16. Orang Misterius

2.1K 106 7
                                    

Vote & komen sebanyaknya, ILY 💞
------------••••••••••••-------------

Jam istirahat hampir berakhir, beberapa murid mulai kembali ke kelasnya masing-masing. Begitu pun Alexa, dia baru saja keluar dari gudang. Iya, dia bersembunyi di gudang untuk menghindari Virgo.

Alexa masih tidak percaya bahwa dia benar-benar akan menjauhi sahabat yang sudah bersamanya sejak kecil. Tapi, ini untuk kebaikan keduanya, Alexa takut, Alexa khawatir, dia tak ingin salah satu diantara mereka celaka.

"Dengerin gue baik-baik ya. Sekali lagi gue liat lo masih deket sama Virgo, gue nggak akan segan-segan bikin salah satu diantara kalian celaka!"

Ucapan Paris waktu itu.

Paris sangat berbahaya. Alexa tak takut jika Paris mencelakai dirinya tapi, Alexa akan merasa sangat takut apabila Virgo sampai kenapa-napa.

Alexa masuk ke kelas, diruangan itu baru ada tak lebih sepuluh orang.  Gadis itu mendapati bangku Virgo yang masih kosong. Syukurlah, setidaknya dia tak akan bertemu Virgo untuk waktu yang lama. Untuk kesekian kalinya, Alexa  mendapati ada sesuatu diatas bangkunya, lagi.

Tapi kali ini agak berbeda, bukan sticky note maupun coklat lagi, melainkan sepucuk surat yang digulung dan diikat pita merah.
Sampai saat ini Alexa bingung apa tujuan orang dibalik hal ini. Seperti tidak punya kerjaan saja.

Alexa duduk dibangkunya, lima menit lagi bel masuk kelas akan berbunyi. Sebelum guru atau Virgo datang, Alexa harus segera membaca suratnya.

Hai
Kuharap harimu menyenangkan, semoga.
Aku tau kamu pasti bingung dan ingin tau siapa yang selalu menaruh coklat, bunga, dan sticky note di atas meja kamu. Maaf membuatmu penasaran. Maka dari itu, nanti saat pulang sekolah temui aku di depan gudang. Jangan takut, aku bukan orang jahat, sampai bertemu!

Alexa diam sejenak setelah membaca surat itu sampai habis. Setengah hatinya berkata untuk tidak meladeni orang ini tapi disisi lain dia juga sangat penasaran.

Didengarnya suara cekikikan Virgo dan Neon diluar, cepat-cepat Alexa melipat surat tersebut dan memasukkannya ke dalan saku. Setelahnya dia pura-pura sibuk membaca buku.

Diambang pintu Virgo menyenggol lengan Neon ketika melihat Alexa ada di kelas. Neon pun memberi isyarat supaya Virgo sebaiknya tidak bertanya apapun pada Alexa. Takutnya keadaan makin memburuk.

"Lo jangan nanya ini itu dulu sama Alexa, takutnya dia emang lagi gak mau diganggu," saran Neon.

"Tapi gue gabisa diem-dieman sama Alexa, lo tau itu kan," keluh Virgo.

"Untuk sekarang lo tahan dulu bisa kan?"

Virgo menghela nafas dan mengangguk. Neon pun duduk di bangkunya, dia duduk di depan sendirian.

Lelaki itu pergi menuju bangkunya kemudian duduk, dia mendekatkan bukunya. Tangannya yang satu lagi mengambil pulpen yang tadi dia beli.

"Lo udah makan?" tanya Virgo peduli. Dia khawatir jika ternyata sahabatnya itu tidak makan seharian ini.

"Udah," jawab Alexa tetap sibuk dengan bukunya. Dia baru saja berbohong karena nyatanya dia belum makan dan juga tidak sarapan tadi pagi. Ususnya belum tersentuh apa-apa.

"Gue harap lo gak bohong Ca," ucap Virgo. Alexa diam saja tak peduli.

Sesaat kemudian Pak Dj datang ke kelas. Dia mengambil spidol.

"Kita lanjutkan yang tadi, ambil pulpen kalian dan catat semua yang saya tulis dipapan!"

Para murid menjawab dengan ogah-ogahan namun tetap menurut. Tak sedikit pula ada yang malas mencatat dan malah memaki guru berkaca mata tersebut dengan segala macam umpatan.














JANGAN LUPA VOTE ATUH!





















Sudah waktunya pulang. Alexa segera merapikan alat-alat tulisnya. Dirasa tidak ada yang tertinggal Alexa langsung keluar kelas untuk pergi menemui Tamara. Virgo sempat manawarkan untuk pulang bersama tapi tentu saja dia tolak mentah-mentah.

Alexa memasuki ruang kelas yang mulai sepi itu. Hanya ada beberapa murid yang sedang piket, Tamara adalah salah satunya.

"Tamara!" panggil Alexa.

Tamara yang tengah menyapu dibelakang pun menoleh ke sumber suara. Alexa memberi isyarat agar Tamara mendekatinya.

"Lo belum pulang?" tanya Tamara.

"Bentar gue pulang. Gue kesini mau ngasi tau sesuatu sama lo," ucap Alexa.

"Tau nggak? Orang yang sering naroh coklat dibangku gue sekarang nyuruh gue buat nemuin dia di depan gudang, menurut lo gimana?" Alexa nampak sangat antusias menjelaskan hal itu pada Tamara.

Tamara malah mengerutkan dahinya. Tatapannya menjadi sangat serius. Dia menyandarkan sapu yang dia pegang.

"Saran gue mending lo gausah nemuin dia."

Alexa balik menatap Tamara dengan bingung. "Yah kenapa? Ini kesempatan emas lho! Kita bisa tau siapa orang dibalik ini semua."

"Iya gue tau tapi feeling gue bilang buat jangan temuin dia, jadi mending gausah ya. Gue juga khawatir nanti lo kenapa-napa," kata Tamara.

Hilang sudah harapan Alexa untuk bertemu orang itu. Dia memang penasaran tapi, melihat raut khawatir temannya itu membuat  rasa penasaranya sedikit hilang. Alexa mengerti temannya itu mencoba memberi saran terbaik.

"Yaudah deh," kata Alexa lesu.

"Lo balik sekarang? Kalo nggak keberatan tungguin gue piket dong, bentar lagi kelar," pinta Tamara.

Alexa mengiyakan permintaan Tamara. Dia lantas duduk dikursi guru untuk menunggu Tamara. Gadis itu mengambil kembali surat dari saku seragamnya, membacanya berulang-ulang.

"Lo siapa sih sebenernya?" kata Alexa pelan.

TBC

Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!

Dan juga tolong kasi vote buat cerita ini ya ^_^

Bunga untukmu 💐

Denpasar © librafairy

Sweet Relation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang