama cewek yang ada disamping gue," kata Virgo.

Alexa menatap Virgo, lalu Paris. Alexa merasa kasihan melihat Paris yang kini menangis karena kata-kata menyakitkan dari Virgo.

Paris menatap Alexa dengan pandangan sedih. Air mata gadis itu turun semakin deras. Alexa semakin tidak tega.

"Alexa, gue minta maaf. Gue salah."

TBC

Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!

Seharusnya masih ada lanjutannya, tapi ini udah panjang banget dan aku takut kalian jadi bosen :)
Dan tolong banget kalian jangan sider :')

Bunga untukmu 💐


Denpasar © librafairy

Sweet Relation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang