32. Perasaan Virgo

2K 96 13
                                    

Vote & komen sebanyaknya. ILY ❤
------------------------------------

Setelah kejadian di bioskop dua hari yang lalu. Hingga saat ini Alexa masih terbayang-bayang akan sosok Virgo yang mencium dirinya. Pipinya akan selalu merona tiap kali mengingatnya.

Seperti sekarang, dia menyentuh permukaan bibirnya sembari tersenyum. Gejolak dihatinya begitu besar. Sulit sekali rasanya melupakan kejadian itu.

Kedua orang dewasa yang ada diruang tamu itu pun memperhatikan putri mereka dengan raut bingung. Saling tatap seolah bertanya, ada apa dengan putrinya?

"Lexa," panggil Alita. Namun Alexa tidak menyahut.

"Lexa," panggil Alita lagi kini dengan menepuk pelan putrinya.

"Emh, iya. Kenapa ma?" Alexa yang baru tersadar pun menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Mama liat Lexa senyum-senyum dari tadi, lagi mikirin apa?" tanya Alita.

Alexa menunduk malu. "Enggak, lagi seneng aja," jawab Alexa.

"Pasti lagi mikirin sesuatu nih," tuding Alita.

"Tau tuh ma, abis dari bioskop bareng Virgo dia senyum terus," kata Falex.

Alexa berjengit. "Apa sih, pa? Sok tau deh," kilah Alexa.

Falex hanya terkikik mendengar jawaban dari putrinya. Dia sangat yakin putrinya itu sedang kasmaran. Wajar dia tau, Falex lebih dulu merasakan masa muda.

"Mama masih inget nggak? Waktu kita masih muda dulu," ujar Falex.

Alexa yang tertarik dengan topik ayahnya pun dengan semangat langsung memberi beragam pertanyaan.

"Papa ketemu mama dimana? Kok bisa pacaran? Kok bisa nikah? Mama dulu waktu muda kayak gimana, pa?" tanya Alexa.

"Jadi dulu mama kamu itu la-"

"Jangan diceritain pa, mama malu ih," sargah Alita.

Pria berdarah Amerika itu tertawa karena istrinya. Tapi dia tidak menghiraukan larangan Alita dan tetap menceritakan masa mudanya pada Alexa.

"Jadi dulu tahun sembilan puluhan papa berkunjung ke Indonesia buat liburan bareng temen-temen papa. Waktu itu papa belum fasih bahasa Indonesia. Suatu hari papa ketemu sama mama kamu di indomaret, waktu itu papa nggak sengaja nyenggol mama sampe belanjaannya jatuh. Mama kamu marah-marah sama papa, papa yang nggak ngerti bahasa Indonesia cuma bisa bilang sorry sama mama. Mama cantik banget waktu muda-"

"Oh jadi sekarang mama nggak cantik?" Alita menyela.

Falex berdecak. "Nggak gitu ma. Papa belum selesai cerita."

"Terus abis itu gimana?" Alexa masih sangat tertarik mendengarkam cerita ayahnya. Dia menepuk-nepuk lengan Falex tanda tak sabar untuk mendengar kelanjutan dari cerita itu.

Falex pun melanjutkan kembali ceritanya. Sedangkan Alita memilih untuk fokus menonton televisi karena dia malu. Suaminya itu benar-benar kurang kerjaan.

•••

Diruangan yang nampak selalu terang itu. Seorang laki-laki terus mondar-mandir sejak 30 menit yang lalu. Waktu sudah hampir menunjukan pukul sepuluh malam tapi dia belum juga ingin pergi tidur.

"Ca, gue suka sama lo."

"Ca, lo mau nggak jadian sama gue?"

"Ca, lo suka juga nggak sama gue?"

"Kita pacaran, yuk!"

"Argh!"

Virgo mengacak rambutnya kesal. Inilah yang membuatnya tidak bisa tidur. Karena dari tadi lelaki itu sibuk merangkai kata untuk mengungkapkan perasaannya pada Alexa.

Ya, Virgo sadar. Sekarang dia benar-benar yakin dengan perasaannya. Dia sudah tidak ragu lagi. Virgo memiliki perasaan yang lebih pada sahabatnya, dia mencintai Alexa.

Virgo mengambil sikap berlutut persis seperti adengan film yang pernah dia tonton. Dimana seorang laki-laki akan berlutut dibawah gadisnya sembari memegang tangan sang pujaan hati.

Baru percobaan saja dia sudah merasa gugup bukan main. Bagaimana besok saat dia mengungkapkan secara langsung pada Alexa?

Namun Virgo tetap tidak mau menyerah. Dia harus tampil semaksimal mungkin besok dihadapan Alexa. Virgo menghirup nafas dalam-dalam. Ekspresinya berubah sendu. Satu tangan kanannya terulur membayangkan dia tengah memegang tangan Alexa.

"Ca, gue mau jujur sama lo. Lo tau kan Gue sayang banget sama lo. Awalnya rasa sayang gue ke elo cuma sebatas kakak adik. Tapi lama-lama tiap gue ada dideket lo, gue selalu nggak bisa ngontrol diri gue. Dan gue sadar kalo gue ternyata cinta sama lo. Ca, lo mau nggak jadi pacar gue?"

Bum!

"Gue ngapain, sih?" gumam Virgo tersadar.

Virgo seketika berdiri lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Apa-apaan itu tadi? Mengapa dia bersikap sangat menjijikan?

Tentu saja dia tidak akan menyatakan perasaanya dengan cara seperti itu. Sangat alay, namun bagaimana? Dia tidak punya pengalam dalam hal ini.

Sebuah nama terlintas dipikirannya. Neon, dia pikir temannya itu cukup jago dalam hal ini. Tidak ada salahnya meminta bantuan pada Neon meskipun rasanya masih agak ragu mengingat Neon adalah orang yang tidak bisa diandalkan.

Virgo segera mengambil ponselnya.Baru saja dia akan menekan ikon panggilan, Virgo menghentikan aksinya.

"Kalo gue minta tolong sama Neon. Yang ada nanti gue diledekin. Gak, gak boleh," gumam Virgo.

Virgo melempar ponselnya dengan asal disampingnya. Dia mengusap kasar wajahnya. Kemudian dia menatap langit-langit kamarnya. Wajah Alexa tiba-tiba terbayang, membuatnya tersenyum.

"Ca, ada hal spesial yang nungguin lo besok," gumam Virgo.

TBC

Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!

Semangat buat kalian yang PAS, semoga lancar ya ^^

Bunga untukmu 💐

Denpasar © librafairy

Sweet Relation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang